Fair Play, Belum Tersentuh Komdis

Lonjakan cukup pesat dialami tim Arema dari sisi fair play. Hingga pekan kelima Indonesia Super League (ISL) digelar, tim berjuluk Singo Edan tersebut masih belum berurusan dengan sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

Padahal, pada Ligina XIII tahun lalu, Arema bisa dibilang menjadi salah satu langganan komdis. Setidaknya, sebelas kali Arema berurusan dengan komdis dan terpaksa menerima hukuman dari lembaga pengadilan di PSSI tersebut.

Di laga pertama Arema pada Ligina XIII lalu, pemain Arema Arif Suyono langsung dikenai sanksi komdis pada saat menghadapi Persebaya pada 4 Februari lalu karena memukul pemain lawan. Akibat aksi tak sportifnya, Arif dikenai larangan tampil hingga enam kali pertandingan.

Selanjutnya, masih di awal-awal kompetisi, Arema kembali dipanggil komdis karena kostum yang digunakannya tak sesuai dengan regulasi yang diatur dalam Manual Liga Sepak Bola Indonesia (MLI).

Sedangkan pada musim ini, saat tim-tim lainnya sudah mendapatkan sanksi dari komdis, Arema belum pernah sekalipun tersentuh. Dari 18 tim yang ikut ISL, sembilan tim sudah terkena sanksi dari komdis. Mereka adalah Persiba Balikpapan, Persib Bandung, Sriwijaya FC Palembang, Persipura Jayapura, Pelita Jaya Jawa Barat, PSIS Semarang, Persik Kediri, Persela Lamongan, dan Persitara Jakarta Utara.

Sebenarnya manajemen Arema sempat dipanggil komdis pada 22 Juli lalu, namun statusnya hanya sebagai saksi. Saat itu manajemen Singo Edan dimintai keterangan mengenai Aremania beratribut yang masuk ke Stadion Jalak Harupat menyaksikan laga Arema melawan Persita pada 12 Juli lalu. Hasilnya, Aremania hanya dikenai peringatan keras agar mematuhi sanksi tak beratribut ketika masuk di seluruh stadion di Indonesia saat even resmi PSSI digelar selama 2 tahun.

Manajer Arema Ekoyono Hartono mengatakan, dirinya memang melihat adanya peningkatan signifikan pemain dalam bersikap di lapangan. Menurutnya, selain karena mental pemainnya yang sudah bagus, sikap fair play juga dikarenakan adanya perjanjian antara manajemen dengan pemain.

Dalam perjanjian itu disebutkan, pemain yang melakukan pelanggaran yang sikapnya emosional, maka pemain itu sendiri yang harus membayar sanksi denda. Baik itu denda kartu ataupun denda dari komdis. Itu akan berbeda jika pelanggaran yang dilakukan pemain bersifat technical foul, sanksi akan dibayarkan manajemen. "Kami tak mengejar predikat sebagai tim fair play. Arema hanya menginginkan agar setiap pertandingan yang dilakoni Arema bisa berjalan bagus dan sportif," ucap Ekoyono.

Kendati berusaha menjadi tim sportif, bukan berarti Arema melakukannya tanpa celah. Salah satu pemainnya Emile Bertrand Mbamba terkena kartu merah akibat menyikut pemain lawan saat menghadapi PSIS pada 2 Agustus lalu. Namun, urusan Mbamba tampaknya tak sampai berlanjut ke meja komdis karena aksi yang dilakukannya tak berniat mencederai lawannya. (JP)