Pelatih Arema Gusnul Yakin mengakui secara fair bahwa timnya memang kalah kelas saat ditaklukkan Persik Kediri 2-1 pada 11 Oktober lalu di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. Kekalahan itu bisa diterima dengan lapang dada karena wasit yang memimpin laga tersebut yakni Jimmy Napitupulu bersikap tegas dan fair play.
Karenanya, kendati timnya menderita kekalahan atas Persik, semua punggawa Arema bisa menerimanya dengan legawa. "Wasit seperti Jimmy itulah wasit yang pantas untuk memimpin ISL. Dia itu mampu membuat sepak bola merupakan tontonan yang menarik," kata Gusnul.
Tak hanya itu, kepemimpinan perangkat pertandingan yang tak memihak, mampu meredam emosi pemain di atas lapangan. Selain itu, juga bisa meminimalisir adanya keributan antarpenonton. "Laga Arema melawan Persik itu laga panas. Tapi, buktinya tak ada keributan di dalam ataupun di luar lapangan. Sebab, tim yang menang ataupun yang kalah bisa menerima hasil itu dengan ikhlas," terang mantan pelatih Persiter Ternate tersebut.
Karenanya, dia meminta kepada BLI untuk mengirimkan wasit yang benar-benar berkualitas dalam setiap laga ISL. Sehingga keributan seperti yang terjadi di Stadion Kanjuruhan (Arema versus PKT), di Stadion Andi Mattalatta (PSM versus Pelita Jaya), dan keributan-keributan di tempat lainnya tak terjadi lagi.
Selain itu, dia juga mengharapkan, agar daerah-daerah yang selama ini belum tersentuh pengawasan dari BLI bisa mendapatkan pengawasan ekstra. Salah satu daerah yang belum mendapatkan kontrol dari BLI adalah daerah Papua. Padahal, di Papua bercokol dua tim yang saat ini menguasai klasemen sementara ISL (Indonesia Super League).
Persipura kokoh sebagai capolista, sedangkan Persiwa sebagai runner up klasemen sementara. Dua tim itu juga belum sekalipun pernah tersentuh satu kalipun siaran langsung televisi bila bermain di kandangnya. Kondisi itu berbeda dengan yang diterima Arema.
Menurut Ketua Panpel Arema Muhammad Muklis, Arema mempunyai jatah 12 pertandingan yang bisa diminta BLI untuk disiarkan langsung. Padahal, siaran live televisi cukup efektif untuk mengurangi tindakan-tindakan di luar batas fair play. Sebab, dengan adanya siaran langsung, maka masyarakat seluruh Indonesia bisa menyaksikan dan menilai bobot laga yang disiarkan. "Kami sangat berharap agar wasit yang memimpin laga Arema di Papua benar-benar merupakan wasit yang berkualitas. Seperti wasit yang memimpin laga Arema versus Persik," harapnya. (JP)