Keuangan Arema dalam mengarungi Indonesia Super League (ISL) sudah bisa dibilang mapan. Dengan kondisi keuangan yang solid, pemain tak perlu khawatir mengenai masalah finansial mereka.
Bahkan, Komisaris Utama PT. Arema Indoensia Darjoto Setiawan memastikan, pemain Arema tak akan mengalami keterlambatan gaji ataupun bonus. "Di tim lain banyak pemainnya yang tak bayaran," kata Darjoto saat menyaksikan laga Persita dan Arema di Stadion Jalak Harupat pada Sabtu (12/7) lalu.
Pernyataan Darjoto ini ada benarnya. Tak hanya tim-tim medioker yang kesulitan dana. Tim-tim besar dengan sederetan pemain bintang juga masih belum jelas kondisi finansialnya. Ada yang dua bulan pemainnya tak bayaran. Juga ada tim yang pemainnya empat bulan belum terima gaji. "Pemain Arema saya jamin tak akan mengalami nasib seperti pemain di tim lain," tegasnya..
Karenanya, pria yang juga menjadi wakil komisaris utama PT. Semen Gresik ini meminta kepada Alexander Pulalo dan kawan-kawan agar konsentrasinya tak terpecah. "Pemain tak perlu memikirkan hal lain. Apalagi yang dipikirkan, keuangan Arema sudah sehat," jelasnya.
Untuk menghadapi ISL, manajemen sudah menyiapkan dana segar sebesar Rp 20 miliar. Dana itu berasal dari PT. Bentoel Indonesia Rp 10 miliar dan hibah dari Rajawali Grup Rp 10 miliar. Dana itu, lanjut Darjoto, dirasa sudah cukup aman untuk mengarungi kompetisi selama satu musim.
Dia mengharap, adanya jaminan dari manajemen mengenai keuangan Arema ini bisa memicu pemain untuk lebih berprestasi lagi.
Ronny Firmansyah, salah satu skuad Arema mengatakan, selama membela Arema dirinya belum pernah sekalipun mengalami keterlambatan bonus ataupun gaji. Sehingga dirinya bisa benar-benar fokus pada pertandingan.
Selain tak pernah mengalami keterlambatan gaji, pemberian bonus di Singo Edan juga diatur sedemikian rupa. Dan pengaturan itu dituangkan dalam masing-masing kontrak pemain. "Tim ini sudah dikelola secara profesional," ucap Ronny. (JP)