Polres Jaksel Tetap Proses Kasus PSSI

Kasatreskrim Polres Jaksel Komisaris Iwan Kurniawan mengatakan pihaknya tetap memproses kasus penipuan berupa penggunaan dua cek kosong yang dilakukan Sekjen PSSI Nugraha Besoes kepada Hotel Kaisar.

"Kami masih menyelidiki kasus tersebut. Mengenai perkembangan lebih rinci, bisa ditanyakan langsung ke penyidiknya Kanit Resmob Ajun Komisaris Joni," ujar Iwan saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (24/9).

Sebelumnya, Nugraha mengklaim sudah membereskan masalah cek kosong tersebut. Ia mengatakan hal tersebut kepada wartawan dalam acara buka puasa di Sekretariat PSSI, Selasa (23/9) malam. "Sudah. Saya sudah membereskan masalah tersebut dan sudah tidak ada masalah lagi," kata Nugraha.

Dihubungi terpisah, Joni mengatakan kasus penipuan tersebut masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi. Ditanya apakah status Nugraha akan ditingkatkan menjadi tersangka, Joni belum bisa memastikannya.

"Itu tergantung hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi. Saya belum bisa memastikan kapan penyelidikan akan ditingkatkan menjadi penyidikan. Yang jelas, polisi tetap memproses kasus ini," kata Joni yang enggan menyebutkan siapa saja saksi yang telah dipanggilnya.

Seperti diberitakan, Jumat (12/9) lalu, pihak hotel Kaisar melaporkan Nugraha ke Polres Jaksel karena membayar biaya sewa 75 kamar hotel dari tanggal 2 Juli 2008 hingga 21 Juli 2008 sebesar Rp685 juta dengan cek kosong. Kamar-kamar tersebut digunakan untuk tempat akomodasi delegasi AFF (Asean Football Federation) dan match official kejuaraan AFF U-16 Youth Championship yang diikuti oleh 5 negara Asean, Australia dan Bahrain.

Menurut Kuasa Hukum Hotel Kaisar Deolipa Yumara, pihak PSSI seharusnya membayar 50 persen biaya pada 5 Juli 2008 dan sisanya pada 18 Juli. "Seusai menginap pihak PSSI tidak kunjung membayar. Setelah ditagih, PSSI mengeluarkan cek Bank Mega dengan nomor MF 925154 senilai Rp 200 juta yang ternyata setelah dicairkan cek tersebut ditolak Bank Mega karena kosong," ujar Deolipa beberapa waktu lalu. (MediaIndonesia)

tunggu dulu pak pulisi, karena PSSI akan melunasi hutang2nya....................setelah mengumpulkan denda sana sini tentunya

Polisi Diminta Tingkatkan Status Penyelidikan Kasus Cek Kosong

Karena sudah hampir dua pekan melaporkan kasus penipuan cek kosong yang diduga dilakukan pengurus PSSI, pihak Hotel Kaisar meminta polisi segera meningkatkan penyelidikan kasus tersebut.

Hotel Kaisar yang menjadi korban penipuan cek kosong yang diduga dilakukan pengurus PSSI berharap, Polres Jakarta Selatan (Jaksel) segera meningkatkan status penyelidikan kasus tersebut.

Menurut kuasa hukum Hotel Kaisar Deolipa Yumara kepada wartawan di Jakarta pada Kamis (24/9), karena kasus tersebut telah dilaporkan hampir dua pekan, maka sudah semestinya status penyelidikannya di tingkatkan.

"Kami melaporkan kasus tersebut ke Polres Jaksel pada Jumat (12/9) lalu. Sudah hampir dua pekan kasus tersebut ditangani polisi, namun statusnya masih pada tahap penyelidikan saksi-saksi. Itu pun baru saksi dari pihak kami selaku pelapor. Sedangkan saksi-saksi dari pihak terlapor belum dipanggil," katanya.

Karena itu lanjut Yumara, pihaknya berharap polisi bisa bergerak cepat dan meningkatkan status penyelidikan menjadi penyidikan. Paling tidak hingga usai hari raya Idul Fitri. Sebab hingga saat ini, belum ada itikad baik dari PSSI untuk melakukan pembayaran guna melunasi utang sebesar Rp685 juta kepada Hotel Kaisar.

"Sampai sekarang, PSSI belum juga membayar biaya penginapan 75 kamar hotel sebesar Rp685 juta kepada klien kami. Padahal, salah satu alasan pelaporan tindak pidana penipuan ini agar PSSI segera melunasi hutangnya tersebut," sungutnya.

Seperti ramai diberitakan, PSSI dilaporkan karena membayar biaya sewa 75 kamar hotel dari 2 Juli - 21 Juli 2008 sebesar Rp685 juta dengan cek dan bilyet kosong. Meski sekjen PSSI Nugraha Besoes berkelit jika otoritas sepakbola nasional tidak memiliki rekening cek di bank mana pun.

Tapi pria yang akrab disapa kang Nug ini ikut menjadi terlapor, karena menandatangani guarantee letter tertanggal 7 Juli yang berisikan tentang cara pembayaran Hotel Kaisar yang sebelumnya digunakan untuk tamu PSSI saat menggelar kejuaraan AFF U-16 Youth Championship 2008.(Goal)

marckabanth wrote:

tunggu dulu pak pulisi, karena PSSI akan melunasi hutang2nya....................setelah mengumpulkan denda sana sini tentunya

lumayan nanti dapat sumbangan dari arema untuk membayar hutang PSSI..

Kasus Penipuan PSSI -- Hotel Kaisar Minta Polisi Tingkatkan Status Penyelidikan

Pihak Hotel Kaisar berharap Polres Jakarta Selatan meningkatkan status hukum kasus penipuan dengan cek kosong yang dilakukan oleh PSSI. Hal itu dikatakan kuasa hukum hotel Kaisar, Deolipa Yumara kepada Media Indonesia, Kamis (25/9).

"Kami melaporkan kasus tersebut ke Polres Jaksel, Jumat (12/9) lalu. Namun, hampir dua minggu kasus tersebut ditangani polisi, statusnya masih pada tahap penyelidikan saksi-saksi. Itu pun baru saksi dari pihak kami selaku pelapor. Saksi-saksi dari pihak terlapor malah belum dipanggil. Saya berharap polisi bisa bergerak cepat dan meningkatkan status penyelidikan menjadi penyidikan seusai hari raya Idul Fitri," kata Deolipa.

Ia menegaskan, peningkatan status tersebut sangat berarti karena PSSI tidak beritikad baik melunasi utang sebesar Rp685 juta kepada hotel Kaisar. "Sampai sekarang, PSSI belum juga membayar biaya penginapan 75 kamar hotel sebesar Rp685 juta kepada kami. Padahal, salah satu alasan pelaporan tindak pidana penipuan ini agar PSSI segera melunasinya," ujarnya.

Seperti yang diberitakan, PSSI dilaporkan karena membayar biaya sewa 75 kamar hotel dari tanggal 2 Juli-21 Juli 2008 sebesar Rp685 juta dengan cek dan bilyet kosong. Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes ikut menjadi terlapor karena menandatangani guarantee letter tertanggal 7 Juli yang berisikan tentang cara pembayaran hotel Kaisar.

Dihubungi terpisah, Kriminolog UI Adrianus Meliala tidak mau mengomentari apakah Polres Jaksel lambat dalam menangani kasus tersebut. Menurutnya, ada banyak hal yang membuat pihak penyidik belum juga meningkatkan status hukum dari penyelidikan ke penyidikan.

Salah satunya adalah karena perkara ini ditangani saat mendekati hari raya Idul Fitri. Ada kemungkinan penyidik kesulitan memanggil saksi-saksi karena alasan merayakan Idul Fitri.

"Waktu dua minggu sebenarnya sudah cukup. Tetapi, lebih baik ditunggu saja usai lebaran. Penyidik tidak boleh berkelit lagi untuk meningkatkan status hukum kasus ini," ujar Adrianus. (MediaIndonesia)

jangan jangan ntar disuap