Komdis PSSI Habisi Mbamba

Palu komisi disiplin (Komdis) PSSI kembali memakan korban. Kali ini striker Arema Malang Emile Bertrand Mbamba, yang harus melupakan sepakbola Indonesia, setelah diganjar hukuman berat.

Tamat sudah karir bomber Arema Malang Emile Bertrand Mbamba di pentas sepakbola nasional, setelah komisi disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman skorsing tidak boleh merumput di Indonesia selama lima tahun, serta denda sebesar Rp50 juta.

Dalam sidangnya pada Rabu (24/9) di kantor PSSI, komisi hukum otoritas sepakbola nasional secara tegas menjatuhkan hukuman maksimal kepada bomber asing asal Kamerun tersebut, menyusul tindakan tidak terpuji yang dilakukannya.

"Mbamba terbukti melakukan penyerangan terhadap wasit Suprihatin asal Magelang, ketika Arema menjamu PKT Bontang di Stadion Kanjuruhan, Malang, 13 September lalu," tutur Bernard Limbong, wakil ketua Komdis PSSI saat memberikan keterangan pers usai sidang.

"Karena yang bersangkutan sejak awal masuk kategori pemain yang non recommended, serta melihat kelakuannya selama ini yang tidak memberikan pelajaran yang baik bagi pemain lokal, maka kami jatuhkan hukuman terberat buatnya," tambah Limbong.

Dijelaskannya, selain menghukum Mbamba, Komdis juga menjatuhkan hukuman kepada Alexander Pulalo berupa denda sebesar Rp20 juta, setelah tertangkap kamera ikut melakukan penyerangan terhadap aparat pertandingan di laga tersebut.

"Tidak hanya itu, Panpel Arema pun dihukum berupa denda Rp20 juta, serta harus menggelar dua laga usiran tanpa penoton, karena mereka terbukti gagal menyelenggarakan pertandingan dengan baik."

Masih kata Limbong, dalam sidang yang diikuti seluruh anggota Komdis PSSI tadi siang, juga diputuskan dua kasus, yakni dari laga Sriwijaya Football Club (SFC) versus Persib Bandung, serta Persitara kontra Pelita Jaya, beberapa waktu lalu.

Dimana tiga ofisial Persib Bandung dikenai hukuman berupa sanksi larangan mendampingi Persib di bench pemain maupun di ruang ganti selama 12 bulan kepada Tata, pembantu umum, serta hukuman tiga pertandingan untuk Ocen (messeur) dan Zulkarnen yang juga pembantu umum Maung Bandung.

Sedangkan Panpel SFC dikenai denda Rp50 juta, karena dianggap tidak mampu menggelar pertandingan dengan baik, yang menyebabkan terjadinya pelemparan botol air mineral ke dalam lapangan oleh penonton, ketika SFC menjamu Persib.

"Untuk Persitara Jakarta Utara, Komdis memutuskan memberikan hukuman Rp200 juta, serta larangan memasuki stadion di seluruh Indonesia kepada pendukung setianya, NJ Mania, dengan menggunakan atribut dalam masa percobaan selama enam bulan," jelasnya.

Masih kata Limbong, laskar Si Pitung diberikan hukuman percobaan itu karena tindakan rasis yang dilakukan suporternya dengan meneriakkan kata-kata yang bisa mengancam terjadinya perpecahan.

"Hukuman bagi Persitara ini sifatnya percobaan. Jika dalam masa percobaan itu mereka kembali melanggar, maka hukuman tersebut secara otomatis akan berlaku. Tapi jika tidak, tentu hukuman ini dengan sendirinya gugur," tandasnya.(Goal)

apakah ada yang bisa menjelaskan ketimpangan tersebut?

setelah PACO, sekarang mbamba, kemudian siapa lagi ya dihari2 mendatang???

wes taekkkk pssi......jancokkkkkkkk........

mbambah ku...
PSSI goblok..
Angkat pedang kalian mari kita berperang...

kate nandi kon mbamba..........

MBAMBA U TETAP DI HATIKU.
LAPORKAN PSSI KE FIFA MBAMBA KARENA TELAH MEMATIKAN KARIR MU DI INDONESIA

Panpel Terusir Dua Home Plus Denda Rp 25 Juta

MALANG - Arema benar-benar dijadikan lumbung sanksi bagi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Betapa tidak, dalam sidang komdis jilid kedua untuk Arema di Jakarta kemarin (24/9), Singo Edan mendapatkan tambahan sanksi yang bisa dibilang sangat berat. Terutama bagi pemainnya Emile Bertrand Mbamba.

Striker asal Kamerun tersebut mendapatkan sanksi skorsing selama lima tahun tak boleh beraktivitas di sepak bola Indonesia. Itu artinya, Mbamba tak akan bisa memperkuat Arema selama sisa pertandingan di ajang Indonesia Super League (ISL). Tak hanya itu, mantan pemain Maccabi Tel Aviv -divisi utama Israel- tersebut juga dikenai denda sebesar Rp 50 juta.

Komdis juga menjatuhkan sanksi kepada Alexander Pulalo. Mantan kapten Arema yang saat ini masih mengalami cedera tersebut dikenai denda Rp 25 juta.

Sedangkan panitia penyelenggara pertandingan (panpel) Arema dikenai sanksi menggelar laga usiran dua laga home tanpa penonton dengan jarak 100 kilometer plus denda Rp 25 juta. Itu artinya, pada saat menggelar laga home melawan PSMS Medan (23/10) dan Sriwijaya FC (26/10) tak boleh digelar di home base-nya Stadion Kanjuruhan.

Tiga sanksi yang diberikan komdis itu menambah catatan panjang sanksi Arema. Sebelumnya pada sidang komdis jilid satu pada 17 September lalu, Singo Edan sudah mendapatkan sanksi. Yakni sanksi untuk manajer Arema Ekoyono Hartono berupa skorsing 6 bulan dan denda Rp 30 juta. Juga sanksi untuk kiper Kurnia Meiga Hermansyah yang diskorsing 12 bulan dan denda Rp 50 juta.

Semua sanksi dan denda yang diterima Singo Edan itu berkaitan dengan kericuhan yang timbul pasca-pertandingan Arema melawan Bontang PKT pada 13 September lalu. Pertandingan itu sendiri berakhir dengan kemenangan tim tamu PKT 1-2.

Wakil Ketua Komdis PSSI Benhard Limbong menjelaskan, sanksi berat yang diberikan komdis kepada Mbamba karena pemain kelahiran 1981 tersebut sebelumnya termasuk pemain asing yang mempunyai catatan buruk di PSSI. Catatan itu adalah masuknya nama Mbamba dalam daftar pemain asing not recommended (pemain asing yang direkomendasikan agar tak dikontrak oleh klub Indonesia).

Sayangnya, setelah masuk sebagai pemain yang masuk daftar hitam, Mbamba dianggap komdis tak bisa memperbaiki diri. Dia masih sering melakukan tindakan-tindakan emosional. Termasuk juga melakukan protes keras berlebihan kepada wasit Suprihatin yang memimpin laga Arema versus PKT.

Saat ini, Mbamba juga masuk sebagai pemain yang paling bermasalah. Indikasinya, dia sudah mendapatkan dua kartu merah dan empat kartu kuning selama ISL. "Dari dulu Mbamba sudah direkomendasikan agar tak dikontrak oleh klub Indonesia. Bila dia menerima sanksi yang berat, maka inilah konsekuensi yang harus diterima klub karena tak mengindahkan rekomendasi PSSI," terang Benhard.

Sedangkan untuk Alex, dia mengatakan bahwa Alex dianggap melanggar karena memasuki lapangan. Padahal, pemain asal Papua tersebut tak masuk dalam daftar susunan pemain. "Alex tak kami skorsing karena tak efektif. Toh, dia juga cedera dan tak bisa dimainkan," sambungnya.

Yang cukup aneh adalah sanksi untuk panpel Arema. Padahal, sebelumnya BLI sudah mengatakan bahwa panpel Arema sudah menggelar pertandingan dengan baik sehingga pertandingan selama 90 menit bisa digelar tanpa ada kendala. Kericuhan itupun baru terjadi setelah peluit panjang. "Bagaimanapun, pertandingan itu berakhir dengan rusuh. Jadi harus tetap diberi sanksi," tambah dia.

Skorsing komdis untuk panpel Arema ini terkesan pilih kasih bila dibandingkan dengan sanksi yang diterima PSM Makassar. Pertandingan antara PSM dan Persela yang berakhir rusuh pada 14 September lalu dan pertandingan sempat terhenti selama satu jam, komdis hanya menjatuhkan sanksi laga tanpa penonton. PSM tak dikenai laga usiran. "Kami tak membeda-bedakan sanksi antara klub satu dengan klub lainnya," dalih Benhard.

Pada sidang komdis kemarin, hadir dari Arema adalah Alexander Pulalo dan Emille Mbamba. Sedangan Muhamad Muklis selaku [anpel Arema tidak hadir karena masih sakit usai terkena lemparan penonton saat terjadi kericuhan.

KOMDIS SKORSING LIMA TAHUN

ejarah tampaknya berulang kembali di Arema. Pada penghujung Ligina VI, Juan Pacho Rubio, disanksi larangan bermain di Indonesia oleh PSSI.
Alasan ketika itu, Pacho dianggap sering berbuat ulah di lapangan. Bahkan sanksi itu langsung diberikan PSSI – waktu itu belum ada Komisi Disiplin – setelah Ligina VI berakhir.

Kemarin, lagi-lagi palu Komisi Disiplin memukul keras terhadap Arema. Komisi yang diketuai Hinca Pandjaitan itu, memutuskan larangan bermain untuk Emile Bertrand Mbamba di Indonesia selama lima tahun. Selain itu, striker Arema ini juga didenda Rp 50 juta.

Mbamba dianggap melanggar empat pasal Kode Disiplin sekaligus. Yakni Pasal 49 ayat 1B, pasal 53 ayat 1, pasal 58 ayat 1 dan pasal 60 ayat 1.

Secara otomatis, Arema tampaknya harus kehilangan Mbamba. Meski masih ada kemungkinan banding, namun sepertinya sangat mustahil komisi banding nantinya, akan membebaskan Mbamba.

Keputusan itu disampaikan Wakil Ketua Komdis, Bernhard Limbong, usai sidang Komdis di Sekretariat PSSI, kemarin. Bukan hanya Mbamba, Alexander Pulalo yang tidak ikut bermain, juga kena sanksi Rp 25 juta, karena berada di bench cadangan pemain.
Sementara untuk panpel, meski Ketua Panpel tidak hadir, namun Komdis memutuskan panpel bersalah dalam kasus kerusuhan Arema versus PKT. Sanksinya, panpel didenda Rp 20 juta, plus partai usiran untuk dua pertandingan.

‘’Partai usiran itu berlaku mulai 23 Oktober. Sementara yang lainnya, berlaku sejak keputusan ini diambil,’’ ujar Bernhard, kepada wartawan, kemarin.
Itu berarti, Arema harus menjamu PSMS Medan (23/10) dan Sriwijaya FC pada (26/10) di luar kandang singa, Stadion Kanjuruhan Kepanjen.

Sanksi-sanksi tersebut, tampaknya semakin melengkapi sanksi yang sudah diberikan kepada Arema sebelumnya. Yakni sanksi satu tahun untuk Meiga Kurnia dan enam bulan untuk Manajer Arema, Ekoyono Hartono.

Khusus untuk Mbamba, Komdis menilai, pemain keling ini sudah banyak melakukan kesalahan. Mbamba, juga dianggap melakukan tindakan tidak terpuji. Seperti memaki wasit sampai melakukan tindakan-tindakan provokatif, usai kena kartu merah.
Bukan itu saja, di awal digulirkannya Superliga, PSSI sudah memberikan ‘lebel’ not recommended, karena dia dianggap pemain bermasalah.

‘’Jadi dia sudah sangat merugikan tim dan sepak bola di Indonesia. Karena itu terserah Arema. Apalagi sejak awal kami sudah meminta dia tidak dikontrak. Tapi Arema, tetap saja mengambil dia,’’ ujar Bernhard.

Sedang untuk Alex, sebenarnya Komdis akan memberikan sanksi untuk kapten Arema itu. Hanya saja, lantaran Alex saat itu tidak bermain karena cedera, dia hanya kena denda Rp 25 juta.

Menariknya, sanksi untuk panpel diberikan setelah anggota komdis melakukan tele conference bersama M Muklis, Ketua Panpel Arema. Muklis sedianya juga dipanggil dalam sidang. Hanya saja, karena kesehatannya belum memungkinkan, Muklis dimintai keterangan lewat telepon.

‘’Kita sudah telepon Pak Muklis dan meminta keterangan dari dia. Dari keterangan itulah, panpel tetap kami anggap bersalah dan kena sanksi denda Rp 20 juta, plus partai usiran untuk dua pertandingan,’’ imbuh Bernhard yang hadir saat Arema menjamu PKT, beberapa waktu lalu (mpost)

ayo wes...sekuat tenaga kita menghancurkan PSSI
mboh yokpo carane wes...

PSSI panen besar sekaligus menghabisi tim2 seperti AREMA karena gak pernah mau buwuh ke PSSI