AKSI kerusuhan suporter di Liga Super Indonesia tentu memiliki benang merah dengan kondisi permainan di lapangan yang panas.
Aksi pemain yang kerap melakukan pelanggaran keras memaksa wasit mengambil keputusan yang merugikan klub. Kondisi ini pun menyulut emosi penonton yang kadang kurang dewasa bersikap. Ironisnya,yang banyak melakukan permainan keras dan kasar justru legiun asing. Padahal, kehadiran pemain impor seharusnya memberi contoh permainan berkualitas dalam kompetisi yang lebih sehat.Persiba Balikpapan adalah tim yang paling banyak menderita kartu kuning yang disumbang legiun asingnya.
Ketua Umum Persiba Syahril M Tahir mengatakan, banyaknya kartu kuning yang diterima klubnya tidak lepas dari karakter Pelatih Peter Butler yang memang membawa karakter permainan keras.Padahal,permainan keras ini bisa menimbulkan gelombang cedera maupun kartu kuning. “Karakter pemainan keras Persiba dipengaruhi gaya permainan sepak bola Inggris yang dibawa Butler.
Karakter ini menular kepada semua pemain sehingga terjadi banyak pelanggaran dan kena kartu. Pemain kami juga banyak yang cedera,” kata Syahril. Brima Pepitu menjadi pemain asing yang memperoleh kartu kuning terbanyak dengan empat kartu kuning. Padahal, pemain yang berposisi sebagai striker ini baru melakoni enam pertandingan dari total delapan laga Persiba.
Selain Pepitu, dua legiun asing Persiba lainnya juga mengoleksi kartu kuning, yakni Robbie Mark Gaspar dan Bruno Zandonadi masing- masing mengoleksi dua kartu kuning. Banyaknya kartu kuning jelas merugikan klub.Tak hanya harus membayar denda, mereka juga kehilangan pemain yang terkena sanksi larangan bertanding.“Kami sebenarnya sudah mengimbau agar pemain lebih berhatihati dan jangan melakukan pelanggaran keras.
Karakter pemain kantidak bisa diubah hanya dengan imbauan, tapi harus melalui pendekatan persuasif yang lama,” kata Syahril. Syahril juga mengingatkan kehadiran pemain asing ke Indonesia bukan bertujuan anarkis, tapi untuk mengembangkan permainan atraktif tingkat dunia. “Pemain asing itu kan harus menunjukkan skill, bukan permainan kasar. Kalau hanya kasar tanpa skill bagus, lalu apa bedanya pemain asing dengan pemain lokal,”katanya.
Sementara itu,striker Arema Malang Emile Bertrand Mbamba menjadi kolektor dua kartu merah terbanyak. Mbamba pun mengantongi satu kartu kuning di antara 17 kartu yang diperoleh klub berjuluk Singo Edantersebut. ”Mbamba terbiasa dengan gaya permainan seperti itu, apalagi sebelum bermain di sini. Begitu masuk ke Indonesia, dia kaget.Situasi di sini kan berbeda. Tapi, kami sudah berkali-kali mengingatkannya agar berhati-hati,” tandas Manajer Arema Satrija Budi Wibawa. (Sindo)