SKORS untuk Manajer Arema Malang Ekoyono Hartono seharusnya satu tahun. Tapi, komdis hanya mengganjarnya skors enam bulan. Pengakuan Ekoyono disebut komdis membuat hukumannya lebih ringan.
"Saya akui, saya memang melempar wasit, tapi tidak memukulnya. Nah, itulah yang saya katakan kepada komdis tadi (kemarin, Red)," ungkap Ekoyono kepada Jawa Pos kemarin (17/9).
Pengakuan tersebut sebenarnya sudah dibeberkan Ekoyono Minggu lalu (14/9) kepada beberapa media massa. Nah, sejak itu pula, dia sudah siap untuk dihukum oleh komdis atas perbuatannya. Meski begitu, Ekoyono ternyata tidak sepenuhnya kuat mendengar putusan komdis itu.
Yang membuat beban Ekoyono semakin berat adalah hukuman yang diterima Kurnia Meiga. Menurut Ekoyono, skors 12 bulan untuk Meiga terlalu berat. Dari sudut pandangnya, hukuman Meiga seharusnya lebih ringan. Usia dan kontribusinya untuk tim nasional (timnas) mestinya dijadikan pertimbangan.
"Dia kan masih muda. Hukuman itu jelas terlalu berat bagi Meiga dalam melanjutkan karirnya," ujar Ekoyono.
Apa itu berarti Ekoyono dan Arema akan mengajukan banding? Banding yang bukan saja untuk sanksi Ekoyono, tapi juga skors yang menimpa Meiga.
"Saat ini, saya belum bisa memberi jawaban. Pikiran saya masih terlalu pusing," kata Ekoyono. "Kami akan pelajari dulu materi keputusan komdis. Nanti setelah kami pelajari, baru kami bicara," sambung Muhamad Taufan, asisten manajer Arema.
Sementara itu, putusan komdis terkait dengan kerusuhan di laga Arema kontra PKT Bontang masih dirasa kurang. Itu menyusul tidak adanya agenda komdis untuk menyidangkan wasit Suprihatin yang memimpin pertandingan tersebut.
Padahal, banyak pihak yang menyebut kepimpinan wasit asal Magelang itu turut memicu kerusuhan yang mewarnai laga tersebut. "Kepimpinannya tidak ada yang patut dipermasalahkan. Pemahaman penonton saja, utamanya menyangkut offside, yang belum sempurna," dalih Hinca Pandjaitan, ketua komdis. (JP)
BANDING !!!!