Arema tetap akan menggelar pertandingan kandangnya di Stadion Kanjuruhan selama Ramadan. Keputusan untuk melangsungkan laga home di stadion milik Pemkab Malang itu sudah diputuskan panitia penyelenggara pertandingan (panpel) Arema sejak jauh-jauh hari.
Kick off yang ditetapkan Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) pada pukul 21.00 (bila ada siaran langsung) tidak membuat panpel beralih untuk memilih stadion lain. "Panpel tetap menggunakan Kanjuruhan. Kami tak berniat untuk memindahkan pertandingan ke Stadion Gajayana," kata Muhammad Muklis, ketua panpel Arema.
Menurut dia, rencana berpindahnya home base selama Ramadan dari Kanjuruhan ke Gajayana itu memang sempat mengemuka. Wacana itu muncul karena ada kekhawatiran bila pertandingan Arema tetap digelar di Kanjuruhan, penonton yang datang ke stadion akan sepi. Sebab, selama puasa, kick off dimulai pukul 20.00 bila tak ada siaran langsung. Namun, bila laga disiarkan secara live, kick off ditetapkan pukul 21.00. Waktu yang dinilai terlalu malam. Apalagi, jarak Kanjuruhan dengan pusat Kota Malang sekitar 23 kilometer ke arah selatan.
Namun, setelah melalui pertimbangan, akhirnya panpel tetap memutuskan untuk menggunakan Kanjuruhan. "Saya mempunyai keyakinan Aremania tetap akan menjubeli Kanjuruhan pada malam hari. Jangankan ke Kanjuruhan, ke Kediri atau Solo Aremania pasti mendampingi Arema," ungkap Muklis.
Pertimbangan lainnya, panpel sudah memesan tiket sejak minggu lalu. Dalam tiket itu, tertera bahwa stadion yang akan digunakan sebagai venue adalah Kanjuruhan. Panpel juga sudah memasukkan perizinan kepada pengelola Kanjuruhan untuk menggelar tiga pertandingan home selama Ramadan. Yakni menjamu Deltras Sidoarjo (7/9), Persiba Balikpapan (10/9), dan PKT Bontang (13/9). "Masak izin yang sudah kami masukkan akan kami cabut. Kemudian kami alihkan ke pengelola Gajayana. Kan tidak enak kalau itu (mencabut izin ke pengelola Kanjuruhan) kami lakukan," ucapnya.
Mengenai lampu hijau BLI yang memperbolehkan pindah stadion, Muklis menjelaskan, yang dipikirkan Arema bukan hanya tiga pertandingan selama puasa. Arema juga memikirkan laga-laga ISL (Indonesia Super League) lainnya. Sebab, antara Arema dan pengelola Kanjuruhan sudah ada kesepakatan selama satu musim. Dia khawatir, bila Arema mengingkari kesepakatan, di kemudian hari pengelola Kanjuruhan juga bisa mengingkari kesepakatan. Karena itu, dalam verifikasi ke BLI, stadion yang diajukan Arema adalah Kanjuruhan. Hasilnya, home base Singo Edan mendapatkan lisensi tertinggi dengan nilai A.
Selain itu, Muklis memprediksi, untuk mengajukan Gajayana sebagai venue selama puasa, prosesnya bisa jadi tidak berjalan mulus. Banyak prosedur yang harus dilewati. Misalnya, harus ada verifikasi lampu dan infrastruktur lainnya karena Gajayana belum pernah diverifikasi oleh BLI sebagai kandang Arema. Saat verifikasi dulu, Arema hanya mengajukan Kanjuruhan. (JP)