Duka mendalam kembali menyelimuti kandang Arema Malang.Pasukan Bambang Nurdiansyah dipaksa bermain imbang 0-0 oleh tamunya,PSIS Semarang.
Kaus hitam-hitam yang dikenakan para Aremania––pendukung Arema––sebagaipengganti kostum warna biru kebesaran mereka seolah menjadi tanda dukacita mendalam di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, kemarin. Sekitar 10.000 Aremania yang memadati stadion tidak kuasa menahan kesedihan atas kegagalan Arema.
Bahkan, menjelang menit akhir, ribuan Aremania yang selalu tertib berada di dalam stadion mulai membakar sampah-sampah yang ada di tribune sehingga beberapa titik api muncul di atas tribune, khususnya di tribune sisi utara. Berpuluh-puluh Aremaniayang masih kecewa dengan hasil imbang ini menunggu keluarnya pemain dari ruang ganti.Mereka berteriak- teriak,menuntut manajemen segera mengevaluasi dan memecat Pelatih Bambang Nurdiansyah.
Secara teknis, pola permainan yang ditunjukkan Emile Bertrand Mbamba dkk sangat cantik.Mereka selalu mengambil inisiatif penyerangan, dari sektor sayap memanfaatkan kelincahan Arif Suyono dan Fandi Mochtar. Namun, berbagai upaya penyerangan tersebut tidak mampu menghasilkan gol satu pun, karena buruknya penyelesaian akhir di muka gawang PSIS Semarang yang dikawal Agus Murod Alfarizi.
’’Permainan yang ditunjukkan anak-anak kemarin sudah bagus. Hanya, kami kurang beruntung,” kata Asisten Pelatih Joko Susilo. Selain buruknya penyelesaian akhir yang ditampilkan anak asuh Bambang.Bertrand dkkterlihatfrustrasidantertekan karena PSIS Semarang lebih menerapkan pola permainan defensif dan hanya sesekali menyerang balik.Kondisi frustrasidantertekaninimembuat barisan pertahanan Arema yang digalang Aron Nguibat dan Ahmad Jufrianto sedikit kehilangan konsentrasi.
Dengan demikian,penyerang PSIS Semarang Gaston Castano beberapakalisempat mengancam gawang Arema yang dikawal M Yasir. Bahkan, tercatat ada dua kali serangan balik cepat yang dibangun para pemain PSIS Semarang nyaris membuahkan gol karena kurang tenangnya M Yasir dalam mengantisipasi datangnya bola.
Melihat kondisi permainan utamanya di barisan penyerangnya mandul, Bambang Nurdiansyah memasukkan tambahan striker barunya, I Komang Maryawan,agar membantu daya gedor Bertrand Mbamba dan Emaleu Serge. Hingga babak kedua berjalan kondisi tetap belum berubah. Kondisi ini semakin memicu emosi para pemain tuan rumah.Pada menit ke-57 wasit M Syafei terpaksa menghadiahi kartu merah Mbamba karena telah dua kali mengantongi kartu kuning.
’’Kami sangat menyayangkan hasil imbang ini karena kami sudah bermain maksimal dari kaki ke kaki, tapi selalu gagal dalam penyelesaian. Segala upaya telah kami bangun, tapi inilah hasilnya,” ujar Asisten Pelatih Arema Malang Joko Susilo. Pola permainan bertahan yang diterapkan tim lawan, menurut Joko,sangat menyulitkan barisan depan Arema sehingga mereka sedikit frustrasi karena tetap tidak mampu menciptakan gol.
’’Berbagai upaya untuk membangkitkan semangat para pemain telah kami coba. Namun inilah hasilnya, kami kurang beruntung,” ucapnya. Mantan striker Arema Malang ini juga meminta maaf kepada para Aremaniakarena Arema kembali gagal meraih poin maksimal di kandang sendiri. Keberadaan I Komang Maryawan di barisan penyerang, menurut Joko, belum memiliki pengaruh.
Ini mengingat Komang baru beberapa hari bergabung sehingga terkadang tampak belum padu dengan pola permainan tim. Sementara itu, kubu PSIS Semarang sangat senang dengan hasil imbang ini.Menurut Pelatih PSIS Semarang Ahmat Muharya, hasil satu poin di kandang Arema sangatlah berarti, apalagi mereka baru kalah telak dari Persik Kediri.
’’Kami bersyukur dengan hasil imbang ini karena tim kami bukan tim unggulan.Apalagi,kami harus bermain di kandang Arema, yangmerupakantimpapanatas dan sangat sulit dikalahkan di kandang sendiri,”ujarnya.
Muharya mengakui sejak menit awal sudah menginstruksikan para pemainnya untuk lebih bermain bertahan dan hanya sesekali melakukan serangan balik, karena Arema memiliki pola serangan yang sangat bagus.