Finansial klub Liga Super 2008/2009 dalam kondisi ’’save our soul’’ (SOS) lantaran terpasung Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri).
Persoalan dana kini tidak hanya menjadi milik Persitara Jakarta Utara dan Persita Tangerang, hampir semua klub mulai merasakan masalah tersebut. Persib Bandung, PSM Makassar,Persik Kediri, Sriwijaya FC (SFC), bahkan Persija Jakarta dipaksa mengencangkan ikat pinggang. Persita dan Persitara sudah hampir tiga bulan tidak membayar gaji pemain.
Persib sempat menunggak gaji pemain selama satu bulan. SFC menunggak utang Rp2,4 miliar,Persik baru bisa membayar separuh gaji pemainnya bulan Juli. Persija juga sempat menunggak pembayaran gaji pemain, dan PSM terancam kolaps jika APBD sebesar Rp5 miliar tidak segera dikucurkan. ’’Tunggakan gaji aman.Namun, dana tetap kritis bila pengajuan itu tidak lekas dicairkan pemprov (pemerintah provinsi). Kami tidak tahu dana itu akan diambil dari mana.
Kami akan kehabisan dana bila harus menunggu satu bulan lagi.Ya,kalau bisa pekan ini sudah cair,”ujar Asisten Manajer PSM Suhardi Hamid kemarin. Suhardi menambahkan, costJuku Eja––julukan PSM–– terus membesar sebagai imbas dari suksesi pelatih. Problem bertambah rumit lantaran Mendagri tidak mengubah paradigmanya melalui Permendagri 59 Tahun 2007, jo Surat Edaran Mendagri Nomor 900/2677/SJ.
’’Musim ini tim tidak diperbolehkan memegang dana APBD tersebut. Untuk pencairan keuangan yang dibutuhkan tim membiayai segala sesuatunya, harus memberikan pengajuan kepada klub.Sekarang masalahnya pencairan dana yang kami butuhkan itu lebih banyak tersendat,”tambah Wakil Manajer Tim Persib Umuh Muchtar,mengeluh. Kondisi SFC tidak kalah rumit. Pembayaran gaji pemain dan pelatih yang sebelumnya sempat molor, kini kembali macet.
Besaran gaji yang dibutuhkan sebesar Rp718 juta. Jumlah itu meliputi sisa uang muka pemain yang belum lunas, mencapai Rp560 juta. Fee (uang jasa) agen untuk lima pemain asing juga belum dibayar yang mencapai Rp 400 juta. Ditambah,utang pada biro perjalanan untuk tiket mencapai Rp158 juta, katering dan pinjaman Rp600 juta dari Manajer SFC MC Baryadi juga belum dibayar. ’’Memang, sejauh ini belum ada kabar dari pengurus yayasan (YSFC).
Saya sudah melaporkan soal gaji tersebut, tapi kata pengurus tidak ada duit,’’ ungkap MC Baryadi. Nasib Persita tak kalah mengerikan. Klub berjuluk Pendekar Cisadanetersebut menyatakan klub hanya bisa bertahantanpa APBDsampaijeda kompetisi. ’’Kami sudah dilarang menggunakan APBD sejak sekarang.Kami ingin tahu laranganitu bersifatpermanen atau tidak.Sikap Mendagrimasih abu-abu. Kami tidak tahu lagi, apakah putaran kedua masih berkompetisi atau tidak.
Yang pasti,kondisi kami hampir kolaps. Bila akan bertanding, kami selalu mencari dana serabutan,” ungkap Manajer Tim Persita Andi Mulyadi. Melihat kondisi ini, PSSI terlihat pasrah. Sekjen PSSI Nugraha Besoes menerangkan birokrasi pencairan APBD terlalu ketat.Namun, titik temu diharapkan muncul saat pertemuan klub pada Jumat (29/8).
’’Kondisinya sudah sulit, meski beberapa kebijakan BLI direvisi. Pencairan APBD terlalu ketat. Berbagai cara ditempuh,tapi tetap saja tanpa hasil. Sekarang tinggal bagaimana klub menyiasatinya. Toh, timnas juga sedang kesulitan dana,” tandas Nugraha. (Sindo)
beginilah liga yang katanya SUPER itu ...