Panitia penyelenggara pertandingan (panpel) Arema mulai menyikapi serius masalah penggunaan atribut Aremania ketika laga home. Mereka tak ingin Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi tambahan terhadap klub atau Aremania akibat penggunaan atribut di Stadion Kanjuruhan.
Karena itu, panpel meminta Aremania untuk menghormati sanksi yang diberikan komdis pada Januari lalu. Yakni larangan penggunaan atribut Aremania di seluruh stadion di Indonesia dalam semua even resmi PSSI selama dua tahun. Komdis sendiri memberikan sanksi karena aksi perusakan suporter fanatik Arema itu di Stadion Brawijaya, Kediri, pada babak delapan besar Ligina XIII.
Panpel Arema tak ingin kecolongan seperti kasus yang terjadi di Stadion Jalak Harupat, Bandung. Sekitar 50 Aremania berhasil masuk stadion dengan menggunakan atribut saat pertandingan Persita menjamu Arema pada 12 Juli lalu. Akibat aksi puluhan suporter tersebut, komdis memanggil manajemen Arema pada Selasa (22/7) lusa. Manajemen Arema akan dimintai kesaksian apakah Aremania yang datang ke Jalak Harupat menggunakan atribut Aremania atau tidak.
Ketua Panpel Arema Muhammad Muklis mengatakan, dirinya akan mengantisipasi masuknya suporter dengan menggunakan atribut pada laga kandang. Untuk laga home, Arema bakal melakoni laga kandang pertama melawan Pelita Jaya pada Minggu (27/7) mendatang.
Agar tak ada kesalahpahaman antara panpel dan manajemen, dalam waktu dekat panpel mengundang semua perwakilan korwil Aremania. "Kami akan sosialisikan masalah atribut ke Aremania. Saya kira Aremania bisa menerima dengan dewasa dan bijak," ucap Muklis.
Menurut dia, Aremania tak akan mengambil tindakan-tindakan yang bisa merugikan klub. Dia juga berharap agar Aremania mampu mengulangi kreatifitasnya seperti saat babak delapan besar musim lalu di Gelora Delta Sidoarjo. Saat itu, Aremania yang sudah diberi sanksi larangan atribut berkreasi dengan menggunakan pakaian adat, pakaian takwa, dan batik.
Manajer Arema Ekoyono Hartono juga mengharapkan agar sanksi komdis ditepati Aremania. "Kalau sampai ada sanksi tambahan, yang rugi adalah Arema dan Aremania sendiri," kata dia.
Keinginan panpel dan manajemen Arema rupanya bisa dimengerti sebagian Aremania. Salah satunya Slamet, Aremania Korwil Tongan. Bila Aremania menentang larangan komdis, dia khawatir laga home Arema tak boleh disaksikan penonton. Bisa juga sanksinya berupa pengusiran tempat pertandingan. "Jadi, saya meminta agar Aremania bisa bersabar," harap dia. (JP)