Panitia penyelenggara pertandingan (panpel) Arema tak mau lagi mendapatkan sanksi ketika menggelar pertandingan di Stadion Kanjuruhan. Karenanya, mereka akan melakukan terobosan-terobosan baru untuk menghindari adanya sanksi dari Komisi Displin (Komdis) PSSI.
Terobosan itu di antaranya adalah memasang spanduk besar beruliskan no anarkis dan no rasis. "Mungkin dengan adanya pemasangan spanduk itu, penonton yang akan bertindak brutal bisa membatalkan niatnya," kata Muhammad Muklis, ketua panpel Arema.
Muklis berharap agar sanksi yang diterima panpel Arema pada tahun lalu tak terulang lagi ketika menggelar ISL (Indonesia Super League). Pada tahun lalu, sedikitnya Arema terkena sanksi dari komdis sebanyak dua kali. Yakni saat menggelar pertandingan melawan Persipura Jayapura di Kanjuruhan. Saat itu, penonto meluber hingga ke sentelban.
Selain itu, panpel Arema juga mendapatkan sanksi ketika menggelar pertandingan babak 32 besar Piala Indonesia melawan Persekabpas Pasuruan di Stadion Gajayana. Sanksi diberikan komdis karena Aremania masuk lapangan begitu pertandingan selesai. Akibatnya, beberapa pemain Persekabpas terkena pukulan oleh beberapa oknum Aremania.
Di musim ISL ini, panpel akan menggelar pertandingan pertamanya saat menjamu Pelita Jaya pada 26 Juli mendatang. "Kami berharap agar sanksi komdis tak menghinggapi panpel lagi pada musim ini. Baik pada penyelenggaraan ISL ataupun Piala Indonesia," harapnya.
Karena itu, untuk merealisasikan keinginannya, panpel akan mengajak Aremania untuk turut menjaga keamanan. Rencananya, ajakan panpel itu akan dilakukan pada sore ini bertepatan dengan launching tim Arema di Taman Rekreasi Sengkaling (TRS). "Kami berharap agar Aremania dewasa. Jika ada tim tamu yang memprovokasi, Aremania tak terpancing. Karenanya, ajakan itu kami sosialisasikan sejak dari awal," imbuh pria berkulit kuning tersebut.
Tidak hanya itu, untuk mencegah adanya kerusuhan dan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan penonton, panpel juga akan berkoordinasi dengan TNI/Polri. Menurutnya, jumlah personle keamanan tak akan mengalami peningkatan dibandingkan pada penyelenggaraan pertandingan pada tahun lalu.
Di setiap laga pertandingan musim lalu, sedikitnya panpel menyiapkan tenaga keamanan sekitar 750 personel. Mereka terdiri dari pengamanan swakarsa, match steward, TNI/Polri, petugas medis, petugas pemadam kebakaran, dan unit K-9. "Kendati tak ada penambahan jumlah personel, sistem pengamanan akan diefisienkan. Misalnya dengan menempatkan petugas di titik rawan," imbuh dia.
Muklis juga mengatakan, untuk menghindari sanksi, panpel juga akan menaati kuota tiket yang sudah ditetapkan BLI. Di setiap laga, panpel hanya akan mencetak 80 persen tiket dari kapasitas stadion yang tersedia. (JP)