Renovasi Tuntas, Gajayana Tunggu Penyerahan
MALANG - Setelah molor cukup lama, penyerahan Stadion Gajayana tinggal menunggu waktu. Dalam waktu dekat, Pemkot Malang akan menyusun jadwal penyerahan menyusul tuntasnya pembenahan 50 catatan kekurangan selama renovasi berlangsung. Termasuk 270 titik lampu scoring board atau papan skor yang menjadi catatan kekurangan terakhir pemkot.
Asisten II Sekkota Malang Sutiarsi mengatakan, kepastian jadwal penyerahan itu dilakukan minggu ini. Sebab, berdasarkan pantauan terakhir Sabtu (7/12) lalu, sudah tidak ada lagi garapan yang dinilai tidak pas. "Pantauan tim teknis renovasi Gajayana sudah sempurna. Tinggal penjadwalan penyerahan saja," kata dia kemarin.
Penyerahan Stadion Gajayana dari PT MTO (Mustika Taman Olympic) selaku kontraktor kepada Pemkot Malang ini mengalami proses panjang. Target awal, renovasi stadion yang dijadwalkan tuntas November 2007 molor. Akhirnya, akhir Desember 2007, PT MTO bersama pemkot menyusun adendum tahap II. Isinya, renovasi diperpanjang sampai Juni 2008.
Juli 2008, MTO menyerahkan renovasi stadion, tapi pemkot menolak karena masih ada 50 catatan garapan belum selesai. Satu bulan kemudian, MTO menyerahkan kembali. Namun lagi-lagi ditolak karena banyak lampu papan skor yang mati. Bahkan, pada bulan itu pemkot meminta satu garapan di luar perjanjian, yaitu pemasangan pagar di tribun barat lantai II.
Ternyata, itu bukan akhir garapan yang harus diselesaikan MTO. Sebab, September 2008, tim teknis pemkot menemukan sepuluh titik kebocoran di atap tribun barat. Finalnya, Oktober lalu, renovasi stadion itu diserahkan kembali, tapi pemkot masih menolak karena lampu-lampu papan skor belum terpasang. "Sekarang tidak ada catatan lagi karena catatan terakhir hanya di lampu papan skor dan kami pantau sudah selesai digarap," ucap Anis -sapaan Sutiarsi.
Disinggung soal molornya jadwal renovasi, Sutiarsi menegaskan bukan persoalan. Menurut dia, yang lebih penting adalah kualitas garapan. Apalagi, Stadion Gajayana merupakan fasilitas publik. "Kalau asal dikerjakan tapi kualitas jelek, sama saja tidak ada gunanya direnovasi. Lebih baik target dihilangkan tapi pekerjaan bagus," ujar dia.
Ade Herawanto -salah satu anggota tim teknis Pemkot Malang- menambahkan, lampu papan skor rusak karena selama ini tak dilengkapi sistem pengaman atau stabilizer. Padahal, untuk sekelas Stadion Gajayana, stabilizer harus disediakan. Apalagi sistem kelistrikan stadion tak hanya menyangkut lampu papan skor, tapi juga aset lain. "Naik turunnya daya listik penyebab utama matinya lampu-lampu papan skor," beber dia.
Berdasarkan data yang dikantongi tim teknis, ada sembilan modul lampu papan skor rusak. Dalam satu modul, sedikitnya terdapat tiga puluh titik lampu. Dengan begitu, sebanyak 270 titik lampu di sembilan modul rusak dalam papan skor berukuran 4 x 8 meter tersebut. Dibandingkan jumlah modul yang mencapai ratusan, sebenarnya kerusakan tersebut tidak begitu berpengaruh, tetapi tetap saja mengganggu tampilan skor pertandingan. "Karena lampu-lampu sudah terpasang, dalam waktu dekat akan dilengkapi stabilizer. Tentu saja harus ada tim maintenance untuk menjaganya," ungkap Ade.
Untuk menyiapkan tim pemeliharaan aset stadion tersebut, dalam waktu dekat, akan diselenggarakan kursus singkat tentang sistem kelistrikan. Ke depan, operasional maintenance tidak hanya menangani lampu-lampu di papan skor saja, namun semua aset yang bersinggungan dengan sistem kelistrikan. Termasuk sound system yang segera dirancang permanen. (nen/yn)