Wasit harus lebih tegas pimpin pertandingan. Sikap wasit yang tidak tegas menjadi menjadi salah satu pemicu utama keributan pertandingan sepak bola di Indonesia.
Dalam acara Lokakarya Media yang digelar Badan Liga Indonesia (BLI) PSSI di Hotel Sultan Jakarta 3 - 5 Juli, kinerja wasit Liga Indonesia mendapat sorotan utama. Pada acara ini hadir Direktur Kompetisi BLI Djoko Driyono dan perwakilan sponsor Liga Super Indonesia, Yunanto Ali.
"Kinerja wasit perlu direvisi jika secara jelas menimbulkan biang kerusuhan,” jelas Joko Driyono yang hadir sebagai nara sumber.
Dalam acara ini, peserta yang hadir dari kalangan wartawan juga sepakat kasus kerusuhan selama ini juga disebabkan ketidaktegasan wasit. Alasan ini nyata ketika pertandingan babak delapan besar antara Arema Malang dan Persiwa Wamena di Stadion Brawijaya Kediri, kompetisi musim lalu. Wasit Djajat Sudarjat menganulir tiga gol Arema, meski satu gol di antaranya memang dicetak pemain yang dalam posisi offside. Anehnya, hakim garis justru mengatakan gol Arema sah. Ketidaktegasan itu, menyebabkan terjadi kerusuhan, khususnya suporter Arema yang membakar dan menghancurkan fasilitas pertandingan.
Selain itu, dugaan adanya praktik pemesanan wasit tertentu untuk memimpin pertandingan, membuat pengadil lapangan menjadi tidak netral dalam melaksanakan tugasnya. " Untuk masalah yang satu ini sangat tidak mungkin menceramahi moral wasit dalam sepak bola nasional karena memang ada bidang yang menanganinya, yakni komisi wasit Indonesia," imbuh Direktur Kompetisi BLI, Djoko Driyono.
Tindakan tidak sportif yang membuat wasit dihukum namun tidak pernah diumumkan kepada publik, juga menjadi pertanyaan wartawan. Jika pemain dihukum karena tindakan indisiplin lalu dipublikasikan lewat media massa, mengapa hal semacam itu ditabukan terhadap wasit.
Djarum ISL yang didukung PT Djarum Indonesia, menjelaskan pihaknya tidak bisa menekan pihak BLI untuk menyelasaikan masalah ini. "Kami dari sponsor tidak mampu menjadi penekan bagi BLI, karena hal ini menyangkut masalah teknis”, tutur Yuanto Ali yang mewakili PT Djarum Indonesia.(MediaIndoensia)