Hentikan Kompetisi!

Pelaku kompetisi sepak bola di negeri ini butuh shock therapy.Salah satunya adalah menghentikan kompetisi guna meredam perilaku agresif mereka.

Peringatan pencekalan kompetisi sudah diberikan aparat kepolisian sebagai respons meningginya insiden anarkistis seluruh pelaku sepak bola.Kemarin giliran Sekretaris Menegpora (Sesmenegpora) Toho Cholik Mutohir yang bersuara.

Bahkan,Toho memiliki ide sangat radikal; yaitu menghentikan kompetisi untuk sementara waktu. Penghentian itu bertujuan memberikan waktu bagi elemen sepak bola berkonsolidasi.

Sebab, track sepak bola sudah banyak bergeser dan menjadi alat politik. ’’Terapi sangat dibutuhkan di kompetisi. Liga Super harus dihentikan satu atau dua pekan untuk memberikan kesempatan mereka berdiskusi.

Kesepakatan baru untuk menekan perilaku anarki harus ada. Pelaku sepak bola harus bersikap tertib, baik di dalam maupun di luar venue. Mereka harus kembali pada basic olahraga, yaitu bersikap fair.Sepak bola juga jangan dijadikan sebagai alat politik,” tandas Toho.

Toho menilai,solusi itu paling rasional dilakukan dibanding harus menghentikan kompetisi sampai akhir kompetisi. Sekalipun negeri ini memiliki pengalaman menghentikan kompetisi setelah musim 1997/1998.

’’Kami berharap kalau pun kompetisi dihentikan, itu tidak permanen.Keputusan itu akan menimbulkan efek yang besar.Namun, semua itu kembali pada sikap masing-masing. Sebab, jaminan untuk meneruskan kompetisi tanpa kerusuhan harus diberikan.

Kami akan berbicara dengan PSSI.Kami sadar banyaknya pertandingan yang berakhir rusuh sudah menjadi fenomena global,”lanjutnya. Sebenarnya,ide menghentikan kompetisi itu tidak perlu muncul jika seluruh aktor sepak bola berlaku rasional.

Mereka harusnya menjunjung tinggi sportivitas dan tidak lagi mengedepankan primordialisme. ’’Sikap agresif muncul lantaran primordialisme daerah yang kental.Sekarang, dalam pembinaan, bukan hanya menonjolkan unsur teknik, melainkan nilai respek, menghargai, dan fair harus tertanam sejak dini,”katanya.

Sementara itu, Pelatih Persija Jakarta Danurwindo menilai,penghentian kompetisi bukan barang tabu. Dia kemudian mengambil contoh Seri A Italia yang pernah dihentikan sekitar tiga pekan. Keputusan itu diambil FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) saat seorang suporter AC Milan tewas di depan Stadion Luigi Ferraris, markas Sampdoria, pada 1996.

Sekalipun, meninggalnya suporter tersebut murni kriminalitas dan tidak ada kaitannya dengan pertandingan tersebut. ’’Pemerintah Italia waktu itu bersikap tegas dengan menghentikan kompetisi selama tiga pekan.

Kalau sudah sepertiitu,semuaakanmerasakan dampaknya.Bukan hanya pemain, klub, atau suporter, media juga terkena imbasnya. Bisa saja keputusan itu diterapkan di sini, tapi harus dikaji lebih mendalam.

Jangan asal mengambil keputusan, efeknya tidak menguntungkan. Ya, semua pihak harus introspeksi, ”tandasnya. (wahyu argia)

Siiiiiiiiiip

Wis buyar ae

setelah
b
u
y
a
r
langsung aj

BUTUH "SATRIO PININGIT" YANG BARU dalam dunia Persepak Bolaan INdo...!!!

buyar buyar...
gak ono ISL2an..
masio di ganti jenenge pancet ae..liga keat..
lha wong PSSI ne koyok

MANDEK DISEK KOMPETISINE

EWUL HEWUS'E ,UHAT SITEP'E,SATE 02'E,AQUA JOS'E .YO MANDEK PISAN GAK DODOL DISEK

mending ngunu ae...tp lek 2 minggu koyoke gak ngefek blas..mending satu kompetisi penuh..gawe intropeksi diri....gawe persiapan sing lbh mateng..

nggae liga tandingan sekelas ISL tapi peserta wajib yang non plat merah...
opo mungkin gak disetujui mbek PSSI yo?
lek gak disetujui yo nggae PSSI tandingan pisan..

suga_ngawalulub wrote:

nggae liga tandingan sekelas ISL tapi peserta wajib yang non plat merah...
opo mungkin gak disetujui mbek PSSI yo?
lek gak disetujui yo nggae PSSI tandingan pisan..

angel ga, saiki hampir 90 % klub sepakbola ndek Indonesia iku plat abang, mek segelintir kulb sing berdikari aliyas suwasta, contone AREMA ... angel lek peserta e harus yang bukan plat merah

LEk menurut uneg2 ku ngene ....
Nggae liga tandingan pesertanya tidak harus yang sekelas ISL sekarang...
pokok mereka TIM yang merasa dirinya tidak menggantungkan kehidupannya ke dana APBN dipersilahkan ikut
masalah insfrastruktur stadion untuk sementara tidak di permasalahkan. itu semua urusan penyelenggara dimana penyelenggara iki tandingane PSSI. Tidak dipermasalahkan bukane TIm tersebut enak2..boleh sementara TIm2 peserta itu main dikandang siapa yang layak. Mungkin kalo lihat kata2 TIM yang merasa dirinya tidak menggantungkan kehidupannya ke dana APBN dipersilahkan ikut. aku mengira kalo pikiran nawak2 kabeh "lho lek ngono tim kampung oleh " seng dimaksud nggak gitu.. ngertilah sendiri ya..gak usah diperjelas lagi..tim koyok opo mungkin sampean seng luweh ngerti.
Disini penyelenggara harus mempunyai terobosan2 yang selama ini tidak ada dalam PSSI seperti penyelenggara ini paling tidak turut serta membangun stadion TIM yang ikut tersebut. Tidak masalah TIM pesertanya cuma kurang dari 10 gak masalah asalkan LIGA berjalan dengan profesional.
Terus kalo ingin membuat PSSI tandingan mungkin gak?
lek menurutku seh gak masalah. PSSI tandingan ini sudah tidak ada hubungan lagi dengan PSSI aslinya.
Mungkin pemerintah juga setuju jika ada tandingannya PSSI, itu kalo melihat dari gemesnya gregetennya pak menegpora terhadap PSSI sekarang.

mbulet yo...