Pengajuan manajemen Arema untuk menggunakan Stadion Gajayana sebagai venue laga usiran ditolak Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI). Penolakan BLI dikarenakan stadion yang diajukan Arema masih berada di dalam Kota Malang.
Padahal, jelas Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono, sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menyatakan, laga usiran Arema harus dilakukan di luar Kota Malang. "Berdasarkan SK (surat keputusan) Komdis itulah, BLI menolak permintaan Arema," kata Joko.
Dalam SK Komdis No. 58/KEP/KD/ISL-I/IX-08 tentang hukuman untuk panpel Arema, laga usiran dua home terdekat Arema harus dilakukan di luar Kota Malang. Dua home terdekat Arema adalah 23 Oktober menghadapi PSMS Medan dan 8 November menjamu Sriwijaya FC Palembang. Dan sanksi dari komdis untuk panpel Arema tak bisa diajukan banding.
Arema sendiri, ungkap Joko, sudah mengajukan dua stadion alternatif ke BLI. Yakni Stadion Gelora Delta Sidoarjo dan Stadion Tri Dharma Gresik. Kedua stadion itu, lanjut pria asal Ngawi tersebut sudah memenuhi standar verifikasi Indonesia Super League (ISL).
Hanya saja, ada persoalan bila Arema ingin menjadikan Gelora Delta sebagai stadion alternatif. Sebab, pada waktu yang bersamaan, stadion kebanggaan masyarakat kota udang tersebut digunakan Deltras untuk menjamu lawan-lawannya. Menilik ucapan Joko, besar kemungkinan laga usiran Arema akan digelar di Gresik.
"Selasa (14) nanti, kami akan putuskan stadion mana yang bisa digunakan untuk menggelar laga usiran," tambah pria yang pernah menjadi manajer Pelita Jaya tersebut.
Panpel Arema Muhammad Muklis mengatakan, sebenarnya selain mengajukan Gelora Delta dan Tri Dharma, panpel menginginkan agar laga bisa digelar di Stadion Brantas Batu. Hanya saja, keinginan panpel Arema tersebut tampaknya tak bisa direalisasikan. Sebab, ungkap Joko, stadion milik Pemkot Batu tersebut masih belum memenuhi standar yang ditetapkan ISL. Misalnya adalah masalah lampu. "Stadion di Batu dan Madiun tak bisa digunakan. Karena tak sesuai dengan verifikasi," tegas Joko.
Menurutnya, laga usiran tanpa penonton tak bisa digelar di semua stadion ataupun lapangan seperti pada kompetisi-kompetisi sebelumnya. "Jadi, pertandingan bukan hanya sekadar tanpa ada penonton. Tapi harus memenuhi semua apsek, termasuk kelayakan stadion," sambungnya. (JP)