Bau Korupsi di PSSI?

Tabloid Bola-Selasa, 23 September 2008

Mencuatnya kasus utang-piutang antara PSSI dan sejumlah hotel
menunjukkan ada yang salah di dalam tubuh organisasi tertinggi
sepakbola Tanah Air itu, terutama menyangkut pengelolaan keuangan.
Benarkah ada korupsi di PSSI?

Tudingan tersebut beralasan mengingat kalau dihitung, pendapatan PSSI
dari sponsorhip, bantuan FIFA, AFC, dan AFF, kontrak siaran langsung
serta apparel, dan hal lain menembus angka puluhan miliar rupiah.

Itu lebih dari cukup untuk menutupi utang ke Hotel Kaisar, Sultan,
maupun Kartika Chandra untuk keperluan akomodasi turnamen
internasional yang digelar di Jakarta beberapa bulan silam. Wajar
banyak pihak bertanya ke mana uang tersebut. Sayang PSSI tak pernah
mengekspos secara terbuka kondisi keuangan mereka ke publik, sehingga
masyarakat tak pernah tahu seberapa besar pemasukan dan pengeluaran
mereka.

Pernyataan Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, yang menyebut keuangan PSSI
selalu defisit, patut dipertanyakan. Tak ada laporan tertulis dari
akuntan publik yang mendukung pernyataan tersebut. Sayang, semenjak
kasus utang mencuat ke permukaan, Nugraha kian sensitif. Dia pun
terkesan ogah-ogahan meladeni wawancara yang dilakukan BOLA.

Dia kesal karena penghasilan sebesar Rp 50 juta per bulan sebagai
Sekjen PSSI terekspos ke publik. "Itu hal yang sensitif. Soal gaji
tak perlu disebut-sebut di koran," ungkap Nugraha dengan ketus.

Aksi Nugraha dinilai berlebihan karena sebagai organisasi publik,
sudah sepatutnya PSSI bersikap transparan agar tak timbul dugaan
negatif penyalahgunaan wewenang oleh oknum pengurus. Seperti halnya
FIFA, yang mengumumkan neraca keuangan tahunan di situsnya.

"Saya membaca gelagat PSSI telah salah langkah dalam mengelola
keuangannya, " ungkap Tondo Widodo, mantan Bendahara PSSI.

"Sebagai organisasi publik, PSSI harus transparan," imbuh Saleh
Mukadar, Ketua Umum Persebaya.

Pelaporan Berlanjut

Pada sisi lain, proses pelaporan yang dilakukan manajemen Hotel
Kaisar kepada Nugraha ke polisi atas dugaan tindak penipuan terus
bergulir. Kamis (18/9), pihak manajemen hotel datang ke kantor Polres
Jakarta Selatan untuk memberikan keterangan sebagai korban.

Kasus dugaan penipuan ini mencuat setelah PSSI memberikan cek kosong
atas nama panpel Piala Kemerdekaan kepada Hotel Kaisar sebagai alat
pembayaran atas penggunaan kamar untuk para peserta Piala AFF U-16
bulan Juli.

Nugraha sebelumnya menyebut tudingan itu salah alamat. Menurut dia
bukan PSSI yang bertanggung jawab untuk membayar utang tersebut.

Kondisi ini terjadi karena sebelumnya ada pihak ketiga yang bernama
Indra Maulana, yang bersedia membayar utang di hotel tersebut.
Pasalnya Indra mendapatkan kesempatan untuk mencarikan sponsor di
Piala AFF.

Argumen itu dimentahkan pihak Hotel Kaisar. Menurut Deolipa Yumara,
kuasa hukum hotel tersebut, tidak ada satu pun pasal yang menyebutkan
kewajiban pembayaran dilakukan pihak selain PSSI.

"Semua atas nama PSSI. Pemberian surat jaminan pembayaran utang juga
ditandatangani Sekjen PSSI. Jadi wajar kami menuntut
pertanggungjawaban kepada manajemen PSSI, khususnya Nugraha Besoes,
yang saat ini menjadi pemimpin aktif PSSI," tegasnya.

Menurut Deolipa, dalam waktu dekat pihak berwajib akan mendengarkan
keterangan PSSI. "Kita lihat siapa yang benar. Yang pasti kami
mengantungi bukti kuat yang menyudutkan mereka," ujar Deolipa.

Bahkan tak hanya Hotel Kaisar. Hotel Sultan, yang diutangi Rp 1,232
miliar untuk keperluan akomodasi Piala Asia 2007 juga menuntut PSSI.
Konon tunggakan PSSI di Piala Asia 2006 itu tak hanya menyangkut
akomodasi hotel, tapi juga ke pihak-pihak lain yang berwenang
menangani urusan transportasi dan prasarana kesehatan, seperti
ambulans dan penyediaan jasa kesehatan.

"Hingga saat ini saya hanya diberi janji-janji surga," ungkap salah
satu orang yang diutangi PSSI, yang minta namanya disimpan. (Ario
Yosia/cw-5/Fahrizal Arnas)

In defence of revolution

Kalaupun akhirnya harus berakhir rusuh, bersiaplah. Apapun yang terjadi.
Perjuangan tidak akan selalu didasarkan atas diplomasi.
Suatu saat revolusi harus berakhir dengan senjata.
Kalaupun diperlukan gerakan revolusioner, hanya gelombang revolusioner yang mampu memaksa salah satu Kekaisaran paling kolot di Organisasi tertinggi sepakbola Indonesia untuk turun tahta.
Kaum suporter seringkali dipandang sebagai elemen terbelakang dalam gerakan revolusioner.
Eks Galatama seringkali memandang klub konvensional(perserikatan) dalam hidup mereka sebagai penghalang bagi aktivitas revolusioner mereka.
Kubu liberal memandang tidak seharusnya suporter terlibat dalam aktivitas revolusioner dan mengarahkan suporter pada aktivitas politik bertema Pilkada.
Kaum konservatif yang paling parah, memandang gerakan aksi revolusioner suporter dengan jijik, tapi sekaligus berusaha mengorganisir suporter agar tetap terpenjara oleh semboyan "kasur, dapur dan sumur".

tapi yang kita dengungkan itu apa REFORMASI apa REVOLUSI ?

ada artian tersendiri dalam dua kata tersebut

Reformasi untuk personelnya,
revolusi untuk sistemnya.

kayaknya terlalu gegabah untuk memakai kata REVOLUSI

REVOLUSI adalah perubahan sesuatu (mboh iku ngrubah sistem ataupun apapun) secara frontal dan membutuhkan pengorbanan jiwa atau harta benda

Jiwa sudah berulang kali di korbankan, apalagi harta.
Bola panas ada di tangan Arema/Aremania, sayang terlalu susah untuk menggandeng suporter/klub lain.
Wes onok kepentingan dewe-dewe.
Akeh pisan seng mencla mencle. Ngomonge ayo tapi dalam hati ojok.
Bagaimanapun perubahan dalam tubuh PSSI itu perlu, untuk kearah yang lebih baik. organisasi PSSI terlalu statis.

Pang.. Jipang.. lek sek OL ae ayo YMan kene...

Mau tau gak mafia di senayan
Kerjanya tukang buat peraturan
Bikin UUD ujung-ujungnya duit

ITULAH SELENTINGAN LAGU SLANK YANG MEMEBUAT PARA PEJABAT YANG KORUPSI DI NEGERI INI MALU


KAPAN BISA PSSI BISA PROFESIONAL KALAU KETUANYA AJA DI PENJARA GARA2 KORUPSI MINYAK GORENG

LEBIH BAIK LAPOR AJA KE KPK KEMANA SELAMA INI DANA APBN YANG DIKASIKAN KE PSSI DAN DI SELEWENGKAN KEMANA OLEH PSSI?????

sudah saatnya ini KPK turun tangan

mugo2ae KPK terpanggil untuk mengurusi semua kasus yang selama ini terpendam di tubuh PSSI
kalo KPK sudah datang untuk mengadili tapi orang2 PSSI tidak mau untuk dijadikan target penelurusan kasus korupsi oleh KPK, itu menandakan sudah jelas kalo di tubuh PSSI ada yng gak bener

PSSI BANGSAT................

PSSI BAJINGAN...............

PSSI MAFIA....................


JAANNCOOKK............!!!!

PSSI : moto duiten, kuping kopok, rai gedeg, dubleg................iki serius loh

Wis Rek!!!
Gak usah ngurusi PSSI

Bah iku korupsi, bah iku nyolong, ngemplang utang, nipu2....
Jarno ae....

Percuma.....

Saiki ayo nyambut gawe noto AREMANIA....
uakeh urusane....

oalah... ngonoh tah ceritane......
paling ndendo arema yoh kate digawe nyaur utang.....
pancen dasar PSSI

iki ngunu wis nggk bau maneng.......
tp
kenyataan udha ada di SANA......

sopo sing ngerti AMPUT.....
lek nggk ngerti yp PSSI iku sing AMPUT.....

N454COM wrote:

oalah... ngonoh tah ceritane......
paling ndendo arema yoh kate digawe nyaur utang.....
pancen dasar PSSI

arek iki kok tas muncul

BAU WEDHOES DI TUBUH PSSI

pengen cara alus monggo,
pengen cara kasar yo monggo.
sing penting PSSI JANCOK buyar.

Ga ada satu pun yang bisa menghancurkan AREMA dan AREMANIA.