Sektor pertahanan menjadi fokus latihan skuad Arema jelang dijamu Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Senin (22/9) malam. Singo Edan tampaknya ingin tembok pertahanan yang digawangi Suroso dkk, lebih kokoh lagi, untuk mengantisipasi naluri gol Persija yang terkenal tajam.
Pelatih Gusnul Yakin mengisyaratkan akan menempatkan empat pemain sebagai pilar utama pertahanan tim. Yakni, dua center back alias stopper dan dua gelandang bertahan. Mereka diharapkan mampu menggalang komunikasi dengan baik sepanjang laga. Kinerja empat pemain tersebut juga akan didukung keberadaan dua bek sayap di kanan dan kiri.
‘’Empat pemain ini diposisikan memperkuat zona pertahanan. Dua stopper sebagai pertahanan terakhir, sedangkan dua gelandang bertahan membantu pertahanan tim saat dapat serangan lawan. Kalau keempatnya berkomunikasi dengan baik, pertahanan tim akan semakin kokoh lawan Persija,’’ ujar Gusnul kepada Malang Post, kemarin.
Siapa dari empat pemain yang akan mendapat peran khusus tersebut masih menjadi tanda tanya besar. Pasalnya, pelatih yang sukses mengantarkan Arema menjadi juara Galatama ini masih mengevaluasi sejauhmana perkembangan kesiapan pemainnya.
Khususnya mereka yang berposisi stopper dan gelandang bertahan ataupun gelandang serang, yang juga punya naluri bertahan kuat.
Dalam beberapa latihan terakhir, Gusnul terlihat menduetkan Suroso dan Richi Pravita Hari sebagai duet center back. Kemudian, dua gelandang bertahan dihuni Ahmad Sambiring dan Ahmad Bustomi. Tak jarang, Bustomi juga ditarik dan digantikan Ronny Firmansyah. Agar persiapan maksimal, Gusnul menjajal skema itu pada small game menggunakan separuh lapangan dengan harapan pemainnya merasakan tekanan.
’’Persija memiliki pemain dengan naluri mencetak gol yang luar biasa. Mereka memiliki Bambang Pamungkas, Aliyudin dan Greg Nwokolo. Karena itu, Arema tentu harus menyiapkan skema antisipasi untuk menghadapi mereka,’’ tegas Gusnul.
Bukan itu saja, pelatih yang pernah membesut Persiter, Persiba dan Persibo ini juga merancang tiga skema permainan sekaligus. Fleksibelitas pola permainan itu, dirancang untuk meredam kecepatan maupun skill individu pemain Persija. Pola serangan itu, mulai skema baku 4-4-2, yang bisa diubah menjadi pola offensive 4-3-3 ataupun pola pertahan dengan skema 4-5-1. Semuanya berpangkal pada kemampuan gelandang untuk memposisikan diri.
‘’Empat pemain yang saya siapkan memperkuat zona pertahanan bisa diterapkan pada pola permainan 4-4-2, 4-3-3 dan 4-5-1. Saya masih lihat perkembangan kesiapan pemain saat ini,’’ kata dia.
Tetapi perubahan-perubahan pola permainan ini, juga membutuhkan kemampuan pemain Arema untuk cepat mengadaptasi diri. Apalagi, mereka tidak saja berhadapan dengan permainan cepat yang biasa dilakukan pelatih Danurwindo, pelatih Persija, tapi juga mengantisipasi jebakan pemain-pemain Persija, ketika Arema asyik melakukan serangan. (Mpost)