Penyesalan memang selalu datang belakangan. Striker Arema Emile Bertrand Mbamba akhirnya mengakui bahwa dirinya tak bisa menahan emosi saat menghadapi Bontang PKT pada Sabtu (13/9) di Stadion Kanjuruhan. Sehingga berbuah kartu merah tak langsung bagi dirinya.
Tak hanya itu, pemain asal Kamerun tersebut juga terancam akan dikenai sanksi tambahan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Sebab, dia termasuk tujuh orang Arema yang dilaporkan Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) ke komdis.
Mbamba dilaporkan BLI karena dianggap telah melanggar etika sebagai pemain profesional. Yakni membanting papan pergantian nama setelah dirinya diusir wasit Suprihatin asal Magelang. "Saya memang emosi saat itu. Sebab, dengan kartu yang saya terima, saya tak bisa main lawan Persija (22/9)," kata Mbamba.
Padahal, pertandingan melawan Persija adalah pertandingan yang ditunggu-tunggunya. Sebab, Persija merupakan salah satu tim tangguh di Indonesia Super League (ISL). "Saya sudah menyiapkan diri secara maksimal untuk menghadapi Persija. Namun, saya diberi kartu oleh wasit. Itu yang membuat saya emosi," lanjut mantan pemain Maccabi Tel Aviv -divisi utama Israel- tersebut.
Karena tak bisa mengontrol emosinya, maka pada saat keluar lapangan, dia melampiaskannya dengan membanting papan pergantian nama pemain yang terletak di bench wasit cadangan Mulyadi. Dia mengakui, apa yang dilakukannya salah.
Sebenarnya, emosi pemain kelahiran 1981 tersebut sudah tersulut di lapangan. Sebab, berbagai keputusan wasit dinilai sering merugikan dirinya dan pemain Arema lainnya. Puncaknya terjadi pada menit ke-77. Saat itu dirinya berbenturan dengan Tito Purnomo. Mbamba mengaku dirinya dipukul oleh Tito, namun wasit tak memberikan sanksi apapun kepada pemain PKT tersebut. "Aku lantas menghampiri wasit. Aku tanya mengapa dia (Tito) tak dikartu, padahal pelanggaran itu dilakukan di depan asistennya," terangnya.
Tapi, jawaban yang didapat Mbamba dari wasit asal Magelang tersebut belum memuaskan dirinya. Menurut versi Mbamba, Suprihatin malah berkata bahwa dirinya tak berhak bicara seperti itu ke wasit. "Lalu aku tanya mengapa tak pantas. Kalau aku tak boleh memukul, sedangkan pemain lain boleh memukul. Ini tak adil. Tiba-tiba dia keluarkan kartu kuning," sambung mantan pemain Vitesse Arnhem, Belanda ini.
Setelah diberi kartu kuning, Mbamba mengaku emosinya semakin meledak. Dia masih terus mengejar wasit dan mengatakan bagus. Kemudian dia menanyakan kepada wasit mengapa tak memberinya kartu merah sekalian agar dirinya tak bisa main lawan Persija. Sesaat kemudian, wasit lalu mengganjarnya dengan kartu kuning kedua (kartu merah tak langsung). (JP)