Laga Arema versus PSM Makassar besok (18/8) malam di Stadion Kanjuruhan, diprediksi akan berlangsung dalam atmosfer panas. Itu karena kedua tim mempunyai karakter yang sama, yakni permainan keras.
Lazimnya sebuah duel yang mempertemukan dua tim bertipikal keras, emosi pemain mempunyai peranan penting. Bila pemain tak mampu menahan emosinya, bisa dipastikan permainan keras tersebut akan menjurus kasar.
Salah satu dampaknya, hujan kartu kuning bisa saja menjadi pemandangan di Kanjuruhan. Nah, untuk mengantisipasi permainan keras yang bisa memancing emosi pemainnya, tim pelatih Arema sudah mengantisipasinya. "Mas Gusnul (pelatih Arema Gusnul Yakin) sudah bertemu dengan pemain. Dia berharap agar pemain bisa mengontrol emosinya dan jangan terprovokasi pemain lawan," kata Joko Susilo, asisten pelatih Arema.
Pria yang akrab dipanggil Gethuk tersebut menambahkan, bila Arif Suyono dan kawan-kawan tak mampu menjaga emosinya, maka yang akan mengalami kerugian adalah tim. Sebab, bisa saja pemain akan terkena akumulasi kartu. Sehingga pada pertandingan-pertandingan selanjutnya Arema tak bisa tampil full team.
Selain itu, bila ada empat pemain Arema yang terkena kartu kuning dalam sebuah pertandingan, maka tim akan dikenai denda sebesar Rp 20 juta. Aturan tersebut mulai diberlakukan Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) pada musim Indonesia Super League (ISL) musim ini. "Permainan keras merupakan ciri khas Arema. Tapi jangan sampai bermain dengan kasar dan di luar batas sportivitas," ujar pria asal Cepu tersebut.
Gethuk mempunyai keyakinan, jika the young guns Arema akan bisa mengontrol emosinya dengan baik. Dari lima kali pertandingan yang telah dilakoninya, belum ada satu pun pertandingan di mana ada empat pemain Arema secara bersamaan mendapatkan kartu kuning.
Selain itu, hingga saat ini belum ada satupun pemain Arema yang terkena sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI akibat tindakan-tindakan tak sportif. Kalaupun ada pemain Arema yang sudah terkena kartu merah yakni Emile Bertrand Mbamba saat menghadapi PSIS Semarang (2/8) lalu, bukan karena kesengajaan. Menurutnya, saat itu Mbamba menyikut pemain PSIS tanpa ada unsur mencederai. Karenanya, tindakan Mbamba tak masuk dalam ranah komdis.
Manajemen Arema sendiri sudah tak memberikan ruang bagi pemain yang mendapatkan kartu karena tak bisa menahan emosinya. Mereka diwajibkan membayar dendanya sendiri bila melakukan tindakan-tindakan bodoh di luar sportivitas. (JP)