Pelatih dan pemain Arema masih merasa mempunyai utang terhadap Aremania. Kekalahan yang diderita Arema 0-2 atas Pelita Jaya Jawa Barat pada Minggu (27/7) lalu itulah yang dianggap utang.
Skuad Singo Edan bukan hanya terluka karena gagal meraih poin absolut pertamanya di kandang sendiri, tapi juga telah melukai perasaan puluhan ribu Aremania. "Kami gagal memberikan yang terbaik kepada Aremania. Padahal, mereka sudah memenuhi stadion dan selalu memberikan dukungan yang terbaik kepada kami," kata Bambang Nurdiansyah, pelatih Arema.
Bambang menyadari, saat tampil di hadapan Aremania, permainan yang ditunjukkan anak didiknya jauh di bawah form. Nah, ketika Emile Bertrand Mbamba tampil buruk, Aremania tak sedikit pun memberikan cemoohan ataupun caci maki. "Saat kami tertinggal 0-1, Aremania justru tampil atraktif dan terus memberikan dukungan kepada kami," tambahnya.
Sayang, ungkap mantan pelatih PSIS Semarang tersebut, dukungan penuh dari suporter fanatiknya tersebut tak bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemain. Sehingga Aremania harus pulang dengan membawa kekecewaan, karena tim yang didukungnya meraih kekalahan.
Bambang merasa, apa yang diberikan Arema kepada Aremania Minggu lalu tak sebanding dengan dukungan yang diberikan Aremania kepada timnya. Karena itu, dia berharap agar anak didiknya membalas pemberian Aremania pada saat menghadapi PSIS Sabu (2/8) lusa. Cara membalas utang kepada Aremania hanya satu, yakni harus memenangkan laga tersebut.
Dia juga berharap, agar kekalahan Arema di kandang atas Pelita Jaya merupakan kekalahan pertama dan terakhir kalinya. Dari awal kompetisi dulu, dirinya sudah menargetkan agar timnya tak menderita kekalahan ketika bermain di home base-nya sendiri. Sebab, poin di kandang merupakan hasil yang penting.
Guna merealisasikan target poin absolut dari PSIS, Bambang tetap menginginkan agar Aremania tetap memberikan dukungan yang sama ketika menghadapi Pelita. "Anak-anak tak ingin berutang lagi kepada Aremania," tegas mantan striker timnas tersebut. (JP)