Arema sudah kalah dari Pelita Jaya Jawa Barat 0-2 di laga kandang perdananya. Hasil itu sudah tak bisa diubah. Sekarang yang bisa dilakukan Arema adalah bagaimana caranya agar kekalahan serupa tidak terulang lagi saat menghadapi PSIS Semarang pada 2 Agustus di Stadion Kanjuruhan.
Bila Arema kalah lagi dari PSIS, maka hasil menang dua away Arema dianggap tak banyak artinya. Kekalahan juga akan membuat Arema semakin terpuruk di klasemen sementara Indonesia Super League (ISL).
Karenanya, tim pelatih Arema saat ini mengevaluasi diri agar� Singo Edan bisa meraup poin penuh. Tiga poin di hadapan ribuan Aremania yang saat ini sedang terkena sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI itu.
Pada saat menghadapi Pelita, ada beberapa kekurangan yang dimiliki skuad Arema. Yakni monotonnya serangan. Selain itu, Arema tak bisa berbuat banyak ketika sektor sayapnya dimatikan oleh pemain-pemain Pelita.
Crossing-crossing mematikan dari sayap yang menjadi andalan Arema tak bisa ditunjukkan ketika Arif Suyono dan Fandy Mochtar dimatikan. Akankah terulang lagi jika PSIS menerapkan strategi yang sama dengan pelatih Pelita Fandi Ahmad.
Pun demikian dengan lini depan Arema. Begitu pergerakan striker Arema Emille Mbamba selalu dikawal ketat, sektor penyerangan menjadi tumpul. Emaleu Serge yang jadi tandem Mbamba masih belum bisa berbuat banyak. Pemain asal Kamerun tersebut masih kelihatan trauma. Manuver-manuvernya tak cukup membuat lini pertahanan Pelita panik. Bahkan, Serge yang istirahat selama satu musim penuh juga membuang beberapa peluang emas yang seharusnya bisa dijadikan gol.
Demikian pula dengan lini tengah. Esaiah Pello Benson dan Souleymane Traore masih belum padu. Keberadaan dua pemain asing di lini tengah tak membuat Arema unggul. Bahkan, pada babak kedua, lini tengah Arema terlihat lowong.
Kondisi ini diperburuk dengan cederanya dua pemain belakang Suroso dan Alexander Pulalo. Serangan-serangan balik kerap kali membuat pertahanan Arema kedodoran. "Ya, kami masih banyak kekurangan. Namun, kekurangan tersebut akan kami perbaiki," kata Joko Susilo, asisten pelatih Arema.
Pria yang akrab dipanggil Gethuk tersebut berjanji, secepatnya semua kekurangan akan dibenahi. Itu karena Arema tak ingin kembali terluka di kandangnya.
Bukan hanya teknis, masalah mental juga akan dibenahinya. Dukungan ribuan penonton tak membuat pemainnya bermain lepas. Mereka justru merasa tertekan. Seharusnya, dukungan puluhan ribu penonton itu bisa dijadikan motivator untuk bermain lepas dan tampil maksimal. (JP)