|
| ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) | |
|
+7Aruna Arema AREMANIAXI suga_ngawalulub kpkprembun Alan_Batavia aremania samuraix nadeilakes 11 posters | |
Pengirim | Message |
---|
nadeilakes PEMAIN U 19
Jumlah posting : 463 Join date : 24.06.08
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Wed Sep 10, 2008 4:14 pm | |
| | |
| | | nadeilakes PEMAIN U 19
Jumlah posting : 463 Join date : 24.06.08
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Wed Sep 10, 2008 4:15 pm | |
| | |
| | | AREMANIAXI ANAK SSB SENIOR
Jumlah posting : 89 Join date : 01.08.08 Age : 44 Lokasi : suroboyo
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Wed Sep 10, 2008 7:53 pm | |
| NATIONAL GEOGRAPHIC indonesian print. ayas duwe mek saiki mboh diseleh sopo. suwon sam wes kober nyecan, tak dungakno pahalane ditambahi | |
| | | nadeilakes PEMAIN U 19
Jumlah posting : 463 Join date : 24.06.08
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Wed Sep 10, 2008 7:56 pm | |
| - AREMANIAXI wrote:
- NATIONAL GEOGRAPHIC indonesian print. ayas duwe mek saiki mboh diseleh sopo.
suwon sam wes kober nyecan, tak dungakno pahalane ditambahi guduk aku sing nyecan majalah sam... iku wes onok sing nyecan.. ayas mek nunut pisan.. hehe.. tapi mugo2 pahala ku tetep ditambahi.. amieen... | |
| | | AREMANIAXI ANAK SSB SENIOR
Jumlah posting : 89 Join date : 01.08.08 Age : 44 Lokasi : suroboyo
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Wed Sep 10, 2008 7:59 pm | |
| - Dam NoiL wrote:
- AREMANIAXI wrote:
- NATIONAL GEOGRAPHIC indonesian print. ayas duwe mek saiki mboh diseleh sopo.
suwon sam wes kober nyecan, tak dungakno pahalane ditambahi guduk aku sing nyecan majalah sam... iku wes onok sing nyecan.. ayas mek nunut pisan.. hehe.. tapi mugo2 pahala ku tetep ditambahi.. amieen... ealah... tapi ketoane dungone maeng wes kecatet malaikat sam, dadi angel mbusek'e | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Sat Sep 13, 2008 7:04 am | |
| DREAM - AREMA - DRAMA, dari Mimpi sampai Mementaskan sebuah Cerita
DREAM - AREMA - DRAMA sebuah kelompok bahasa yang indah dan terukir dalam ingatan saya. Ketika sekelompok kata yang mangalun dalam bayang-bayang pikiran saya tak sadar kenapa saya begitu terpesona untuk menelaah kembali ada apa dengan untaian ketika kata ini, yang jelas ketika saya mendapat sekelompok kata ini dari seorang rekan Aremania Cyber didalamnya menyiratkan makna yang mendalam, dan hal ini tersirat dalam lika-liku perjuangan Team Singo Edan Arema Malang dalam mengarungi bahtera kompetisi Liga Indonesia.
Sudah sekian lama Warga Kota Malang memiliki Sebuah Klub yang sangat dicintai dan sedang berjuang di Kompetisi Perserikatan yaitu Persema Malang, sebuah Klub asli dan perwujudan dari pembinaan sepakbola Kota Malang. Namun perlahan tapi pasti, sejak dibukanya Era Semi Profesional bermunculah Klub-Klub Semi Pro yang bertebaran di penjuru Nusantara dan seluruhnya bergabung menjadi satu wadah Kompetisi bertajuk Galatama, Liga Sepakbola Utama.
Mimpi masyarakat Malang adalah menyaksikan Team kesayangannya menjadi juara Sepakbola Nasional, bersama Team Persema Malang gong perjuangan memang sudah berdentum sekian lama, namun menjelang ber** Abad ke-20 tak banyak kemenangan yang bisa diarak hingga lemari Trophy. Sebenarnya jika dilihat dari Prestasi secara keseluruhan, Team Persema Malang bisa mewujudkannya, apalagi jika bukan dari Prestasi Team Persema Junior yang beberapa kali menjadi The Champion of Suratin Cup. Dengan pembinaan yang matang selama 2-3 tahun kedepan harusnya skuad muda tersebut bisa menopang Skuad Persema Malang Senior untuk menggapai Mahkota Juara Nasional. Namun inilah Sepakbola Indonesia, dibutuhkan konsistensi tersendiri untuk membentuk sebuah Team Juara.
Harapan masyarakat Malang seolah terlahir kembali dengan hadirnya "pendatang baru" Aremada 86 yang setahun berikutnya berganti nama menjadi PS Arema dan langsung berkiprah dalam Kejuaraan Galatama. Terlahir sebagai asa masyarakat Malang, Team Arema Malang berhasil menjadi icon bagi Kota Malang. Hanya dalam beberapa tahun sejak berdiri di tahun 1987, Arema berhasil menggenggam Mahkota Galatama, jauh mengalahkan tim-tim mapan yang sebelumnya sudah merajai persepakbolaan Tanah Air seperti Arseto dan Pelita Jaya.
Dari mimpi dan sesudahnya menjadi icon bagi Masyarakat Malang yang "meracuni" sendi-sendi kehidupan bagi sebagian besar gibol di seantero Malang. Kepopuleran Arema seolah mengalahkan icon-icon sebelumnya, jika anda datang ke Kota Malang, tanyalah kepada masyarakat disana apa yang paling populer di seluruh Malang. Jawaban pertama mereka adalah Arema lengkap dari susunan pemain hingga pelatih sampai dengan suporternya. Coba anda hitung, antara penikmat musik yang setiap kali hadir dalam konser-konser selebriti papan atas Indonesia dengan banyaknya penonton yang hadir di Stadion setiap kali Arema main, jawabannya pasti akan mengarah kepada AREMANIA yang selalu setia mengiringi Team Arema berlaga. Itulah Arema, sebuah obyek yang berhasil mendapatkan apresiasi tertinggi bagi masyarakat Malang.
Sudah beberapa kali perjalanan hidup Arema dan Aremania ditulis bahkan diupload sampai ke dunia cyber. Mulai dari terbentuknya Arema - Aremania, prestasi hingga berbagai macam masalah yang selalu menghadang selama Arema mengarungi Kompetisi Liga Indonesia. Selayaknya sebuah Sinetron, Drama, maupun Telenovela terkadang dalam bagian-bagian episodenya mengandung alur yang pragmatis, progresif ataupun flashback. Dan hal itu harus dijalani masing-masing Team, tak terkecuali Arema sekalipun dengan terpaksa untuk mengarungi bahtera Kompetisi ini.
Dalam dunia Drama, Sinetron, Telenovela dikenal beberapa tokoh seperti protagonis(karakter baik) dan antagonis(karakter jahat dan bertolak belakang dari tokoh protagonis) dan kadangkala antara protagonis maupun antagonis saling bertukar tempat. Ketika adegan demi adegan berlalu, dan episode demi episode berlanjut, tak terasa sudah banyak sekali seorang tokoh entah itu protagonis maupun antagonis telah melalui banyak plot dan alur cerita. Jika semuanya berjalan sesuai skenario maka dia akan menemukan kesuksesan, tinggal bagaimana dia menempatkan dirinya di akhir cerita karena skenario tinggal dia jalani dan produser beserta sutradaranya adalah dari Team itu sendiri.
Namun apa yang terjadi jika Sutradara dan penulis skenarionya dalam hal drama sepakbola Indonesia adalah PSSI itu sendiri. Dengan tirani dan tangan besinya Sang Sutradara tinggal mengatur Kompetisi sesuai keinginannya. Skenario tinggal dijalankan sesuai arahan sutradara, jika sang Sutradara menginginkan suatu hal yang tidak tercantum dalam lembaran skenario maka dia tinggal menyuruh sang penulis untuk mengubahnya sesuai kehendak Sang Sutradara dan lagi-lagi hal ini tinggal semudah membalik telapak tangan karena memang penulis skenarionya adalah dia sendiri. Sudah berkali-kali skenario itu diubah sekehendak hatinya dan korbannya tak tanggung-tanggung Seluruh Team yang berlaga di Kompetisi Liga Indonesia. Dan sudah pasti dari semua itu include Team yang menjadi pujaan masyarakat Malang, Arema Malang.
Dalam sebuah judul sajian Drama tertentu, Arema menjadi satu diantara sekian tokoh penting dalam pentas tersebut. Kadang Arema menjadi seorang tokoh protagonis ketika dalam posisi "dicelakakan" oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan kesuksesan Arema selama ini. Terkadang pula Arema menjadi sebuah tokoh Antagonis ketika dengan garangnya leluasa mencabik-cabik sebuah tim dalam pertandingan tertentu dan menghujami keperawanan gawang musuh dengan peluru mortir yang tiada henti.
Arema selayak Bintang Sinetron ataupun Bintang Film ketika dengan kemampuannya mampu membintangi berbagai macam judul Sinetron, Drama maupun Telenovela, kemampuan aktingnya di lapangan mampu membius para penontonnya. Terkadang Arema harus mengikuti sebuah alur cerita yang harus menyeretnya ke dalam lembah kemungkaran, terkadang ada konflik internal, dan berkat perjuangan keras yang dilalui sampailah Arema memetik buah kesabaran yang selama ini ditaburnya. Benih kesabaran yang dulu ditanam di areal yang sempit, tanah yang tandus dan gersang bahkan serangan hama dan virus kerap kali menempa, namun dengan bekal pengalaman dan dukungan moril dari para pendukungnya Aremania benih itu dapat tumbuh menjadi sebuah pohon besar dan rimbun, bahkan hanya dengan hitungan kedipan mata pohon itu sudah berbunga dan akhirnya berbuah . Itulah buah kesabaran yang sangat dinanti oleh masyarakat Malang dan Gibol Aremania.
Kini sudah habis satu adegan, episode dan sebuah judul Sinetron, Telenovela dan Drama yang dibintangi Arema. Untuk meneruskan aksinya sebagai Seniman Sepakbola Indonesia Arema harus memainkan drama-drama yang lain. Itu artinya Arema harus siapa manakala dalam beberapa adegan dan sebuah plot cerita mengharuskannya menjadi Sebuah Team yang "dizalimi" oleh bagian cerita itu sendiri yang sebelumnya tercatat oleh para penulis Skenario. Perjalanan panjang yang berliku namun penuh perjuangan akan dihadapi oleh Arema di masa yang akan datang. Arema datang dengan sejumput asa masyarakat Malang dan datang mempersembahkan Harapan bagi masyarakat Malang. Ingatlah selalu terkadang kita tidak tahu skenario apa yang disiapkan kelak, apakah nanti Arema ditakdirkan sebagai seorang tokoh antagonis, menang dahulu dan kalah kemudian ataukah dijadikan sebagai tokoh protagonis, menderita dahulu dan memetik buah kesuksesan di masa yang akan datang. Dari jatuhnya Arema ke jurang degradasi 2003 sampai dengan berhasilnya Arema memetik buah kesuksesan sebagai Juara Liga Pertamina 2004 dan Copa Indonesia 2005 akan selalu terlukis nantinya dalam memorabilia Arema.
Waspadalah kadang kita tidak tahu isi skenario di masa yang akan datang, dan berhati-hatilah sekalipun Sang Sutradara bermulut manis dan berwujud domba tapi dibalik kekuasaan dan tiraninya sebenarnya Sang Sutradara tersebut berwujud srigala, dan terkadang hal ini dapat berlaku sebaliknya. Apalagi jika kita tidak tahu siapa produsernya, yang punya katabelece dan dengan kekuasaannya ia siap mengatur Sang Sutradara untuk mengatur jalannya cerita beserta aktor-aktornya. Dan itu berlaku untuk Kompetisi Liga Indonesia saat ini yang diikuti oleh Arema Malang. Berjuanglah Arema!!! |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Sat Sep 13, 2008 7:06 am | |
| Supporter Tidak Pernah Mau Belajar
Masihkah ingat umak dengan tulisan ayas dulu? Dengan judul yang sama dengan judul tulisan ini tentang kejadian-kejadian pahit yang menimpa suporter. Kemarin terulang lagi kejadian menyedihkan ketika Sugeng Priadi Aremania Ongisiras meninggal jatuh dari kereta api saat hendak berangkat mendukung Arema di Babak 8 Besar Solo.
Sepertinya saat kita sedang memakai baju suporter dunia ini serasa milik kita sendiri. Tak perduli apapun termasuk nyawa dan keselamatan akan terabaikan. Duduk berdiri di atas dinding stadion, di pagar batas tribun, duduk di pintu atau bahkan di atas kereta api bukanlah hal yang aneh. Padahal itu berbahaya dan semua mengancam keselamatan jiwa. Nyawa adalah kuasa Ilahi tapi setidaknya manusia bisa menjaga dan memeliharanya dengan baik.
Akankah kita akan mendengar kisah yang menyedihkan lagi setelah kejadian yang sama terulang kembali? Marilah nawak kita belajar dari pengalaman masa lalu untuk menjadi lebih baik. Rasa fanatisme dan militansi kita akan tinggal kenangan jika keselamatan dihiraukan. Keluarga dan orang-orang tercinta kita pasti akan mendengarkan dengan hikmat, suka ceria dan bangga ketika kita kembali dari stadion dalam keadaan sehat walafiat dengan cerita-cerita unik dan kemenangan tim kebanggaan. Ini sebuah kepuasan batin yang tak terhingga bagi semua.
Kemarin ayas juga melihat di layar televisi kejadian keributan antar suporter di Gresik dan Solo. Ikrar damai menjadi kacau balau karena ada pihak yang cuek dan anti dengan perdamaian. Rasa dendam dan emosi sepertinya seakan-akan sudah terlampiaskan. Padahal ini bukanlah sebuah akhir kisah. Masih akan ada lagi 'scene' pembalasan-pembalasan selanjutnya di masa yang akan datang. Sepak bola dan tujuan mendukung tim pujaan sudah musnah terlibas pelampiasan emosi. Suporter lagi-lagi tak mau belajar.
Hidup dan Damai adalah sebuah idaman yang ideal. Belajar dari pengalaman masa lalu untuk mencapai idaman yang ideal bukanlah suatu yang mustahil. Melalui tulisan singkat ini ayas terus mengajak dan mengingatkan agar kita bisa selalu belajar untuk tidak melakukan hal-hal tolol dan menuju hidup yang lebih baik. Hidup tidak hanya untuk menjadi suporter, tetapi menjadi suporter akan membuat hidup kita semakin hidup. |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Sat Sep 13, 2008 7:09 am | |
| MALANG TEMPO DOELOE: OSOB KIWALAN
Generasi muda Kota Malang saat ini, apalagi para penyiar radionya, lebih suka ngomong dengan bahasa gaya Jakarta-an. Karena dianggap lebih moderen, gaul, trendy dan memenuhi selera jaman. Kendati pun lafalnya nggak pas, ya dipas-paskan!
“Rip, Sarip, elu ngapain aja sih?” “Gue lagi BT nih”
Saya memang lahir dan tumbuh remaja di kota ini. Namun saya sendiri sudah lebih dari seperempat abad meninggalkan Kota Malang. Kalau saya amati, Arèk-arèk Malang yang tinggal di kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Jakarta bahkan di luar negeri pun, pada saat bertemu, maka jika sedang berbicara tidak pernah sekali pun menggunakan bahasa gaya Jakarta-an, apalagi bahasa Inggris!
Berkali-kali saya bertemu dengan mereka. Maka dalam pertemuan itu kami lebih pas jika berbicara dengan menggunakan Osob Kiwalan (Boso Walikan) Coro Malang. Ada suasana romantisme tersendiri ketika berbicara Osob Kiwalan. Disamping itu juga untuk menjaga identitas sebagai Arèk-arèk Malang sejati! Wis pokok-é, podo-podo Kèra Ngalam- é, ketemu, di mana pun berada, di Washington DC sekalipun pasti ngomong kiwalan!.
Bule Ngomong Walikan: Tigapuluh tahun yang lalu, di Jl. Kartini Malang pernah tinggal keluarga Dr. Doebesch(?) dari Jerman yang punya anak lelaki bernama Mickey. Dia sebaya saya kala itu, tapi dia bukan teman gang saya. Mickey ini dikenal sebagai anak gaul kala itu. Rambutnya pirang panjang sebahu. Tapi tinggi badannya tidak seperti orang bule pada umumnya, ia sedang-sedang saja. Entah bagaimana ceritanya Mickey kemudian meninggalkan Malang. Tahu-tahu dia sudah jadi tentara Swedia dan ditugaskan sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB di Timur Tengah.
Suatu saat pasukan Brawijaya yang sebagian besar Kèra Ngalam juga berangkat ke Timur Tengah sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB. Pada suatu hari ketemulah Mickey dengan serombongan pasukan Brawijaya di sebuah pasar. Kala itu ada suatu masalah dengan seorang pedagang dan dengan fasihnya Mickey misuh:
"Simbokné ancuuk!!". Lantas ia didekati oleh komandan pasukan Brawijaya itu. Apa kata Mickey: "Lho ayas kan Kèra Ngalam!”
Para anggota pasukan Brawijaya dibuat terheran-heran. Bagaimana mungkin seorang prajurit Swedia ternyata bisa ngomong Boso Walikan Coro Malang?. Lebih dari itu Mickey kemudian dijadikan penterjemah jika ada pembicaraan antara pasukan Swedia dan pasukan Brawijaya. Guêndêng Mickey, bahasa Inggris dan Jerman ia terjemahkan dalam Boso Walikan!
Arab Ngomong Walikan: Saya cukup lama bekerja di Saudi Arabia. Base camp saya semula di Uthmaniyah, kemudian pindah ke Shedgum. Pada suatu hari saya bersama seorang teman sesama Arèk Malang jalan-jalan di sebuah kota kecil. Nama kota itu Hofuf. Siang itu udara panas sekali. Kami berdua merasa kelaparan dan kehausan. Di sebuah lorong sempit, kami melihat sebuah warung ayam bakar. Ayam-ayam yang sudah dipanggang dipajang pada sebuah etalase kaca. Kami berdua pun menuju ke tempat itu. Begitu melihat ayam-ayam tersebut, maka saya pun berkomentar:
"Raulêk aé Sam, kitip-é licêk-licêk" (Keluar aé Mas, pitik-é kecil-kecil). Sam Ngambam (Mas Bambang), spontan menyahut: “Oyi! Utêm!" (Iyo! Mêtu!)
Namun sekonyong-konyong kami menghentikan langkah. Sebab dua orang pemuda Arab penjual ayam bakar itu tiba-tiba menyahut: "Sampeyan iki kadit niam Sam. Kitip hèdêg- hèdêg, dikandakno licêk" (Sampeyan iki gak main Mas, pitik gêdé -gêdé dikandakno kecil)
Siapa sangka ada pemuda Arab bisa ngomong walikan. Ternyata Ibrahim dan Ali itu aslinya Jl. Kauman Malang. Mereka datang ke tanah air leluhurnya karena diajak pamannya jualan ayam bakar.
Sejarahnya: Dan inilah data tentang sejarah Osob Kiwalan yang saya peroleh dari internet, yang telah saya sadur:
Osob Kiwalan Kèra Ngalam (Boso Walikan Arèk Malang) itu ciptaan dari para pejuang dalam perang kemerdekaan. Mereka itu adalah kelompok Gerilya Rakyat Kota (GRK) yang sangat disegani di Kota Malang.
Boso Walikan ini dianggap perlu guna menjamin kerahasiaan, efektifitas komunikasi sesama pejuang. Selain juga sebagai tanda pengenal identitas kawan atau lawan. Cara pengenalan dengan menggunakan Boso Walikan ini sangat penting. Sebab pada masa Clash II perang kemerdekaan, yaitu sekitar akhir Maret 1949, Belanda banyak menyusupkan mata-mata ke dalam kelompok pejuang di Kota Malang.
Namanya juga mata-mata, mereka tentu sudah fasih berbahasa Jawa gaya jawatimuran. Dan memang betul, mereka mampu berkomunikasi serta menyerap informasi dari kalangan pejuang GRK. Tugas para mata-mata itu terutama adalah untuk mencari data tentang: Sisa- sisa Laskar Mayor Hamid Rusdi yang gugur pada 8 Maret 1949 dalam pertempuran Dukuh Sekarputih. Dukuh Sekarputih itu sekarang menjadi Desa Wonokoyo. Nah, berdasarkan data-data yang telah diperoleh, maka pasukan Belanda pun memburu mereka. Bolak-balik sisa-sisa Laskar Mayor Hamid Rusdi kok bisa tertangkap? Padahal mereka sudah bersembunyi atau disembunyikan oleh penduduk sedemikian rupa. Tidak itu saja, manuver-manuver mereka pun bisa terbaca oleh pasukan Belanda. Maklum kala itu belum ada HP, jadi untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi, seorang pejuang Kota Malang bernama Suyudi Raharno mempunyai gagasan cerdik. Ia menciptakan sebuah bahasa baru bagi para pejuang di Kota Malang. Dengan adanya bahasa baru tersebut diharapkan para pejuang dapat menjaga kerahasiaan informasi. Lebih dari itu identitas para pejuang pun bisa terjamin.
Bahasa baru itu memang lebih kaya dengan kode dan sandi. Uniknya lagi bahasa baru itu tidak terikat pada aturan tata bahasa yang umum dan baku. Ia hanya mengenal satu cara, baik dalam pengucapan maupun dalam penulisannya. Yaitu dilakukan secara terbalik dari belakang dibaca kedepan. Karena adanya komitmen dan juga keakraban dalam pergaulan sehari-hari, maka dalam waktu singkat para pejuang itu sudah fasih menggunakan bahasa baru tadi.
Para mata-mata atau penyusup, memang tidak setiap hari bergaul dengan para pejuang. Dengan sendirinya mereka tidak bisa mengikuti perkembangan yang terjadi di kalangan para pejuang. Termasuk ketidakfahaman mereka tentang perkembangan bahasa baru yang tiba-tiba saja ngetrend di kalangan para pejuang. Nah, dari sinilah belangnya para penyusup itu ketahuan. Sebab mereka memang tidak bisa diajak berkomunikasi dengan menggunakan bahasa baru. Malah kala itu ada suatu pendapat, bahwa siapapun yang tidak bisa menggunakan bahasa baru Kota Malang, maka ia akan di cap bukan dari kalangan pejuang atau simpatisan para pejuang! Lebih dari itu komunikasi antar pejuang dapat berlangsung dengan cepat dan dapat terjaga kerahasiaannya.
Akhirnya ketahuanlah bahwa yang membocorkan segala informasi tentang bekas Laskar Hamid Rusdi itu tak lain adalah orang-orang suruhan pasukan Belanda. Lantas apa yang dilakukan oleh para pejuang setelah berhasil mengetahui identitas para penyusup. Tentu saja setelah diinterograsi, mereka pun langsung dihukum mati!
Kembali ke masalah bahasa baru Kota Malang, yang tak lain adalah Osob Kiwalan (Boso Walikan) tadi: Karena bahasa ini sangat bebas dan longgar aturannya maka pengembangannya-pun jadi sangat luas. Untuk itulah maka perlu disepakati beberapa istilah penting dikalangan pejuang. Kesepakatan istilah ini diperlukan juga karena banyak kata penting sulit untuk dibaca terbalik sehingga harus dicari istilah dan padanan yang sesuai namun mudah diingat oleh para pelakunya.
Contohnya: kata Belanda dalam bahasa Jawa disebut Londo, dan ini cukup sulit untuk dibaca terbalik. Lalu dicarilah istilah padanannya yaitu Nolo.
Kemudian untuk mata-mata, jika dibaca terbalik menjadi atam. Namun untuk menentukan bahwa yang dimaksud dalam istilah tersebut adalah antek Belanda maka ditambahi kata kèat dari asal kata taèk yang dalam bahasa jawa berarti kotoran. Kèat atam atau kotoran mata dalam bahasa jawa disebut kètèk adalah sebutan yang pas untuk para penyusup tadi. Begitu juga dengan nama peralatan perang, seperti senjata genggam. Karena sulit menemukan istilah yang pas maka dipakai kode samaran benduk. Sementara untuk senjata laras panjang (dowo) disebut benduk owod atau disingkat owod saja. Untuk menunjuk suatu etnik atau masyarakat suku tertentu jadilah kata-kata berikut ini: Onèt untuk Cino Orudêm untuk Meduro. Bara untuk Arab. Selebihnya sulit untuk dibalik dan nggak pas di dengar oleh telinga.
Sedangkan untuk menyebutkan sesuatu yang baik/bagus digunakan istilah nès dari asal kata bahasa arab zèn. Contohnya: kadit nès, itu maksudnya tidak baik.
Begitu pula dalam menyebut orang tua laki-laki (ayah) orang Arab biasa menyebut dengan abah atau sèbèh yang kemudian dibalik menjadi èbès.
Kelak istilah èbès menjadi sangat populer di Kota Malang. Sebutan èbès itu ditujukan sebagai gelar kehormatan tidak resmi bagi para komandan, pemimpin atau pembesar dan pemuka masyarakat yang dituakan oleh segenap masyarakat Malang. Itu berlaku sampai dengan sekarang. Misalnya èbès Sugiyono, mantan Walikota Malang yang kharismatik.
Lantas bagaimana dengan si pencipta bahasa baru Kota Malang ini?: Suyudi Raharno pada September 1949 gugur disergap Belanda di suatu pagi buta dipinggiran wilayah Dukuh Genukwatu. Genukwatu itu sekarang adalah Purwantoro. Konon ada mata-mata yang melaporkan keberadaan Suyudi Raharno di tempat itu. Padahal situasi kala itu sedang ada genjatan senjatan antara laskar pejuang Kota Malang dengan pasukan Belanda. Adalah Wasito, ia kawan akrab Suyudi Raharno, dan salah seorang pencipta Boso Walikan Coro Malang, ia lebih dulu gugur dalam pertempuran di Gandongan. Gandongan itu kalau sekarang adalah Pandanwangi. Jazad Suyudi Raharno dan Wasito kini terbaring di Taman Makam Surapati Malang. Sudah saatnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan penghargaan pada mereka berdua atas jasa-jasanya sebagai pencetus ide lahirnya Boso Walikan Coro Malang...
Pendapat saya: Bertahun-tahun saya mencoba untuk mengumpulkan kata demi kata dari Osob Kiwalan tersebut. Saya catat dalam buku khusus, kemudian saya coba untuk mencernai makna yang terkandung di dalamnya.
Perkembangan selanjutnya setelah perang, maka Osob Kiwalan itu menjadi bahasa gaulnya Arèk-arèk Malang Tempo Doeloe. Dikatakan bahasa gaul, karena bunyi yang ditimbulkannya terasa menggelitik kuping. Lucu dan menarik. Mangkanya tidak semua kata bisa dibalik. Jika hasil pembalikan tersebut kurang enak di dengarkan oleh telinga, ya tidak harus dibalik. Atau kalau dipaksa untuk dibalik, yaa di pas-paskan pembalikannya agar tetap enak di dengar. Contohnya:
Rokok dikatakan okèr. Uang disebut raijo, kadang-kadang ojir. Ngerti dibalik menjadi itrêng. Mênjès menjadi sènjêm. |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Sat Sep 13, 2008 7:10 am | |
| Sinergi Dahsyat
"PEMIMPIN SEJATI adalah seseorang yang berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya tanpa berharap (mutlak) menyaksikan keberhasilan mewujudkan mimpi-mimpi itu. Tanpa ada inisiatif, kemauan-keinginan, ketrampilann-keselarasan, dan fokus pada tujuan utama untuk mewujudkan mimpi-mimpinya itu, dia adalah tak lebih sebagai PEMIMPI(tanpa N) SEJATI."
Manusia diciptakan dengan segala keaneka-ragaman. Keberagaman adalah Anugerah Terbesar dari Sang Pencipta untuk umatNya.
Aremania terbentuk secara alami karena kaya perbedaan. Aremania ada dimana-mana semata-mata kehadiran perbedaan-perbedaan itu. Aremania mampu secara maksimal menerima dan mentransformasikan semua perbedaan tersebut sebagai kekuatan. Berlandaskan keikhlasan. Berfondasikan jiwa. Jiwa besar.
Keberagaman dan perbedaan dari masing-masing "spesies" sebagai penghuni habitat Aremania secara terus menerus teranyam hingga menyusun jaring-jaring. Semakin besar, semakin kuat, semakin solid, semakin fokus pada satu tujuan utama. Tanpa mengenal rasa lelah. Terus bergerak dan bergerak. Sangat dinamis. Menggumpal dan menyatu. Dari satu kreasi ke kreasi yang lain. Tiada henti. Hingga terwujud komunitas Aremania. Dunia Aremania. Bulat menyatu.
Hingga menghipnotis seluruh jiwa lain yang tersentuh, turut tergerak, untuk bergabung dan bersatu. Jiwa siapapun tak kuasa menahan dan menolak sentuhan dan ajakan itu. Tak terkecuali jiwa Bentoel. Berbaur dan bercampur, jatuh dan bangun, sekali dayung pantang surut melangkah untuk menghadapi apapun, menghadang siapapun.
Tak tergoyahkan oleh godaan-godaan materi dan duniawi. Tetap bergeming oleh tunggangan berbagai kepentingan. Tahan banting terhadap penganiayaan dan kedzaliman. Semakin bergelora mengusir perilaku negatif yang berniat memecah belah dan merusak sportivitas.
Jiwa besar terus berjalan, berputar, berlari, berkeliling, dan bergumul jadi satu. Dalam satu pusaran. Fokus pada satu titik. Sebagai curahan hati nurani. Terlebur pada satu tujuan: PS AREMA.
Jaring jiwa "laba-laba" Aremania tak tertembus. Tetapi bisa menembus apa saja, dimana saja, kemana saja, tanpa mengenal batas. Antarjiwa Aremania bebas berinteraksi, berdialog, berkomunikasi, berkreasi dan berinovasi. Berkeliaran tanpa batas ruang dan waktu. Bergentayangan menebar virus kegairahan dan perayaan atas kelimpah-ruahan. Yakni, menyatunya segala perbedaan di satu titik putih suci yang berbentuk lorong maya tunggal, satujiwa.net. Inilah SECUIL dari SEBAGIAN BESAR HASIL KARYA dan INOVASI "warga negara" Dunia Aremania.
Di lorong satujiwa.net bisa disaksikan kolaborasi dan sinergi dahyat dari jiwa-jiwa yang berbeda-beda. Bisa berbentuk dan berupa apa saja. Penuh kebebasan. Oyi sam...?
SALAM SATU JIWA "DAHSYAT" [-Satria Budi Wibawa-] |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Sat Sep 13, 2008 7:11 am | |
| Singkirkan Dendam Dan Kebencian Dibawah Bendera Persaudaraan
“Di saat prestasi bangsa Indonesia sedang terpuruk, bumi pertiwi bersimbah darah, nusantara sedang tercabik, Aremania melalui panggung sepakbola telah membuat jutaan pasang mata di layar kaca terkagum oleh sportivitas,”
“Aremania, pride of the city, friendship without frontier, footbal without violence, the incorporable suporter, the incredible Malangese”.
Kalimat di atas adalah penggalan kata-kata yang tertera di poster bergambar singo dikelilingi para Aremania yang sedang bereuforia, dalam bingkai kaca di dinding kamar ayas di bawah bendera AREMA.
Tiap baca tulisan itu, ayas begitu bangga sekaligus terharu, bangga karena jadi bagian keluarga besar Aremania dan terharu mengingat awal muncul berdirinya Aremania melalui sebuah jalan panjang yang terbentuk melalui kesadaran kera-kera Ngalam tentang arti sebuah persaudaraan dan kebersamaan, tidak ada lagi tawuran antar kampung, antar geng, tidak ada anarkisme suporter. Kita, Aremania adalah ikon tentang sportifitas, atraksitas, tentang kebersamaan dan persaudaraan di dunia sepakbola negeri ini. Kita selalu bisa selesaikan persoalan, friksi, perbedaan pendapat dengan mengusung semangat arek Malang yang berani, lugas dan terbuka. Betapa ampuhnya kata AREMA AREK MALANG dalam kita menyikapi perbedaan pendapat di antara kita.
Mungkin ada satu-dua oknum yang coba memancing di air keruh, memanfaatkan situasi yang ada untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya dengan nebeng dalam komunitas Aremania. Tapi itu semua seharusnya disikapi dengan kepala jernih bukan dengan emosional yang berlebihan. karena beda pendapat itu biasa, dan harus ada orang-orang seperti mereka untuk menjaga ritme serta kontinuitas sebuah komunitas, hal itu merupakan sunatullah, hukum alam yang harus ada dalam setiap kehidupan dan itu sangat dinamis. Biarkan semua mengalir seperti air apa adanya, PANTA REI kata Socrates filosof Yunani kuno.
Ayas sedih, juga semua Aremania yang berada dimanapun kalau hanya karena persoalan yang bukan prinsip, hanya karena persoalan sepele dan kecil, persaudaraan yang telah dibangun dalam sebuah komunitas bernama AREMANIA retak dan pecah!
Hari-hari sekarang ini, kita punya musuh bersama (common enemy) yaitu PSSI, kita juga menuai banyak dukungan atas gerakan moral kita beberapa waktu yang lalu. Hal itu seharusnya menjadi moment untuk saling bertegur sapa, nyambung silaturahmi, guyub rukun. Kita ini pada dasarnya seduluran, kita lahir, besar dan hidup di tanah yang sama, di kota yang sama, darah kita adalah darah AREMA!
Perselisihan apapun tidak akan menghasilkan ketenangan, yang muncul justru dendam, saling mencurigai dan nafsu ingin saling menjatuhkan. Karena untuk menjadi orang bijak dan pemaaf dibutuhkan kesadaran dan kemauan yang kuat. Dan untuk menyikapi semua persoalan yang ada kuncinya adalah KOMUNIKASI dan KEBESARAN HATI dalam menerima segala perbedaa pendapat. Karena kita hidup bukan untuk gengsi dan merasa paling benar sendiri! [Iyan, Aremania Batavia] |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Sat Sep 13, 2008 7:12 am | |
| War To Win
Jika kita lihat bagaimana perjuangan Adolf Hitler mengembalikan trah suku bangsa Arya sebagai bangsa nomor wahid dan melakukan “sapu bersih” kepada Yahudi. Jika kita baca bagaimana Ken Arok mengembalikan Kasta Sudra setingkat dengan Ksatria (darah biru) dengan membunuh penguasannya dan menikahi Ken Dedes yang notabene merupakan ratunya. Dan bagaimana perjuangan seorang Che Guevara yang menempatkan sosialisme dan persamaan kasta, bahkan tanpa kasta di negara Amerika Latin, Bolivia. Apalagi jika kita amati bagaimana Amerika melakukan dominasinya sebagai negara adi kuasa di jagad ini. Semuanya menggunakan idiom Cinta Damai dan Demi Perdamaian, meski dalam melakukannya tetap dengan proses perang dan mengalahkan lainnya!
Apa hubungannya dengan Arema dan Aremania? Ada hubungannya bahkan hampir mirip dengan perjuangan Che Guevara di Bolivia dan Muamar Khadafi di Libya, maupun Soekarno untuk menyatakan bahwa Indonesia ada dan layak di perhitungkan di dunia ini. Aremania, merupakan kelompok supporter yang melakukan tour dengan koordinasi dan atraktifitasnya pertama kali di Indonesia, yang melakukan pendukungan ke tim kebanggaannya, bisa diibaratkan merupakan perang terhadap kemapanan yang ada waktu itu serta sebagai penghapus stigma Fudamental maupun kelompok Preman yang identik dengan anarki!. Bahkan menjadi media pemersatu kelompok yang ada di Malang kala itu, mulai dari HIGAM, ARBOT, ARPOL, Jodipaness, Gabungan Anak Setan, Kapak Merah, AMS, Arek Malang Dampit (ARMDA) bahkan Baltimore dan lain-lainnya.
Akhirnya membawa Arema sebagai supporter terbaik di Indonesia. Slogan Cinta Damai kali ini sudah menjadi Virus jauh sebelum Slank mengatakan PISS! Jauh hari sebelum Iwan Fals menyuarakan Saudara se-bangsa! dengan OI-nya. Namun Cinta Damai tidak berlaku jika kita melakukan pendukungan saat di lapangan. Perang merupakan kata yang pantas dalam meraih kemenangan! Perang bukan berarti kita musti menggunkan kekerasan dalam melakukannya, namun perang kali ini merupakan menempatkan semua tim merupakan lawan saat pertandingan 2x45 menit di lapangan.
Saat ini Cinta Damai seolah menjadi idiom yang salah bagi pemain Arema, karena mereka tidak lagi bermain keras (bukan dengan tackling tanpa teknik). Pemain Arema yang semestinya memiliki motivasi sebagai seorang Prajurit yang nampak di lapangan hanyalah seonggok daging yang sok menyuarakan profesionalisme dengan ketakutan cedera dan habis masa kariernya! Tentunya hal ini sangat berbeda tatkala Arema masih diperkuat 80% asli Arek Malang. Di sini tampak jelas Loyalitas dan kebanggan mempertahankan nama AREMA dan Malangnya!
Sudah waktunya kita bersatu untuk berperang dan meraih Kemenangan! Aremania tetaplah pecinta Damai namun bukan berarti takut dan Menolak Perang jika di lawan! Terbukti PSSI dan BLI sudah merasakan hal ini, bagaimana Aremania berperang melawannya yang tak mengenal takut dan waktu, meski perjuangan kala itu setengah-setengah. Setengah terpaksa, setengah nodong, setengah percaya satu sama lain dan setengah pintar namun cukup kerdil, yang cukup bangga dan merasa puas diri saat statement penyejuk hati muncul dari kantor biang kerusakan sepak bola nasional, PSSI.
Sudah waktunya kawan kita berperang, melawan semua bentuk tirani dan rintangan yang menghadang setiap langkah dan presatsi Arema dengan cara yang cukup elegant. Kenapa tidak kita buktikan bahwa Arema dan Aremania tetap merupakan soko guru dan Icon persepakbolaan Indonesia.
War To Win… Now Or Never! Aremania Cinta Damai Tapi Tak Menolak Perang Jika Dilawan! |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) Sat Sep 13, 2008 7:15 am | |
| Refleksi dan Renungan : POTRET AREMANIA HARI INI 11 Aug 2006 |
Sepakbola, tak pelak lagi olahraga ini menjadi yang terpopuler diantara cabang-cabang olahraga yang lainnya. Ini semakin terbukti dengan gelaran World Cup 2006 di Germany yang baru lalu. Suatu cabang olahraga yang sanggup menyedot perhatian jutaan penggila bola bahkan pebisnis yang mempercayakan modalnya untuk diputar didalam riuh euforia hajatan empat tahunan ini. Tak terkecuali di negeri ini.
Bahkan di seluruh pelosok daerah, termasuk kota Malang sekitar satu setengah jam perjalanan dari Ibukota Propinsi Jawa Timur, Surabaya. Kota yang pada masa pendudukan Kolonial Belanda terkenal dengan julukan Switzerland van Java inipun mempunyai kegairahan yang teramat besar terhadap sepakbola. Seringkali sepakbola dianalogikan sebagai "agama" bagi kera ngalam, suatu hobi yang menjadi kegiatan serius dan utama.
Diawali dengan lahirnya Arema, sebuah klub yang didirikan medio tahun 80-an oleh Acub Zainal yang semakin menjadi pusat perhatian setelah mengharumkan nama kota Malang dengan merengkuh gelar Juara Galatama tahun 1987. Dan akhirnya para pendukung Arema mengkristalisasikan dirinya menjadi Aremania, suatu paguyuban pendukung fanatik dan supporter setia. Kelahiran Aremania pun niscaya merupakan suatu proses panjang yang memiliki pencetus yang khas. Kejenuhan terhadap kultur kekerasan ditengah mereka ditambah keinginan menyalurkan kepuasan mendukung Arema secara lebih baik akhirnya berhasil menyatukan para pendukung Arema menjadi satu wadah yaitu Aremania. Perlahan tapi pasti energi berlebih yang mereka miliki mulai tersalur ke satu tujuan yaitu demi kejayaan Arema dan kemajuan Aremania.
Tak terhitung lagi berbagai macam kreativitas yang tercipta karenanya. Kota Malang yang sebelumnya sudah terkenal sebagai gudang musisi Rock, ikut menyumbangkan lagu-lagu yang ikut memanaskan suasana didalam Stadion saat pertandingan. Atraksi-atraksi berupa gerakan yang beragampun tanpa tahu siapa penciptanya tergelar dengan indah di setiap Arema berlaga. Ya, Aremania sudah menjelma menjadi sosok kunci bagi Arema, Aremania adalah perwujudan pemain ke 12, pemain yang secara wadag tidak ikut bermain di tengah lapangan, tetapi sejatinya mempunyai andil yang sama besar dengan para pemain lainnya.
Supporter sepakbola memang seakan partner sejati klub yang dibelanya, seakan dua sisi koin yang saling melengkapi. Tanpa kehadiran Aremania, irama permainan Arema pun sekan tanpa darah, laksana seorang pemuda yang berlaga tanpa disaksikan kekasih pujaan hatinya. Tetapi begitu nyanyian dan gerak ritmis Aremania membahana, Arema pun merangsek dan memaksakan kemenangan atas lawan-lawannya. Aremania pun menebarkan magisnya ke seluruh penjuru kota Malang. Berbagai spanduk, gambar-gambar, bendera dan berbagai macam benda yang berbau Arema-Aremania seakan sebuah virus yang menjangkiti kota. Semakin lama semakin meruah menjadikan satu identitas baru bagi kota Malang. Kota Malang semakin identik dengan Arema-Aremania.
Identitas Aremaniapun semakin kental terasa ditambah penggunaan bahasa walikan di antara mereka. Suatu bahasa yang tidak mempunyai struktur klasifikasi tertentu. Bahasa yang bisa digunakan oleh semua tua, muda bahkan anak-anak. Dengan berbekal semua itu Aremania semakin mantap mendukung Arema. Berbagai inovasi yang sifatnya sosio-kultural mereka ciptakan, supporter sepakbola yang anarkis mereka ganti menjadi supporter sepakbola yang loyal, atraktif, dan jauh dari kesan fanatisme buta. Mereka mencoba menciptakan suatu atmosfer yang semakin lama semakin kondusif, paling tidak di antara mereka terlebih dahulu. Paling tidak di stadion mereka dahulu, sehingga proses menonton sepakbola bagi mereka, niscaya menjadi proses ritual yang mempunyai tahapan-tahapan yang berlaku secara tidak tertulis tapi disepakati. Menonton Arema bertanding tidak afdol apabila tidak ikut menggunakan jersey, kaos atau atribut-atribut lainnya yang berbau Arema-Aremania. Begitu pula menonton tanpa melakukan gerakan-gerakan yang dipimpin dua dirigen legendaris Aremania, seakan kurang seru. Maka terciptalah suatu panggung pertunjukan yang spektakuler, suatu panggung interaktif yang melibatkan semua komponen didalamnya, Arema dan Aremania.
Tak jarang Aremania menjadi kritisi bagi ketidak adilan yang berlaku terhadap Arema, bahkan terhadap persepakbolaan negeri ini secara keseluruhan. Untuk itupun beberapa kali Aremania berbenturan dengan institusi-institusi sepakbola. Bukan tidak disadari bahwa ada konskwensi tertentu yang harus diterima untuk menjadi kritis di negeri ini, dan Aremania membuktikan siap menanggungnya.
Sampai pada gilirannya segala atraksi kreatif dan terobosan-terobosan Aremania terhadap seni dukungan supporter terhadap Arema diganjar gelar Supporter Terbaik di Indonesia pada tahun 2000. Dipelopori Aremania, mulailah bermunculan kelompok-kelompok supporter baru yang berusaha mengikuti jejak Aremania. Mendukung tanpa kekerasan tapi bersenjatakan kreativitas. Tapi seiring semakin besarnya Aremania, semakin besar pula masalah yang dihadapi. Mulai dari masalah finansial yang dialami Arema sehingga harus mengarungi beratnya kompetisi dengan kembang kempis. Tercatat harga tiket di Gajayana Malang adalah yang tertinggi, ini seakan menjadi pembuktian bahwa Aremania ingin mendukung Arema sekuatnya. Dengan di degradasinya Arema ke Divisi I tahun 2003 ditambah eksodusnya beberapa pemain, pelatih bahkan manager ke klub tetangga, semakin menambah berat beban Aremania untuk membuktikan kecintaannya.
Aremania tak bergeming, tetap setia mendukung dimanapun Arema bertanding dan ini dibayar lunas dengan kembalinya Arema ke Divisi Utama ditambah Arema menjadi juara perdana Piala Copa Indonesia.
Bentuk Aremania
Dengan bentuk Aremania yang tanpa struktur organisasi baku, melainkan terdiri dari Korwil-korwil (Koordinator Wilayah) cukup menimbulkan dilema tersendiri. Di satu sisi model paguyuban yang dipilih berdasarkan azas kekeluargaan dan kebersamaan dengan musyawarah mufakat menjadi penentu pada setiap keputusan ini sudah sedemikian merasuk, terbukti melalui forum-forum musyawarah atau silaturahmi yang sering digelar. Model seperti ini juga cukup aman dari usikan niat-niat politis, karena tiadanya figur sentral yang bisa dirayu mengikuti arus politis tertentu bersama massanya.
Akan tetapi, seperti dulu pernah disinyalir bahwa kondisi Aremania yang tidak terorganisir sangat rentan terhadap friksi-friksi yang dapat menyebabkan konflik internal menjadi kenyataan. Hal inipun terjadi sekali dua di lapangan, yang sementara ini bisa diredam dengan metode musyawarah-mufakat. Akankah kondisi ini bisa dipertahankan seterusnya, dengan berganti-gantinya generasi Aremania yang pasti mempunyai akar pemahaman yang berbeda-beda pula ? Generasi Aremania pertama mungkin merasa cukup dengan metode tersebut diatas dan sudah terbukti lewat sejarah, tapi generasi-generasi berikutnya memikul tantangan yang jauh lebih kompleks dengan batasan-batasan jarak dan waktu semakin menghadang.
Sementara tuntutan dunia modern sekarang ini akan suatu bentuk organisasi yang mampu memfasilitasi kebutuhan dan kepentingan Aremania baik secara internal maupun eksternal layak diapungkan dan dibahas lebih lanjut. Banyak langkah atau tindakan yang dilakukan oleh Aremania secara sporadis, terencana tapi baru sebatas secara regional. Sedangkan keputusan yang diatasnamakan seluruh Aremania seyogyanya memerlukan pula pertanggungjawaban, baik secara formal maupun secara moral.
Mari kita lihat bersama pada Jambore Supporter Nasional yang sebentar lagi digelar di Jakarta. Akankah Aremania sanggup membuktikan nama besarnya, akankah gesekan-gesekan kecil yang mengiringinya mampu dieliminasi?
Masih yang Terbaik?
Masihkah Aremania merasa yang terbaik? Pionir itu pasti, yang terbaik? Ini patut dipertanyakan. Dari sisi penghargaan jelas, gelar Suppporter terbaik seakan enggan lagi terbang ke pangkuan Aremania. Ibarat perlombaan balap mobil, sekarang Aremania sedang berlomba dengan kelompok-kelompok supporter lain untuk menuju finish, yaitu gelar Supporter Terbaik. Meskipun tidak menafikan bahwa tidak selalu gelar mencerminkan kondisi nyata.
Masalah pelik yang sekarang menghantui Aremania, yaitu kreativitas, arogansi dan over konfidensi yang sekarang diidap Aremania. Dulu Aremania seakan merajai panggung kreativitas sepakbola tanah air, sehingga memikat banyak kelompok supporter lain untuk menirunya. Sekarang Aremania tidak bisa lagi mengandalkan lagu-lagu, gaya-gaya, atribut-atribut dengan model lama, karena kelompok-kelompok supporter lain pun memilikinya. Ironisnya, tak terhitung berapa banyak lagu-lagu Aremania yang dijiplak mentah-mentah meskipun ada beberapa bagian yang diganti, ataupun gerakan-gerakan massal di stadion yang semakin lancar ditiru bahkan dikembangkan kelompok-kelompok supporter lain.
Menjadi supporter yang santun, yang sanggup mengendalikan emosi pada situasi apapun, termasuk situasi tersulit sekalipun tetap menjadi agenda utama yang harus diusung Aremania. Atau kalau tidak, Aremania akan kembali terjerembab ke masa silam yang kelam, masa di mana emosi bertahta dan mampu menyingkirkan akal sehat.
Konfidensi adalah baik sepanjang itu tidak menjerumuskan diri ke zone yang membuat kita nyaman dan malas melakukan perbaikan diri dan pengembangan. Disaat Aremania merasa menjadi yang terbaik, diluar sana banyak kompetitor yang meningkatkan kemampuannya. Aremania harus mampu keluar dari zone nyaman yang melenakan, Aremania harus melakukan terobosan-terobosan baru seperti dulu. Menjadi yang terbaik itu memang berat tapi mempertahankan untuk selalu menjadi yang terbaik, itu jauh lebih berat.
Habis
Salam1Jiwa
Renungan Aremania Korwil Satu Jiwa – Rakyat Arema Dunia Cyber Wahyu H www.satujiwa.net |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) | |
| |
| | | | ARTIKEL-ARTIKEL MAUT! (JANGAN LUPAKAN SEJARAH!!) | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |