Kritik keras menghujani gelaran Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Tidak sedikit pihak yang menyebut ISL belum segagah namanya. Sebagai pengelola ISL, Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) menerima dengan terbuka kritik tersebut.
BLI mencoba berlapang dada menghadapi sorotan yang mengarah kepadanya. ''BLI justru menilai pekan pertama ISL ini jauh lebih buruk daripada penilaian teman-teman media,'' aku Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono kemarin (15/7).
Menurut Joko, memang masih banyak hal yang belum berjalan dengan baik. Salah satu contoh adalah kinerja panpel. Belum semua aturan yang ada di manual liga dijalankan panpel di masing-masing tim.
Joko lantas mengatakan, belum adanya pengumuman jumlah penonton di jeda pertandingan menjadi salah satu bukti. ''Saya hadir dalam pertandingan Sriwijaya FC Palembang melawan Persipura Jayapura. Di situ memang tidak ada pengumuman jumlah penonton. Laporan yang masuk ke saya dari tempat lain juga sama,'' tutur Joko.
''Dari delapan pertandingan, yang patut diberi nilai plus, menurut kami, hanya Panpel Persib Bandung ketika menggelar pertandingan Persib melawan Persela Lamongan,'' imbuhnya.
Meski begitu, BLI tidak kecewa terhadap apa yang terjadi tersebut. Joko menyebutkan, justru BLI semakin bersemangat untuk mengawal gelaran ISL 2008/2009. Kritik yang masuk menjadi bahan evaluasi mereka untuk melangkah lebih baik lagi.
Salah satu di antaranya dalam menentukan stadion. Ke depan, BLI bakal menjadwalkan pertandingan home bagi tim musafir tidak hanya di Stadion Jalak Harupat, Soreang, Bandung. BLI mengupayakan satu stadion hanya digunakan home dua tim. Untuk itu, mereka siap memindahkan laga home bagi tim musafir ke Stadion Manahan, Solo.
''Yang jelas, kritik yang datang akan melecut kami untuk semakin aktif terjun ke klub untuk membantu mereka menyelesaiakan problem yang membelit. Itu demi kompetisi yang lebih baik,'' ujar pria asal Ngawi itu. [jawapos]