Untuk Arema di Super League
MALANG - Beban berat harus dipikul pengurus baru Yayasan Arema. Mereka harus memburu dana belasan miliar untuk mendanai Arema di super league.
Kisarannya, untuk mendanai tim super league, dibutuhkan dana sekitar Rp 20 miliar. Padahal, PT Bentoel selaku sponsor utama Arema hanya bisa memberikan suntikan dana Rp 7,5 miliar. Kekurangan dana itu harus ditanggung pengurus baru yayasan.
Sekretaris Yayasan Arema Mudjiono Mudjito menyadari bahwa mengelola tim besar seperti Arema sangat sulit. Biaya operasionalnya cukup besar. Dia memperkirakan Arema membutuhkan dana Rp 15-Rp 20 miliar agar bisa eksis di super league. Untuk itu, pihaknya membutuhkan bantuan dari semua pihak. Mulai sponsor hingga Aremania.
Khusus peran Aremania, informasi yang diterima dari pengurus lama, pemasukan dari tiket bisa mencapai Rp 3 miliar. Apabila pemasukan itu bisa dimaksimalkan, bisa membantu menutupi biaya operasional.
Yang lebih membuat yayasan yakin adalah kesiapan dari Wali Kota Batu Eddy Rumpoko untuk memberikan fasilitas mulai mes, tempat latihan, hingga konsumsi pemain. Bantuan Eddy sangat meringankan beban yayasan. Sebab, porsi anggaran pengeluaran tim terbesar salah satunya konsumsi pemain setiap hari. "Saya sudah pernah menangani Persema pada 1998. Pengeluaran terbesar salah satunya konsumsi pemain," ungkap pria yang mengantarkan Persema U-18 menjadi juara Piala Suratin 1997 sebagai manajer itu.
Bukan hanya itu. Yayasan nantinya akan melobi Pemkab Malang agar memberikan keringanan pajak pemakaian Stadion Kanjuruhan. Dengan keringanan pajak pemakaian stadion, biaya operasional klub juga semakin kecil. Upaya meminta keringanan ini diharapkan bisa terealisasi dengan masuknya Rendra Kresna sebagai bendahara yayasan. Mengingat, Rendra menjabat wakil bupati. "Saya yakin Pak Rendra bisa mengupayakan keringanan pajak tersebut," tutur Mudjiono.
Rendra sendiri yakin selama Bentoel masih menjadi sponsor utama dengan menyuntik dana Rp 7,5 miliar, Arema bisa eksis. Syaratnya, yayasan harus mampu memaksimalkan potensi yang ada di Arema. Salah satunya keberadaan Aremania. "Nah, semua potensi itu nantinya akan kami gali lebih mendalam dengan melakukan pertemuan dengan pengurus lama Arema," terang ketua DPD II Golkar Kabupaten Malang ini.
Terkait upaya keringanan pajak stadion, Rendra menilai hal itu sangat dimungkinkan. Artinya, dengan kondisi Arema saat ini, pemkab harus memiliki tanggung jawab moral untuk membantu Arema. Salah satu bentuknya adalah memberikan keringanan pajak pemakaian stadion. Sebab, tidak mungkin pajaknya dibebaskan karena harus ada pemasukan ke PAD.
"Saya yakin jika semua alternatif penggalangan dana itu dijalankan maksimal, bisa mengurangi beban biaya operasional Arema," imbuhnya. "Kalau memang pendanaannya masih kurang, tentunya yayasan harus menutupi dengan mencarikan sponsor," tambah dia. (gus/yn