MALANG - Lamanya proses pelepasan hak pengelolaan Arema oleh PT Bentoel tampaknya membuat Pemkot Malang surut langkah. Pemkot mulai menunjukkan sinyal mundur dalam bursa calon pengelola Arema.
Itu diketahui dari sikap Wali Kota Malang Peni Suparto yang sepertinya tidak ngotot lagi untuk menjadi pengelola Arema. "Petunjuk BLI, kami tidak boleh mengelola dua tim yang bermain di super league. Jadi, kami hanya diperbolehkan mengelola satu tim. Kebetulan kami sudah mendaftarkan Persema," ucap Peni usai menghadiri acara Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) di balai kota kemarin.
Di samping itu, lanjut Peni, sikap Yayasan Arema yang tak kunjung menyerahkan hak pengelolaan Arema membuat pemkot tidak terlalu serius lagi untuk menjadi pengelola. "Kondisinya memang sudah berbeda. Kami mau berbuat apa. Dengan Yayasan Arema sudah tidak ada lagi koordinasi," ujarnya.
Jika pemkot benar-benar mundur dari bursa calon pengelola Arema, tinggal Wali Kota Batu Eddy Rumpoko kandidat kuat pengelola baru. Namun, pengelolaan oleh Eddy bersifat pribadi, bukan atas nama Pemkot Batu.
Sementara, pihak Arema membantah statemen Peni soal masalah di internal Arema. "Nggak ada urusan internal yayasan. Semuanya dalam kondisi baik kok," ujar Sekretaris Yayasan Arema Satrija Budi Wibawa dalam SMS-nya kemarin.
Kepada wartawan di sela-sela peresmian Samsat Corner di MOG Senin (27/7), Peni mengimbau Arema menyelesaikan masalah internal terlebih dulu sebelum menyerahkan pengelolaan Arema kepada pihak lain. Namun, Peni tidak menjelentrehkan apa persoalan di internal Arema dengan alasan bukan wilayahnya.
Jika memang tidak ada masalah, mengapa Arema belum diserahkan kepada pengelola baru? Satrija hanya mengatakan bahwa belum adanya pengelola baru Arema karena yayasan masih menunggu feedback terkait perjanjian pengalihan hak kepemilikan dan pengelolaan. "Gimana mau tanda tangan perjanjian bila belum ada feedback dari pengelola baru," ucap pria yang akrab dipanggil SBW tersebut.
SBW menegaskan, Bentoel sudah menawarkan hak pengelolaan Arema kepada setiap calon pengelola baru. Pihaknya harus menghormati prosedur atau mekanisme yang harus dilalui setiap calon pengelola baru untuk membicarakan di tingkatan internal mereka. "Kalau pengelola baru menunggu, apanya yang ditunggu?" kata mantan manajer Arema ini.
Sebelumnya, SBW juga menyampaikan lambannya pengalihan hak pengelolaan Arema kepada pengelola baru bukan karena masalah serius. Dari awal, Bentoel akan menyerahkan hak kepemilikan dan pengelolaan Arema secara gratis (free) kepada pengelola baru. Selanjutnya, ada perjanjian hak dan kewajiban penyaluran dana sponsorship antara Bentoel dengan pengelola baru sebagai pendanaan untuk Arema. Siapa yang cepat melakukan tanda tangan perjanjian tersebut tentunya akan mengambil alih pengelolaan tim berlogo kepala singa itu dari Bentoel.
Namun, statemen SBW ini berlawanan dengan sikap Pemkot Malang maupun Eddy Rumpoko. Sebelumnya, pemkot melalui Peni menyatakan bahwa pemkot tinggal menunggu sikap Bentoel untuk menyerahkan pengelolaan Arema. Sebab, Bentoel-lah yang berinisitaif menawarkan Arema untuk dikelola. (gus/yn)