Gelagat Arema akan merger dengan Persema sudah bisa terbaca ketika saham PT Bentoel dijual ke BAT (British American Tobacco) 17 Mei lalu. Penjualan saham itu mengundang tanda tanya di kalangan Aremania terkait kesinambungan tim berjuluk Singo Edan itu dalam kancah kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2009-2010. Maklum, selama ini PT Bentoel merupakan penyandang dana Arema selama mengarungi kompetisi sepak bola di Indonesia sejak 2003 lalu.
Indikasi merger semakin menguat ketika tim-tim yang bermain di kompetisi ISL sudah berbenah diri dalam perburuan pelatih dan pemain. Di sisi lain, manajemen Arema masih tenang-tenang saja. Hingga saat ini, belum ada pelatih definitif yang bakal membesut Arema. Manajemen Arema baru sebatas melakukan penjajakan dengan tiga calon pelatih yang sudah diminta melakukan presentasi terkait visi, misi, dan programnya ketika melatih Arema. Namun, faktanya, meski telah memanggil ketiga calon pelatih, belum juga ada keputusan dari Yayasan Arema.
Demikian pula untuk urusan pemain. Hanya tiga pemain yang masih terikat kontrak. Yakni Kurnia Meiga Hermansyah, Benny Wahyudi, dan Dendi Santoso. Selain mereka, kontraknya sudah habis. Dan, manajemen Arema juga belum melakukan deal kontrak baru dengan penggawa Arema musim lalu. Padahal, beberapa pemain lama seperti Achmad Bustomi, Arif Suyono, Hendra Ridwan, dan Ronni Firmansyah sedang menanti kepastian perpanjangan kontrak. Manajemen Arema berdalih rekrutmen pemain belum dilakukan karena harus menunggu kepastian penunjukan pelatih dari Yayasan Arema.
Lambannya manajemen Arema dalam rekrutmen pelatih dan pemain membuat sejumlah pilar musim lalu memilih hengkang dari tim yang lahir 11 Agustus 1987 itu. Ada tiga pemain inti yang berlabuh di tim lain, yakni Fandi Mochtar, Achmad Sambiring Usman, dan Suroso. Fandi dan Sambiring membela Persisam Samarinda. Sedangkan Suroso menyeberang ke Persema. Selain ketiganya, beberapa pilar Persema didekati klub lain. Sebut saja Arif Suyono, Kurnia Meiga, dan Ronni Firmansyah yang terus didekati manajemen Persema.
Keresahan akan masa depan Arema juga pernah diutarakan salah satu penggawa. Bahkan, dia mengatakan akan ada berita besar terkait Arema usai pilpres (pemilihan presiden). Namun, dia enggan membeberkan apa yang dia ungkapkan. "Ini akan menjadi berita besar," katanya kala itu. Bisa jadi, berita besar yang dimaksudkan itu tidak lain rencana merger Arema dengan Persema.
Tanda-tanda merger itu semakin mengemuka ketika pengurus Yayasan Arema Satrija Budi Wibawa bertamu ke Balai Kota Malang, Senin (6/7) lalu. Saat itu Satrija datang hendak menemui Wali Kota Peni Suparto bersama wakil BAT. Alasan yang diungkap Satrija saat itu adalah memperkenalkan BAT sebagai pemilik baru PT Bentoel. Sebagai pabrik rokok yang lokasinya juga berada di Kota Malang, BAT merasa perlu "kulo nuwun" kepada wali kota. (gus/yn)