Aremania sudah tidak perlu khawatir akan melonjaknya harga tiket pertandingan home Arema di ISL (Indonesia Super Liga). Sebab panitia penyelenggara pertandingan (panpel) Arema menjamin tak ada kenaikan harga tiket pada tahun ini.
Menurut Ketua Panpel Arema Muhammad Muklis, harga tiket sama dengan tahun lalu: Rp 15 ribu (tribun ekonomi) dan Rp 40 ribu (VIP). "Kami tak menaikkan harga dengan berbagai pertimbangan," kata Muklis.
Dengan harga tiket yang tak dinaikkan, panpel dan manajemen Arema berharap agar setiap pertandingan Arema selalu dijubeli penonton. Sehingga Aremania tak terpengaruh dengan adanya siaran langsung yang ditayangkan televisi. "Kami berharap tak ada lagi Aremania korwil elektronik (hanya menonton di TV, Red) seperti pada musim-musim lalu," tambahnya.
Bagi Arema, pemasukan tiket merupakan salah satu sumber pendanaan yang cukup penting. Sebab, Arema merupakan klub yang murni didanai swasta. Selain itu, pada musim ini, tim yang berlaga di ISL tak lagi mendapatkan subsidi dari Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI).
Hanya saja, pendapatan dari tiket tak bisa digenjot secara maksimal oleh Arema. Masalahnya, BLI sudah menetapkan aturan bahwa panpel hanya boleh mencetak tiket sebanyak 80 persen dari kapasitas stadion. Dengan peraturan itu, panpel Arema maksimal hanya bisa mencetak 30.400 tiket dari kapasitas Kanjuruhan sebesar 38 ribu.
Kedatangan Aremania langsung ke stadion tak hanya memberikan keuntungan finansial bagi Arema. Tapi juga memberikan keuntungan non teknis kepada pemain-pemain Arema yang berlaga. "Dengan besarnya dukungan Aremania yang datang ke stadion, maka semakin besar motivasi pemain untuk memenangkan setiap laga," sambung dia.
Alasan lainnya mengapa harga tiket tak dinaikkan, lanjut Muklis, karena manajemen menangkap aspirasi dari Aremania. Sebagian besar suporter fanatik Singo Edan berharap agar tak ada kenaikan tiket. Itu karena kondisi perekonomian masyarakat yang semakin sulit.(JP)