10 Ribu Pengunjung Serbu Rampal

10 Ribu Pengunjung Serbu Rampal


MALANG - Kekhawatiran pedagang Pasar Tugu akan sepinya penjualan di lokasi baru -Lapangan Rampal- tidak terbukti. Ini terlihat kemarin, pada hari pertama menempati Rampal sejak dipindahkan dari Simpang Balapan. Respons masyarakat Kota Malang tetap tinggi. Bahkan, diperkirakan pengunjung di Rampal hampir sama dengan pengunjung di Simpang Balapan.

Wakil Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tugu Taufik Huda mengaku tidak menduga sambutan masyarakat untuk datang ke Rampal sangat tinggi. Diperkirakan sehari kemarin pengunjung yang masuk ke Rampal mencapai 10 ribu orang. "Ini patut disyukuri. Dan sekali lagi, ini di luar perkiraan pedagang," ujar dia di Rampal kemarin.

Meski demikian, menurut Taufik, masih banyak yang harus dibenahi untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung. Salah satunya penempatan tenda pedagang. Sebab, penempatan antara tenda yang satu dengan tenda lainnya terlalu sempit. Kondisi ini menyebabkan jalan untuk pengunjung sempit. Akibatnya, sesama pengunjung dari arah berlawanan terkadang bersenggolan.

Terkait jumlah pedagang yang berjualan di Rampal, Taufik mengatakan, hampir semua pedagang berjualan. Itu karena pedagang ingin mengetahui lokasi tendanya dan sekaligus uji coba barang dagangan di lokasi baru. "Hampir 95 persen dari 459 (anggota paguyuban Pasar Tugu) jualan," ucapnya.

Dari pantauan Radar, barang beberapa pedagang sudah habis hanya dalam waktu yang tidak terlalu lama. Ini dimaklumi karena kuantitas barang yang dijual pedagang dikurangi dibandingkan saat berjualan di Simpang Balapan. "Kami hanya jual separo dibandingkan jual ketupat sayur di Simpang Balapan. Jika sebelumnya jual 330 biji ketupat, hari ini (kemarin, Red) kami hanya jual sekitar 200 biji," kata Suhanik, yang membuka stan makanan.

Selain itu, tidak semua kendaraan parkir di lapangan Rampal. Ada yang parkir di depan pertokoan di depan dan sebelah barat Rampal. Kondisi itu bisa mengundang terjadinya kemacetan.

Kepala Dinas Parinkom Kota Malang Pait Al Wiyono mengakui masih banyaknya persoalan yang harus ditata. Selain masalah tenda, juga parkir. Untuk itu, pihaknya setelah pedagang berjualan, pemkot langsung melakukan evaluasi dengan meminta saran dan pendapat dari para pedagang. Dari hasil evaluasi tim pemkot dan pengelola Rampal, kebanyakan pedagang meminta penataan tenda sehingga mempermudah pengunjung serta pengelolaan lahan parkir.

Berkaca dari masukan itu, lanjut Pait, minggu kedua nanti, penataan tenda akan disempurnakan sesuai dengan permintaan pedagang. Sedangkan untuk penataan parkir, pemkot akan berkoordinasi dengan Dishub Kota Malang untuk dilakukan penertiban. "Intinya, semua kendaraan harus parkir di Rampal agar tidak mengganggu arus lalu lintas," ujar mantan Kahumas Pemkot Malang ini.

Persoalan lain yang harus ditangani adalah menyebarnya pedagang kaki lima (PKL) di luar anggota paguyuban. Hasil pantauan pemkot, ditemukan puluhan pedagang di luar paguyuban yang berjualan di Rampal. "Minggu mendatang, akan kami tertibkan. Sebab, lahan yang disediakan pengelola Rampal hanya untuk pedagang yang tergabung di paguyuban. Sebanyak 459 pedagang," terangnya.

Untuk memudahkan pengawasan, pedagang nanti akan dibekali kartu anggota. Kartu tersebut harus digunakan saat berjualan. Bukan hanya itu. Tenda milik pedagang akan diberi nomor urut. Dengan demikian, pedagang yang tidak memiliki dua tanda tersebut dianggap ilegal.

Terkait retribusi pedagang, Pait mengatakan, untuk hari perdana kemarin, seluruh pedagang dibebaskan. Sedangkan besarnya retribusi minggu mendatang masih menunggu pertemuan dengan pedagang. Namun diupayakan, kalaupun nanti ada retribusi, itu akan dijadikan dana kontribusi untuk pemeliharaan dan kebersihan Rampal. Diupayakan retribusinya nanti tetap seperti di Simpang Balapan. Pedagang yang menggunakan tenda dikenakan Rp 5 ribu. Sedangkan pedagang nontenda Rp 2.500.

Sekkota Malang Bambang Dharmawan Suyono menambahkan, pemkot meminta masukan dari masyarakat terkait keberadaan Pasar Tugu di Rampal. Ini diperlukan agar pemkot nanti bisa membenahi lokasi Rampal agar keberadaan pasar itu bisa menjadi ikon wisata di Kota Malang. "Kami akan mengupayakan ada hiburan di Rampal. Ini diperlukan agar menarik pengunjung," ucapnya. "Bahkan nanti pedagang tidak hanya jualan hari Minggu. Sabtu malam nanti juga diperbolehkan berjualan," sambungnya. (gus/yn)

Ndelok judule tak kiro ono tawuran jess!!!! Tibaknya....ternyata....eaalaaahh....

maleh kangen ngalam aku...

Tak kiro lek ono gratisan beras ndik Rampal...

eaalllaahhhhhh.
ta kiro ono burak an duit iku mau

ELA......eh kliru EALAH.....

ELA kan ehm² ku
tp emboh kpn dadian e

lho pasar tugu a.k.a pasar minggu dipindah nang rampal tah????jan tas ngerti iki ayas....

NoeKoeS.86 wrote:

lho pasar tugu a.k.a pasar minggu dipindah nang rampal tah????jan tas ngerti iki ayas....

mangkane tala... sekali kali tail berita, delokanmu Muslimah teros ae seee...

miss ngatimin wrote:

NoeKoeS.86 wrote:

lho pasar tugu a.k.a pasar minggu dipindah nang rampal tah????jan tas ngerti iki ayas....

mangkane tala... sekali kali tail berita, delokanmu Muslimah teros ae seee...

ndek kene(kutho batik) gag onok berita2 tentang malang sakmendetail iku ndeng.....

NoeKoeS.86 wrote:

miss ngatimin wrote:

NoeKoeS.86 wrote:

lho pasar tugu a.k.a pasar minggu dipindah nang rampal tah????jan tas ngerti iki ayas....

mangkane tala... sekali kali tail berita, delokanmu Muslimah teros ae seee...

ndek kene(kutho batik) gag onok berita2 tentang malang sakmendetail iku ndeng.....

cobak didelok iki berita tanggal piro


mangkane tala, langganan malang post

saiki pindah nang semeru

duh jan macet, rusuh pisan

tapi asiikkkk...kodewne komes2....maklum abis lari pagi dadi sik seger2.....

wes buyar wisata rampal e...

rampal is pure nggon gawe olahraga