BATU – 05/03/09. Penampilan Arema saat melakoni empat laga pertamanya di putaran kedua Super Liga, benar-benar menyisakan banyak catatan. Terutama masih mandulnya sektor depan yang tidak kunjung mencetak gol. Catatan itu menjadikan Singo Edan krisis kemenangan sekaligus terpaksa gawangnya total kebobolan sebanyak sepuluh gol.
Tak salah, jika tim pelatih Arema kini juga terfokus pada peningkatan penyelesaian akhir Patricio Morales dkk. Langkah itu tidak hanya fokus dilahap barisan striker namun juga sektor gelandang dan defender. Belum lagi, Arema berharap krisis kemenangan berakhir saat tim menjamu Persiwa Wamena di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Minggu (8/3) malam.
Menu peningkatan naluri gol pemain berlanjut hingga sesi latihan inti tim di Stadion Gelora Brantas Batu, pagi kemarin. Pelatih Arema, Gusnul Yakin sengaja membagi timnya menjadi dua grup. Meliputi, grup pertama dihuni pemain depan dan gelandang, sedangkan grup kedua dihuni para pemain belakang.
‘’Anak-anak itu sebenarnya dapat buat peluang cetak gol, tapi masalahnya penyelesaian akhirnya yang kurang. Hal ini menjadi salah satu konsentrasi tim dalam pembenahan sebelum lawan Persiwa, Minggu besok,” ujar Gusnul kepada Malang Post, kemarin.
Joko ‘Gethuk’ Susilo, asisten pelatih Arema mengomandoi geberan latihan grup pertama. Agar tidak monoton, para pemain dijatah secara bergantian berkreasi mulai dari umpan silang dan back pass sebelum mengakhiri simulasi counter dengan shooting ke gawang. Dalam latihan ini, pemain wajib bisa membaca timing laju bola dari hasil umpan rekannya sebelum melepaskan tendangan.
Sementara, grup kedua baru mulai masuk ke simulasi skema penyerangan usai mereka mendapat menu khusus dari Gusnul seputar usaha peningkatan koordinasi pertahanan. Mereka dikonsentrasikan dapat memaksimalkan bola-bola mati dari tendangan bebas dan corner kick. Itupun hasil menengok kegagalan mereka yang selalu tidak dapat memanfaatkannya bola-bola mati pada pertandingan resminya di Super Liga, lalu.
‘’Sangat disayangkan, kalau peluang-peluang cetak gol itu selalu gagal menjadi gol. Mulai dari skema penyerangan yang disusun dari belakang dan bola mati. Kami harus asah terus finishing touch pemain untuk mengakhiri krisis mencetak gol tersebut,” tambah Gusnul. (mpost)