Priiit, Uang Seribu Melayang

Banyaknya pendatang dan kendaraan di Kota Malang menjadi lahan basah'dunia' perparkiran. Dikatakan basah karena hampir setiap menghentikan kendaraan di pinggir jalan, tukang parkir selalu datang. Maka, kota ini pun mendapat julukan baru; kota parkir.

Dari segi fisik, perkembangan Kota Malang semakin maju. Tapi kehidupan juga makin sulit. Bahkan, untuk ukuran Kota Malang, kini nyaris tidak ada lagi lahan kosong bebas biaya. Bergeser sedikit saja dan meletakkan kendaraan di pinggir jalan, dari kejauhan sudah terdengar bunyi peluit nyaring. Prit..prit....tanda harus parkir.

Yang lebih menjengkelkan lagi jika tarif parkir ditarik di kawasan yang tidak termasuk lahan parkir alias kawasan ilegal. Jika juru parkir (jukir)-nya resmi, berseragam, dan memberi karcis mungkin tidak menjadi soal. Tapi, ini jukirnya tidak terdaftar, kadang malah bentak-bentak.

Praktis, di kota ini sepertinya tidak ada ruang lagi untuk bisa berparkir bebas tanpa harus mengeluarkan uang. Di sini prit...di sana prit..dan di mana-mana prit.

Tarif resmi parkir memang hanya Rp 500 rupiah, tapi tarif tidak resminya bisa berlipat-lipat. Mulai Rp 1.000, Rp 1.500, bahkan Rp 2 ribu untuk sepeda roda dua. Sedang mobil yang biasa Rp 1.000 juga bisa menjadi Rp 3 ribu. Kondisi tersebut sering terjadi jika sedang menghadiri acara-acara resmi maupun acara lain yang mengundang keramaian.

Tidak hanya satu dua warga Kota Malang yang mengeluhkan itu. Tapi banyak. Seperti yang dilontarkan Santi Aulia, warga Klojen. Dia mengaku sering sekali dibuat jengkel jukir. 'Masak ambil uang di ATM saja harus bayar parkir. Mau tidak mau ya harus memberi meski dengan hati gondok," ujar mahasiswi salah satu PTN di Kota Malang ini.

Hal yang sama diungkapkan Nugroho Setiawan, warga Jl Panglima Sudirman. Dia juga sering dibuat tidak nyaman dengan jukir di area ATM. Niat awal yang ingin menarik uang karena dompet kosong, malah harus membayar jukir. Fenomena tersebut dialaminya berulang-ulang. 'Kalau menurut saya, lokasi ATM lebih tepat dijaga aparat, bukan ditunggui jukir. Sehingga warga lebih nyaman," kata Nugroho.

Belum lagi soal jukir liar alias jukir tidak terdaftar di Dishub Kota Malang. Menurut Nugroho, jukir golongan ini lebih sadis dalam memasang tarif parkir. "Saya pernah ditarik Rp 3 ribu. Padahal aturan parkir sepeda motor kan hanya Rp 500 rupiah," tambahnya.

Fenomena tersebut tidak hanya merugikan masyarakat. Para jukir resmi-pun merasa jengah dengan pola-pola jukir liar. Karena secara tidak langsung nama baik jukir tercoreng. Padahal, nyata-nyata para jukir resmi tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan.

'Saya sering sekali membaca surat aduan parkir di surat kabar. Isinya selalu memojokkan jukir," ungkap salah satu jukir resmi Kota Malang yang wanti-wanti identitasnya dirahasiakan.

Sebenarnya, kata dia, protes parkir ilegal, tarif parkir melebihi aturan, atau aduan lain ke surat kabar sah-sah saja. Asal dilengkapi dengan lokasi kejadian, petugas parkir-nya, dan alamat lengkap. 'Kalau identitas jukir yang diadukan jelas, kami tidak masalah. Tapi, kalau hanya protes saja kami jelas keberatan," ujarnya.

Karena selama ini jukir resmi selalu memenuhi prosedur sebagaimana diatur dishub. Untuk menjadi anggota jukir Kota Malang, seseorang harus mendaftar dengan menyerahkan identitas lengkap dan lokasi parkir. Begitu proses pendaftaran tuntas, calon jukir diberi kartu anggota, surat kelengkapan, dan rompi jukir. Selain itu, tentu saja dishub menyerahkan aturan setoran retribusi.

'Saya tiga tahun menjadi jukir di wilayah ini. Sebelumnya harus ijin dengan pengelola, oleh pengelola lokasi didaftarkan ke dishub," bebernya.

Berapa setoran yang diserahkan ke dishub? Masih menurut jukir ini, retribusi parkir yang diserahkan ke dishub tergantung lokasi, tingkat keramaian, dan sistem setoran. Umumnya, untuk satu lokasi dengan tingkat keramaian sedang, setoran parkir per hari Rp 8.500. Tapi, untuk kawasan ramai dan kawasan pertokoan bisa lebih tinggi.

Bahkan, belum lama ini dishub telah menaikkan tarif setoran dua kali. 'Tiap hari saya setor Rp 25 ribu ke pengelola. Selanjutnya pengelola wilayah yang menyerahkan ke dishub. Katanya per bulan setor Rp 600 ribu ke dishub," urainya.

Jika model setoran per hari, biasanya petugas dishub yang mendatangi jukir langsung ke lokasinya. Tapi jika mingguan atau bulanan pengelola parkir yang setor sendiri ke dishub. Itu dilakukan rutin. Karena kalau tidak setor, maka dishub bertindak tegas. 'Kami ini hanya di lapangan. Tidak tahu bagaimana kondisi di atas," tandasnya.

Helmi Teguh Yuana, anggota komisi C DPRD Kota Malang, mengatakan, persoalan parkir di Kota Malang memang menjadi fenomena tersendiri. Bahkan, dia menyebutnya kota ini telah menjadi kota parkir. Karena tiap jengkal lahan selalu dijadikan lahan parkir. Belum lagi area parkir yang dikelola oleh pihak swasta. 'Melihat kondisi itu, harusnya PAD (pendapatan asli daerah) sektor parkir bisa lebih digenjot," tegasnya.

Tapi yang terjadi, kata Helmi, PAD dari sektor parkir tidak maksimal. Target Rp 1,2 miliar di tahun 2008 saja tidak terpenuhi. Bahkan, direvisi dan menyisakan target tidak sampai Rp 1 miliar. Kondisi yang sama terjadi tahun ini. Target PAD sektor parkir yang awalnya diusulkan dewan Rp 2,3 miliar hanya disanggupi Rp 1,7 miliar. 'Ini di Kota Malang lho. Bandingkan dengan Probolinggo, PAD murni dari parkir bisa mencapai Rp 4 miliar," kata Helmi.

Bukan itu saja yang menjadi masalah. Sampai saat ini politisi PKS itu menilai manajemen pengaturan parkir di Kota Malang belum optimal. Banyak lahan parkir yang dikuasai perorangan. Bahkan banyak lahan yang diwariskan. 'Praktik mafia parkir bisa dirasakan, tapi sulit dilihat," ujarnya.

Agar kondisi itu tidak makin runyam, Helmi mengimbau dishub dan Pemkot lebih tegas. Baik dalam pengawasan dan pengelolaan parkir. (nen/war)

kadang.......

sepeda di dudukin pun masih kena parkir
kerjaan yg halalkah?
aq ga tau

ya gimana lagi....

semuanya harus dengan uang....

demi keamanan rek..

circle_A wrote:

demi keamanan rek..

wes merdeka kok sek ono keamanan ae..........

glemboh wrote:

circle_A wrote:

demi keamanan rek..

wes merdeka kok sek ono keamanan ae..........

kon maling sepeda yo??

circle_A wrote:

glemboh wrote:

circle_A wrote:

demi keamanan rek..

wes merdeka kok sek ono keamanan ae..........

kon maling sepeda yo??

jangankan sepeda yang diduduki..
hape yang di kantongi pun juga kadang masih ditarik...

glemboh wrote:

circle_A wrote:

glemboh wrote:

circle_A wrote:

demi keamanan rek..

wes merdeka kok sek ono keamanan ae..........

kon maling sepeda yo??

iyo iki, mangkelno


kadang ditarik 500

kadang 700

sering e 1000

wesss2.... dadi halasam iki...

wkakwakawkwa...

bener sam,,, adepes d tumpaki biasane yo pancet kenek...

oalah rek wes gapopo..
masano 1000.500.700,,,ikhlasno ae wes.
itung2 amal.bagi2 rejeki...
mungkin dari uang parkir kita dia bisa menghidupi keluarganya.menyekolahkan anaknya.dan lain2

sapa tau jg dari sepeser uang itu jg dia pake buat nonton Arema??

aku setuju karo sam hanas...
kita positif thinking aja...
biarkan uang 1000 kita melayang dari pada motor kita (8-20 juta) yang melayang...

circle_A wrote:

oalah rek wes gapopo..
masano 1000.500.700,,,ikhlasno ae wes.
itung2 amal.bagi2 rejeki...
mungkin dari uang parkir kita dia bisa menghidupi keluarganya.menyekolahkan anaknya.dan lain2

sapa tau jg dari sepeser uang itu jg dia pake buat nonton Arema??

rodok apik pemikiranmu....

yanu_aremaniajombang wrote:

aku setuju karo sam hanas...
kita positif thinking aja...
biarkan uang 1000 kita melayang dari pada motor kita (8-20 juta) yang melayang...

lek tukang parkire berkompromi?

rey AremaniA Pandaan wrote:

yanu_aremaniajombang wrote:

aku setuju karo sam hanas...
kita positif thinking aja...
biarkan uang 1000 kita melayang dari pada motor kita (8-20 juta) yang melayang...

lek tukang parkire berkompromi?

aku tau survei mon..
kira2 100:1 sing berkompromi ndek kota malang
hehehe

circle_A wrote:

rey AremaniA Pandaan wrote:

yanu_aremaniajombang wrote:

aku setuju karo sam hanas...
kita positif thinking aja...
biarkan uang 1000 kita melayang dari pada motor kita (8-20 juta) yang melayang...

lek tukang parkire berkompromi?

aku tau survei mon..
kira2 100:1 sing berkompromi ndek kota malang
hehehe

mentus nas.....