Apakah Uang Benar-Benar Berpengaruh pada Prestasi Sepakbola?

Ada berita yang mengejutkan di lembaran olahraga Koran hari ini. Di sana disebutkan kondisi Manchester City yang terpuruk prestasinya, padahal mendapatkan kucuran dana berlimpah. Pergantian pemilik dari Thaksin Sinawatra (mantan PM Thailand) ke suatu perusahaan di Abu Dhabi tidak mempengaruhi budget mereka untuk membeli pemain-pemain mahal. Tapi prestasi tak kunjung muncul, ada yang bilang mereka sulit beradaptasi. Ada juga yang bilang mereka tidak memiliki mental tanding yang kuat.

Sementara di Koran lain ada artikel yang menyebutkan kalau pemain-pemain di liga Indonesia malas-malasan bertanding karena gaji mereka belum dibayar! Hal yang sangat wajar, karena APBD yang dulu adalah sumber gaji utama, saat ini tidak bisa digunakan. Sementara saya teringat semangat AREMA saat dulu belum diakuisisi oleh PT Bentoel. Mau bertanding walaupun makan malam Cuma nasi bungkus, dan dengan fasilitas yang terbatas. Ketika sekarang sudah kaya, eh prestasi malah susah diraih. Berbagai alasan dilontarkan, karena Fandy Mochtar dan Arif Suyono ditarik timnas lah, ada yang bilang PSSI nggak suka AREMA menang makanya wasitnya disuruh “mengalahkan” AREMA lah. Saya tidak mengerti mafia sepakbola. Yang saya tahu, sepakbola adalah permainan kolektif, jadi pemain harus kompak bermain. Menurut anda, apakah uang benar-benar berpengaruh pada prestasi sepakbola?

klo benar2 berpengaruh sih menurutq sih gak...cm klo untuk kebutuhan mungkin iya....karen tim2 di indonesia untuk pertandingan away pasti butuh uang.....aq kasih contoh aja...kemarin pas persikota lawan persisam,persikota kebetulan nginap di tempat kerjaq...aq liat total pengeluran dia lebih dari 50jt.....iku mek gawe nginep tok..lha lek gawe transport wes piro..gaji pemain piro....iku contoh dari divisi utama..lha gawe ISL mungkin anggaran lebih akeh...makane tim2 podo nelongso kabeh....

agni86 wrote:

Ada berita yang mengejutkan di lembaran olahraga Koran hari ini. Di sana disebutkan kondisi Manchester City yang terpuruk prestasinya, padahal mendapatkan kucuran dana berlimpah. Pergantian pemilik dari Thaksin Sinawatra (mantan PM Thailand) ke suatu perusahaan di Abu Dhabi tidak mempengaruhi budget mereka untuk membeli pemain-pemain mahal. Tapi prestasi tak kunjung muncul, ada yang bilang mereka sulit beradaptasi. Ada juga yang bilang mereka tidak memiliki mental tanding yang kuat.

Sementara di Koran lain ada artikel yang menyebutkan kalau pemain-pemain di liga Indonesia malas-malasan bertanding karena gaji mereka belum dibayar! Hal yang sangat wajar, karena APBD yang dulu adalah sumber gaji utama, saat ini tidak bisa digunakan. Sementara saya teringat semangat AREMA saat dulu belum diakuisisi oleh PT Bentoel. Mau bertanding walaupun makan malam Cuma nasi bungkus, dan dengan fasilitas yang terbatas. Ketika sekarang sudah kaya, eh prestasi malah susah diraih. Berbagai alasan dilontarkan, karena Fandy Mochtar dan Arif Suyono ditarik timnas lah, ada yang bilang PSSI nggak suka AREMA menang makanya wasitnya disuruh “mengalahkan” AREMA lah. Saya tidak mengerti mafia sepakbola. Yang saya tahu, sepakbola adalah permainan kolektif, jadi pemain harus kompak bermain. Menurut anda, apakah uang benar-benar berpengaruh pada prestasi sepakbola?

ngaruh lah.....
coba liat Chelsea....langsung juara liga kan biyen iku.....
Jok adoh2...Tonggo'e ewed, P****K...biyen duwe ojir akeh langsung pemain2 AREMA diboyong...
juarakan klub iku..........
Nahhhh....saiki kuwalik'ane...P****K mlarat, akeh pemain'e seng blayu....
ngono lho agni.....

Bener menurutku
Lek arema Kaya...
Iso tuku pemain sekelas chelsea,arsenal,Mu dll
Tak jamin Iso juara liga opo ae

Seng penting iso mbayari wasit

manchunia_Aremania wrote:

Seng penting iso mbayari wasit

koyone iki luweh masok akal Bi...

Kok Wasit Selalu di salahkan seh.....

koyok'e Cara pikir kita harus di perbarui deh....

manchunia_Aremania wrote:

Seng penting iso mbayari wasit

lha lapo wasit di gowo-gowo

aremania_majalengka wrote:

manchunia_Aremania wrote:

Seng penting iso mbayari wasit

lha lapo wasit di gowo-gowo

iyo..bener koen leng
laopo wasit digowo gowo
abot ker...
kongkon mlaku dewe po'o..wong nduwe sikil...

iYuS wrote:

Kok Wasit Selalu di salahkan seh.....

koyok'e Cara pikir kita harus di perbarui deh....

bukan selalu Yus.

kita nggak bisa menutup mata, bahwa perwasitan juga salah satu hal yang paling krusial dalam sebuah pertandingan.
dan bisa dibilang, dialah penguasa sebuah pertandingan. sebuah gol, se sah apapun, tanpa pengesahan wasit, adalah nonsens. begitu juga sebaliknya. dan inget : kita bukan cuma sekali aja mengalami yang kayak gitu.

cara pikir yang seperti apa? positif thinking? dengan cara seperti apa?
dengan menganggap wasit itu khilaf dan terbatas penglihatannya? skillnya kurang? ato emang salah di pendidikannya?

sekali dua kali salah, oke... tapi lek terus terusan koyok ngono...

iYuS wrote:

Kok Wasit Selalu di salahkan seh.....

koyok'e Cara pikir kita harus di perbarui deh....

Ayas duwe konco, lha konco iku crito, deweke wasit dari MALANg, masih tugas di divisi I, nasehati ngene

"Lek ente pingin dadi pemain bal2an, goleko tim seng duwe target. Masio elek gak popo pokoke target tim iku jelas, misale pingin Juara"

Nah itu realita sam. Dengan punya tim yang punya target tim iku bisa melakukan cara apapun untuk merealisasikan targetnya. Wes akeh contohe, terutama jika Umak sering nontok kompetisi divisi Utama Persema. (2008 iki Finale Downhill lawan UMM)

tetep yg kaya nomer satu

mbuh dink...
lek nang liga indonesia...
ayas bingung opo sing iso dadi patokan tim yg berpeluang besar menjadi juara

apakah tim dengan kualitas pemain nomer wahid
apakah tim dengan kekayaan nomer wahid
apakah tim dengan semangat juang nomer wahid
atokah tim dengan frekuensi setor ke PSSI nomer wahid


sek sek..gak e wahid ikiy kok terkenal men seh...

Manchunia wrote:

"Nah itu realita sam. Dengan punya tim yang punya target tim iku bisa melakukan cara apapun untuk merealisasikan targetnya. Wes akeh contohe, terutama jika Umak sering nontok kompetisi divisi Utama Persema. (2008 iki Finale Downhill lawan UMM)"

Oyi,ayas yo nontok lek pertandingan iki,Minggu pagi lek gak salah.
Ayas di belakang gawang selatan lapangan luar Gajayana.Kebetulan diajak teman nonton tenis di lapangan sebelahnya.
Onok pelanggaran 3 meteran di luar kotak penalti,posisi wasit pun sangat dekat.Eh,wasit menunjuk titik putih dan terjadi;ah PINALTI..!
Kabeh misuhi wasit ora lanang,wedok,bapak2,ibu2,..herane wasit koyoke gak duwe isin blassss...cuek bebek..

Ayas bukan pendukung salah satu tim arek2 licek iku,tapi nontok ngono iku yo muak banget..

Soal fulus,duit,ojir memang berpengaruh,tetapi itu juga bukan faktor utama sebuah tim buat meraih kesuksesan.

Koyok Manchester City saiki,beberapa tahun lalu Real Madrid pun kerap terpuruk di papan tengah saat kompetisi berakhir,padahal materi pemainnya nomor wahid di dunia,ada Zidane,Figo,Owen,Beckham,dll.
Di era 80-an,Napoli tak punya pemain bintang.Pemain besar di situ cuma Maradona thok,tapi Napoli bisa juara Serie A.
Dalam sepakbola kadang terjadi hal-hal yang di luar prediksi awam.

bamz wrote:

Soal fulus,duit,ojir memang berpengaruh,tetapi itu juga bukan faktor utama sebuah tim buat meraih kesuksesan.

Koyok Manchester City saiki,beberapa tahun lalu Real Madrid pun kerap terpuruk di papan tengah saat kompetisi berakhir,padahal materi pemainnya nomor wahid di dunia,ada Zidane,Figo,Owen,Beckham,dll.
Di era 80-an,Napoli tak punya pemain bintang.Pemain besar di situ cuma Maradona thok,tapi Napoli bisa juara Serie A.
Dalam sepakbola kadang terjadi hal-hal yang di luar prediksi awam.

Betul banyak prediksi yang diluar perkiraan

lagi2 uang
lagi2 uang

gak onok fulus kapan motifasi dan prestasi bisa meningkatkan semangat para pelaku2 sepak bola merai kesuksesan

iyo, beli wasit e

sama dukun e

PKT bisa ngalahin AREMA di kanjuruhan karena dukun e kuat.....

bola itu bulat kawan...
lek rodok lonjong sitik iku berarti Suwiwi...

agni86 wrote:

iyo, beli wasit e

sama dukun e

PKT bisa ngalahin AREMA di kanjuruhan karena dukun e kuat.....

sik usum tah komentar koyok ngene?

iYuS wrote:

Kok Wasit Selalu di salahkan seh.....

koyok'e Cara pikir kita harus di perbarui deh....

loh bukane wasit iso di tuku??

Agni, coba kita telaah lagi...

1.
* Arema ketika dalam kondisi kismin..
prestasi : Juara Galatama 1992, Runner Up Piala Liga 1992
* Arema di tangan Bentoel
prestasi : Juara Liga pertamina 2004, Juar Copa Dji Sam Soe 2005, 2006.

uang memang tidak bisa dijadikan ukuran utama, tapi uang turut berperan membentuk tim meraih sukses. Sukses disini bukan hanya dalam bentuk trophy, tapi bisa jadi penambahan loyalitas tim, fans, dll. Jangan bedakan Arema yang sekarang dengan yang dulu, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sedang krisis.

2.
* Manchester City baru diakuisisi belum sampai setahun. Sama seperti Chelsea yang tidak meraih satu trophypun di tahun pertama ketika Roman Abramovich mengakuisisi Chelsea. Sama pula dengan Arema di tahun pertama selepas Bentoel mengakuisisinya dari tangan Sam Ikul. Jangan dibayangkan bahwa sukses akan datang di tahun pertama. Contoh lain : AC Milan di tangan Silvio Berlusconi di pertengahan 80an, MU di tangan Alex Ferguson, Arsenal di tangan Arsene Wenger, dll.

3.
* Maradona bergabung di Napoli tahun 1984, butuh waktu 3 tahun untuk merasakan trophy Serie A, dan 4 tahun untuk menjadi capocannonieri.

Hemat ayas, untuk meraih sukses di sepakbola(baca : prestasi), dibutuhkan :
1. Money/Uang
2. Personal/SDM
3. Support
4. Stabilitas/Konsistensi
5. Ambisi
6. Luck/Keberuntungan
7. Gagal
Beberapa poin ayas jupuk tekan Eurosport. Jadi intine gak kabeh kesuksesan akan datang ditahun pertama.

agni86 wrote:

iyo, beli wasit e

sama dukun e

PKT bisa ngalahin AREMA di kanjuruhan karena dukun e kuat.....

Agni iki kakehan nonton iklan REG....
lek dukun e kuat..kongkon wae dadi kuli...

aremania_majalengka wrote:

agni86 wrote:

iyo, beli wasit e

sama dukun e

PKT bisa ngalahin AREMA di kanjuruhan karena dukun e kuat.....

Agni iki kakehan nonton iklan REG....
lek dukun e kuat..kongkon wae dadi kuli...

MENTUS LEK

(Ne mnurut saya lho ya)

gak mesti pengaruh..

kdang dana pengaruh besar..tp terkadang dana bukan masalah besar(bagi pemain dan official)..

tp sebagian besar emang dana merupakan pengaruh besar bagi tim..

menurutku yang penting adalah loyalitas pemain dan pelatih dan semangat juang mereka..eh dan kerjasama tim pastinya..

bisa saja dengan uang banyak kita membeli pemain dengan harga sangat mahal(yang pasti bagus)..atau pelatihyang sangat cerdik yang harganya selangit..

tapi mereka kurang mencintai klubnya,dan kurang totalitas dalam membela tim tersebut..
percuma kan mengeluarkan dana yang besar untuk pemain dan pelatih semacam itu..


oke lah kita beli pemain dan pelatih yang bagus.
tetapi mereka harus bisa loyal dan cinta terhadap timnya..


dan harus di tanamkan sejak mereka bergabung..
misal membuat mereka merasa nyaman saat berada di tim..
trus pemain atau pelatih tau,sadar dan mengerti kalau kita semua suka pada pemain itu

seperti itu..menurut saya..





--- Cheers---