LAWAN PERSIK NYARIS DIUSIR
MALANG – 11/12/08. Tersingkirnya Arema atas Persibo Bojonegoro di ajang Copa Indonesia 2008 menyisahkan duka sangat mendalam. Tidak hanya membuat malu sebagai warga Malang saja, namun Panpel juga nyaris menjadi korban. Beruntung Komisi Disiplin (komdis) PSSI kali ini berbaik hati.
Betapa tidak, lembaga kehakiman sepakbola Indonesia ini membebaskan Panpel Arema dari ancaman menggelar laga usiran atas partai resmi Singo Edan di putaran kedua Superliga. Hukuman usiran itu nyaris melayang saat Arema menjamu musuh Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, 2 Februari mendatang.
Ya, ancaman itu datang menyusul komdis memandang penonton Arema melakukan pelemparan ke perangkat pertandingan saat bertugas memimpin partai kandang Singo Edan menjamu Persibo Bojonegoro pada first leg babak pertama Copa Indonesia 2008 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, 22 November lalu. Beruntung hasil sidang ke 23, komdis memutuskan Panpel Arema dihukum peringatan keras.
‘’Kami bersyukur, komdis masih memberi toleransi kepada Arema dan hanya mendapat peringatan keras. Arema bebas dari ancaman menjalani pertandingan usiran saat home lawan Persik Kediri pada laga kandang pertama dan penampilan pertama tim di putaran kedua. Kami berharap penonton tidak melakukan hal serupa pada laga kandang Arema kedepannya,” terang Muhammad Muklis, Ketua Panpel Arema kepada Malang Post, siang kemarin.
Aksi pelemparan ke dalam lapangan haram terjadi seperti yang tercantum pada Manuai K Superliga. Tak salah, panpel Arema berharap aksi kurang supportif itu tidak terulang lagi. Belum lagi, kubu Singo Edan merasa sudah cukup menjadi lumbung hukuman komdis.
Sebelumnya, Manajemen Arema membayar Rp 25 juta dan melakoni dua laga usiran saat lawan Sriwijaya FC Palembang dan PSMS Medan pada putaran pertama, lalu. Hukuman itu buntut kerusuhan penonton usai Arema kalah 1-2 dari PKT Bontang, 13 September lalu.
Tidak hanya itu, dua laga usiran yang digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo itu berbuntut kerugian besar bagi manajemen Arema. Pemasukkan sebesar Rp 500 juta dari penjualan tiket pertandingan kandang tersebut yang seharusnya didapat justru kandas.
Karena itulah, Panpel Arema mewanti-wanti agar Aremania dan penonton bisa bersikap lebih dewasa dan supportif dalam mendukung perjuangan Suroso dkk berlaga. Selain itu, mereka juga harus waspada terhadap oknum penonton yang tidak senang dengan Arema dan Aremania hingga menghalalkan untuk menjadi provokator tindakan anarkis.
‘’Peringatan keras dari komdis ini harus dipahami Aremania dan penonton. Mereka jangan sampai terprovokasi dan mudah emosi sehingga sampai bertingkahlaku buruk saat mendukung perjuangan Arema di pertandingan kandang. Jika memang ada oknum yang tidak senang dan Arema, mari kita bersama-sama waspada. Intinya, jangan sampai Arema mendapat hukuman berat dari komdis,” tambah Muklis. (Mpost)