JAKARTA - Semakin dekat bergulirnya Copa Indonesia 2008, semakin banyak klub yang menyatakan mundur. Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) seakan tertampar dengan kondisi tersebut.
BLI mulai menyiapkan siasat agar semua kontestan Copa 2008 tetap mau berkompetisi. Siasat itu terdengar seperti ancaman buat klub. Yakni, lisensi klub profesional dari Indonesia Super League (ISL) yang mundur dari Copa Indonesia bakal dicabut. Sedangkan tim yang nanti promosi ke ISL dinyatakan tidak kompeten untuk menggenggam linsensi klub profesional jika mundur dari Copa Indonesia.
Itu berarti mereka tidak bisa tampil di ISL tahun depan meskipun mereka juara Divisi Utama. Penegasan tersebut disampaikan Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono kemarin (30/10). "Apa yang terjadi ini cukup serius bagi BLI. Sebab, tim-tim dari ISL maupun Divisi Utama merupakan tim yang qualified. Jadi, kalau ada yang mundur, linsensinya kami cabut," jelas Joko.
Hanya, menurut Joko, BLI tidak akan bertindak sendiri. BLI nanti berjalan beriringan dengan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dalam mengambil keputusan. Hal itu, kata Joko, disebabkan BLI membedakan dua kategori tim yang mundur. Yakni, komitmen dan kompetensi.
Komitmen bersinggungan dengan keseriusan klub dalam menjalani kompetisi. Sedangkan kompetensi berkaitan dengan masalah pendanaan klub.
"Kalau mereka mundur karena faktor komitmen, tidak ada toleransi buat mereka. Untuk hal itu, biar Komdis PSSI yang bersikap. Jika masalah kompetensi, itu urusan BLI. Meski begitu, BLI menghargai sikap klub. Sebab, kami tidak berhak memaksa mereka," dalih Joko.
Dia menyebutkan, sejauh ini ada empat tim yang telah mengajukan surat pengunduran diri. Antara lain, Persema Malang, Persibom Boloang Mongondow, Persekabpas Pasuruan, dan Persiraja Banda Aceh. Namun, dua tim terakhir telah mencabut suratnya dan menyatakan tetap ambil bagian di Copa Indonesia. Terlepas dari data yang dilansir BLI, beberapa klub telah menyatakan mundur. Misalnya, Persebaya Surabaya, PSMS Medan, dan Persis Solo.
"Namun, kami belum mengganggap mereka semua mundur. Karena itu, kami tidak mengubah jadwal. Kami masih menunggu hingga hari pertandingan. Kalau mereka tidak main, baru kami nyatakan mundur," tutur Joko.
Ancaman BLI tersebut disambut miris oleh Persebaya. "Mereka seharusnya melihat realita klub-klub saat ini. Jangan selalu menindas. Sebagian besar klub-klub itu saat ini kesulitan dalam pendanaan," ucap Saleh Mukadar, ketua umum Persebaya. "Seharusnya, BLI memberi solusi, jangan mengancam seperti itu. Klub saat ini sudah sangat terbebani. Seperti kami yang bertanding di beberapa level, tapi tidak mendapat pemasukan," tambah Sihar Sitorus, direktur pengelola PT PSMS.
Namun, baik PSMS maupun Persebaya tidak bisa melawan keputusan BLI. Green Force (julukan Persebaya), misalnya, yang menyatakan bakal tampil di Copa Indonesia setelah melihat ancaman tersebut. Sebab, bagi mereka akan terasa sia-sia perjuangan Bejo Sugiantoro dkk di kompetisi reguler jika akhirnya Persebaya tidak bisa masuk ISL tahun depan hanya karena mundur dari Copa Indonesia.
"Tapi, kami tampil dengan penuh keterpaksaan. Mungkin, kami akan bertanding untuk kalah. Sebab, sangat berat harus tampil di Copa Indonesia dengan kondisi keuangan kami seperti ini," ujar Saleh. (fim/diq)