Ketua Badan Wasit Sepakbola Nasional Indonesia, Bernhard Limbong, mengatakan pihaknya siap memberlakukan sistem degradasi kepada para wasit yang bertugas memimpin pertandingan di Kompetisi Liga Super 2008.
"Kami ingin memperbaiki kinerja perwasitan di kompetisi Liga Indonesia, baik itu di Liga Super atau liga di bawahnya," ungkapnya di Sekretariat PSSI, Kamis (9/10).
Dikatakan, kinerja wasit memang tengah disorot di tengah kompetisi yang sedang berjalan di Indonesia ini. Karenanya, mereka tak ingin wasit menjadi kambing hitam biang rusuhnya sepakbola Indonesia.
"Untuk itu, kami pun akan memberikan sanksi kepada wasit jika ternyata sesuai dengan yang dituduhkan kepadanya saat memimpin satu pertandingan," paparnya.
Untuk membuat efek jera kepada wasit yang dinilainya bandel atau masih memberikan keuntungan kepada salah satu kesebelasan yang bertanding, Limbong yang juga Kepala Koperasi TNI-AD ini menegaskan, para wasit yang dinilai melanggar kode etik perwasitan akan diterapkan sistem degradasi dan promosi.
Jika ada wasit yang tak becus di Liga Super, maka diakuinya wasit bersangkutan akan diturunkan penugasannya ke jenjang kompetisi yang ada di bawah level Liga Super.
"Tentu kita akan pelajari dahulu tingkat kesalahan dari wasit yang bertugas, bisa saja toh, wasit yang kita nilai bagus selama ini saat memimpin mendapat tekanan mental dari salah satu kesebelasan sehingga akhirnya wasit itu tidak becus dalam memimpin pertandingan," urainya.
Sedangkan wasit yang bertugas di level Divisi Utama, Satu dan Dua yang dinilai bagus dalam memimpin satu pertandingan, maka wasit tersebut diakui Limbong bisa saja pihaknya mempromosikan wasit bersangkutan untuk memimpin pertandingan di Liga Super yang merupakan level kompetisi bergengsi di tanah air.
Mengenai penugasan wasit yang akan memimpin pertandingan, Limbong yang menggantikan posisi Ketua Badan Wasit Sepakbola Nasional Indonesia sebelumnya, yakni IGK Manila, yang mengundurkan diri itu mengatakan tetap pada lembaganya.
"Lembaga kami di PSSI ini adalah satu lembaga independen yang artinya tidak boleh diintervensi oleh pengurus mana pun," selorohnya.
Karena itulah ia menerima tawaran menjadi Ketua Badan Wasit Sepakbola Nasional Indonesia yang ada di bawah naungan PSSI. (Kompas)