Iki sing dadi permasalahan di beberapa klub endonesa

Problem Pendanaan Sepak Bola Indonesia - Berani Kontrak, Bingung Bayar

Kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama Liga Indonesia (Ligina) baru saja berjalan. Tapi, klub-klub sudah menjerit. Mereka kelimpungan mengatasi problem pendanaan.

BOM waktu itu akhirnya meledak juga. Klub-klub sepak bola di Indonesia akhirnya kelimpungan membiayai operasional klub. Beberapa klub bahkan sudah tidak mampu membayar gaji para pemainnya selama tiga bulan terakhir.

Kondisi itu merupakan imbas belum siapnya klub sepak bola Indonesia untuk menghadapi era sepak bola profesional. Selama ini, klub terlalu dimanjakan dana yang berasal dari APBD. Begitu ada larangan penggunaan APBD, klub langsung kelimpungan.

Di Jawa Timur, ada sembilan klub yang berkompetisi di ISL dan Divisi Utama. Di ISL, ada Persik Kediri, Persela Lamongan, Deltras Sidoarjo, dan Arema Malang. Hanya Arema yang pembiayaannya murni berasal dari swasta.

Sedangkan di Divisi Utama, ada Persebaya Surabaya, Persema Malang, Gresik United (GU), Persibo Bojonegoro, dan Persekabpas Pasuruan. Di antara lima tim di Divisi Utama itu, hanya satu klub yang belum terdengar jeritannya, yakni Persebaya.

Empat klub lainnya sudah keteteran menjalani kompetisi. Padahal, ini baru awal musim. Baik bagi ISL maupun Divisi Utama. Jadi, kalau tidak segera ditemukan solusi, bisa jadi kompetisi bakal terhenti di tengah jalan.

Persik yang memulai musim dengan merekrut sederet bintang sepak bola ternama tanah air, seperti Mahyadi Panggabean, Hamka Hamzah, Budi Sudarsono, dan Markus Horison, sudah mulai bingung. Tentu, kehadiran pemain berlabel bintang itu diiringi dengan nilai kontrak yang tinggi.

Secara keseluruhan, tim berjuluk Macan Putih tersebut mengeluarkan dana Rp 15.498.000.000. Mereka sekaligus menjadi klub yang paling royal kedua dalam membelanjakan dana untuk pemain di ISL. Problemnya, sekarang manajemen klub justru kebingungan mencari dana untuk membayar gaji pemainnya.

Setali tiga uang dengan Persik, Deltras mengalami kendala serupa. Mereka memang mendapat alokasi dana Rp 15 miliar dari APBD, tapi tidak bisa dicairkan. Padahal, The Lobster (julukan Deltras) juga mengeluarkan dana yang cukup besar untuk pemain. Setidaknya, tim besutan Abdul Rahman Ibrahim itu mengeluarkan dana lebih dari Rp 7 miliar untuk membayar kontrak pemain.

"Kalau di Deltras itu, dana alokasi dari APBD sudah ada, tapi tidak bisa dicairkan karena terkendala Permendagri (No 59/2007, Red). Tapi, masalah ini dialami hampir semua klub di Indonesia, bukan hanya di Jatim," kata Ketua Pengda PSSI Jatim Haruna Soemitro kemarin (1/9).

Menurut Haruna, di antara klub-klub di ISL dan Divisi Utama, paling tidak hanya empat klub yang tidak diganggu masalah itu. Yakni, Arema, PKT Bontang, Pelita Jaya Jawa Barat, dan Semen Padang. Sebab, mereka adalah klub swasta.

Karena itu, sekarang harus segera dicari solusi yang tepat. Kalau tidak, perjalanan kompetisi bakal terancam. "PSSI dan BLI (Badan Liga Sepak Bola Indonesia, Red) harus responsif dengan kondisi ini. Harus segera dicari solusi," papar Haruna.

Pengda PSSI Jatim sendiri, menurut Haruna, menawarkan tiga pilihan solusi. Pertama adalah devaluasi nilai kontrak pemain. Sebab, selama ini nilai kontrak pemain sudah begitu tinggi tanpa ada pembatasan. Padahal, pemasukan tidak ada, kecuali dari APBD.

"Nilai kontrak pemain di Indonesia ini sudah sangat tinggi. Bandingkan dengan Malaysia atau Thailand. Di sana pemain digaji lebih rendah. Tapi, toh prestasinya sering kali lebih bagus dari Indonesia," terang Haruna.

Yang kedua, jendela transfer pemain harus segera dibuka tanpa harus menunggu putaran pertama selesai. Dengan begitu, bisa terjadi jual beli pemain. Jadi, klub seperti Persik bisa menjual beberapa pemain (bintang) dan mendapat dana segar.

Solusi terakhir adalah audit diberlakukan kepada seluruh klub. Kemudian, klub yang sudah tidak mampu mendanai operasionalnya harus mendapat dana talangan dari BLI. "Mau tidak mau. Sebab, kalau terus begini, bisa-bisa kompetisi mandek di tengah jalan dan semuanya rugi," lanjut Haruna.

Di sisi lain, meski mengalami kendala dana yang cukup akut, beberapa klub tetap bertekad untuk bertahan. "Kami akan lakukan segala cara dalam konteks tidak melanggar hukum untuk bisa menyelamatkan klub ini agar tetap berkompetisi," tutur Ali Mukhid, manajer GU.

Tidak berbeda dengan GU, manajemen Persekabpas punya beberapa kiat untuk bisa berhemat. Bahkan, untuk menjalani tur tandang ke Perseman Manokwari, tim berjuluk Laskar Sakera tersebut hanya memboyong 13 pemain.

Kemudian, ketika bertandang ke klub yang jaraknya tidak seberapa jauh, mereka melakukan perjalanan pulang pergi. "Kami terpaksa lakukan itu untuk berhemat. Kalau tidak berangkat, klub ini bisa dihukum BLI dan bisa degradasi," ucap Abubakar Assegaf, asisten manajer Persekabpas.

Ketika menjalani tur tandang ke Persebaya, untuk berhemat, rombongan Persekabpas memilih transit di Masjid Al Akbar, Surabaya. "Justru transit di masjid itu yang membuat mereka semakin bersemangat," lanjut Abubakar. (JP)


terus lapo koq koleksi pemain bintang UAKEH sampek numpuk2, trus gak iso bayar ... nggarai kudu ngguyu ae

intine saiki iso ta gak tim milik pemkot-pemkab seluruh indonesia mencari sponsor dewe tanpa menggantungkan APBD?
mosok wong indonesia gak pingin majukno sepakbola kita rek

daniel soengkono wrote:

intine saiki iso ta gak tim milik pemkot-pemkab seluruh indonesia mencari sponsor dewe tanpa menggantungkan APBD?
mosok wong indonesia gak pingin majukno sepakbola kita rek

isone ISO, sing dadi masalah ... gelem gak golek? / onok gak sponsor e? ... nah iku masalah e

loh ya....
wis taprediksi... wis ta kira....
yo ngene iki ..... trus wingenane BLI Verifikasi opo??? goblok... ga entos!!!!!
klo bener2 terjadi ISL buyar........ PSSI ga revolusi... yo kebacut.....
emboh kah ... tewur !!!!!

padahal spengetahuan ayas di syarat verifikasi BLI semua klub harus punya kas di bank min 5 M.....

trus piye iki kok ga iso ngatur bagian keuangane...

Hoiii PSSI Sadar
Sadaroooo
lek ga sadar tak

APBD APBD
KEnapa APBD yg slalu dijadikan utk membiayai klub?? (kecuali Arema)
trus kemana uang dari sponsor?
kenapa klub² yg lain ga bisa mniru Arema?
kenapa

Bukanya Sombong Meniru AREMA sangat Susah Kalau Gak Bener2 Total di Sepak Bola (Bentoel)
Apalagi Jelas-Jelas Pemilik Modal Ya Harus Bener2 Kaya. Dan Kebanyakan Klub2 Dari Dulu sampai Sekarang Sudah Kebiasaan Instan Pake Dana APBD. Sekarang Di Larang Pake Dana APBD yo Langsung Mules-Mules.

Iso-iso bunuh Diri Barang. Solusinya Buat Dulu Sepak Bola SSB nya Baru cari Sponsor Selain Ambil Pemain dari SSB juga ambil Pemain yg Bagus Tapi Murah Lek Iso & Gelem Yo Ijol Botol.
Jadi Gak Perlu Sampai Menggunakan Dana APBD yg Khusus Buat Rakyat.
Kalau Kebiasaan Pakai Dana Instan seperti APBD lama-lama Duit Kotak Amal Masjid Bisa Juga di Ambil Buat Pendanaan Klub Sepak Bola

______________________________________________________________________________
Jiamput Ngomong Serius Langsung Mules Temenan Rek ...........Des !!!!!

lek menurut ku persik kontrak pemain sing larang yo duduk berdasar kan kebuthan tim, melainkan kepentingan pengurus yang menanti komisi dari kontrak tsb.
semakin besar kontrak nya khan semakin besar komisi nya,!!!

Ayas tau ocom ndik bolaindo.com alasane Persik numpuk pemain bintang iku gawe nggampa'no pas golek sponsor.
Tapi g ewud usaha golek sponsor, mangkane dadine koyo' ngene.


Sing bener iku AREMA poko'e, ojir akeh tapi golek pemain, pemain enom.

Osi gawe conto tim2 liyane ndik Indonesia.

Maju terus AREMA

Maju terus sepak bola




tim Singo Edan yang berlaga di ISL dan (Copa Indonesia (lek odis dimaino))


Salam Satu Jiwa
AREMA
AREMANIA/NTA

<<< kapan biru ne

N15AK wrote:

Bukanya Sombong Meniru AREMA sangat Susah Kalau Gak Bener2 Total di Sepak Bola (Bentoel)
Apalagi Jelas-Jelas Pemilik Modal Ya Harus Bener2 Kaya. Dan Kebanyakan Klub2 Dari Dulu sampai Sekarang Sudah Kebiasaan Instan Pake Dana APBD. Sekarang Di Larang Pake Dana APBD yo Langsung Mules-Mules.

Iso-iso bunuh Diri Barang. Solusinya Buat Dulu Sepak Bola SSB nya Baru cari Sponsor Selain Ambil Pemain dari SSB juga ambil Pemain yg Bagus Tapi Murah Lek Iso & Gelem Yo Ijol Botol.
Jadi Gak Perlu Sampai Menggunakan Dana APBD yg Khusus Buat Rakyat.
Kalau Kebiasaan Pakai Dana Instan seperti APBD lama-lama Duit Kotak Amal Masjid Bisa Juga di Ambil Buat Pendanaan Klub Sepak Bola

______________________________________________________________________________
Jiamput Ngomong Serius Langsung Mules Temenan Rek ...........Des !!!!!

trus menurut sampean kemaren BLI verifikasinya yo opo???

kalo dilihat dari kasus sekarang ttg pendanaan,
BLI setengah2 dalam menerapkan profesionalitas, sudah tau APBD dilarang, kenapa sponsor rokok seperti BENTOEL dilarang memasang logo hanya karena kesamaan produk dengan sponsor liga??? kesampingkan dulu kode etik antar perusahaan. selama ini, perusahaan rokok lah yang paling royal terhadap kegiatan olahraga di INDONESIA, SAMPOERNA telah mensponsori IBL dan Sampoerna Hijau Voli, Gudang Garam pernah mensponsori World Cup beberapa tahun silam.
andai saja PSSI mau lebih terbuka matanya. sayang PSSI matane picek

aremania samuraix wrote:

N15AK wrote:

Bukanya Sombong Meniru AREMA sangat Susah Kalau Gak Bener2 Total di Sepak Bola (Bentoel)
Apalagi Jelas-Jelas Pemilik Modal Ya Harus Bener2 Kaya. Dan Kebanyakan Klub2 Dari Dulu sampai Sekarang Sudah Kebiasaan Instan Pake Dana APBD. Sekarang Di Larang Pake Dana APBD yo Langsung Mules-Mules.

Iso-iso bunuh Diri Barang. Solusinya Buat Dulu Sepak Bola SSB nya Baru cari Sponsor Selain Ambil Pemain dari SSB juga ambil Pemain yg Bagus Tapi Murah Lek Iso & Gelem Yo Ijol Botol.
Jadi Gak Perlu Sampai Menggunakan Dana APBD yg Khusus Buat Rakyat.
Kalau Kebiasaan Pakai Dana Instan seperti APBD lama-lama Duit Kotak Amal Masjid Bisa Juga di Ambil Buat Pendanaan Klub Sepak Bola

______________________________________________________________________________
Jiamput Ngomong Serius Langsung Mules Temenan Rek ...........Des !!!!!

trus menurut sampean kemaren BLI verifikasinya yo opo???

Koen Iku Tak Delok-delok Takok tok ae Ri Samuri

lah samuri kan investigasi gawe nyusun skripsine sing topike bal2an di indonesia...........
*gak komen sing serius disek, wis akh sing pinter2 analisa, masio onok sing gampang mulesan*

N15AK wrote:

Koen Iku Tak Delok-delok Takok tok ae Ri Samuri

soale aku lak goblik areknya.... ga entos lek kongkon komentar

@markaban : lo,.... bener..... aku pancen sik mahasiswa kok.... sik enom aku.....

aremania samuraix wrote:

N15AK wrote:

Koen Iku Tak Delok-delok Takok tok ae Ri Samuri

soale aku lak goblik areknya.... ga entos lek kongkon komentar

@markaban : lo,.... bener..... aku pancen sik mahasiswa kok.... sik enom aku.....

guduk awakmu sing enom rat tapi umak anggota HIMAPALA himpunan mahasiswa paling lama, mosok wis 15taun gak lulus2

marckabanth wrote:

aremania samuraix wrote:

N15AK wrote:

Koen Iku Tak Delok-delok Takok tok ae Ri Samuri

soale aku lak goblik areknya.... ga entos lek kongkon komentar

@markaban : lo,.... bener..... aku pancen sik mahasiswa kok.... sik enom aku.....

guduk awakmu sing enom rat tapi umak anggota HIMAPALA himpunan mahasiswa paling lama, mosok wis 15taun gak lulus2

lo rat iku sopo??

mak kirat ...