Gap pemain asing di Arema..? itu jelas sebuah pertanyaan. Bukan sebuah tuduhan. Hal itu menyeruak secara tiba-tiba pasca Aremania melihat pertandingan ujicoba Arema vs Persisam Samarinda beberapa waktu lalu di stadion Kanjuruhan. Saat itu Arema menurunkan pemain asing Aaron Nguimbat,Soleymane Traore,Serge,Mbamba Afrika dan satu pemain seleksi asal Amerika Latin Carlos Quinonez. Aremania melihat,Carlos Quinonez yang berposisi playmaker memang jarang mendapat suplay bola dari pemain Arema terutama pemain asing. Hal itu semakin kentara saat Carlos Quinonez beberapa kali coba untuk mengambil tendangan bebas di depan kotak penalty. Soleymane dan Mbamba tampak terlihat menghalang-halanginya. Buntutnya..? tentu saja sebuah ekspresi kecewa dari Carlos Quinonez.
Mungkin apa yang diungkapkan Aremania bisa dibilang wajar. Maklum,di kompetisi-kompetisi sebelumnya hal seperti ini tidak terlihat. Rian Aremania Bululawang mencontohkan dengan padunya duet Hitta dan Serge di era kepelatihan Beni Dollo. Sementara juga ada duet kompak Fernando Stagnari dan Bruno Coutou di Era Miroslav Janu.Terlalu dini memang untuk menilai apakah itu indikasi munculnya gap di tubuh pemain asing. Mengingat Arema di pertandingan sebelumnya kalah 0-1 dari Persijap dalam partai uji coba di stadion Kanjuruhan. Bisa jadi hal itu juga hanya sebuah ego dari pemain asing untuk mengejar target sebuah kemenangan. Namun ada atau tidaknya gap di dalam diri pemain asing Arema tetap harus diantisipasi sejak dini.
Yanto Aremania Gadang mengatakan,hal tersebut tidak boleh terjadi karena dari sisi skill dan persiapan tim,Arema sudah kalah jika dibandingkan tim lain. Hanya kebersamaan, loyalitas dan jiwa singa yang akan dijadikan senjata Arema untuk melalui Indonesian Super League yang mulai start bulan depan.
Aremania memang tidak tahu apa yang terjadi,tapi Aremania bisa melihat apa yang terjadi.(RCB FM)