Arema v PSM

Bagi Arema ataupun PSM, pertemuan keduanya malam nanti (disiarkan langsung antv mulai pukul 19.00) merupakan laga penting. Sebagai tuan rumah, Arema tentunya tak ingin mengulang kesialannya seperti dua laga kandang sebelumnya.

Kekalahan 0-2 atas Pelita Jaya Jawa Barat (27/8) dan seri 0-0 lawan PSIS sudah cukup bagi Arif Suyono dan kawan-kawan. Singo Edan -julukan Arema- tentunya tak ingin malu untuk ketiga kalinya di hadapan ribuan pendukungnya sendiri.

Malam nanti merupakan pembuktian bagi pemain Arema. Jika mereka gagal meraih poin penuh di kandang, itu bisa menjadi pertanda buruk bahwa pemain tak bisa tampil percaya diri ketika disaksikan pendukungnya sendiri.

Sebaliknya, jika mereka mampu memenangkan laga tersebut, bisa jadi persoalan mental yang selama ini melilit sudah menghilang. "Kami sudah memotivasi dan memompa pemain. Kami berharap agar besok (malam nanti) pemain bisa tampil lepas dan percaya diri," kata Joko Susilo, asisten pelatih Arema.

Tak hanya untuk mengentas kesialan, laga itu juga bisa dimanfaatkan oleh Arema untuk kembali lagi ke papan atas (saat ini Arema ada di posisi 8) ISL (Indonesia Super League). Kompetisi ISL sendiri akan diistirahatkan hingga 7 September mendatang. Bila Arema berhasil meraih kemenangan malam nanti, setidaknya bisa merangsek hingga ke peringkat 4 klasemen sementara.

Duel big match tersebut juga bisa menjadi pembuktian bagi seorang Gusnul Yakin, pelatih baru Arema yang direkrut manajemen dari Persibo Bojonegoro. Kendati dia baru melatih Arema dalam hitungan hari, tepatnya lima hari, namun beban berat untuk memenangkan Arema itu tetap ada di pundak Gusnul.

Kepiawaiannya dalam menyusun strategi dan meningkatkan kebersamaan tim akan terlihat malam nanti. Bila Gusnul berhasil membawa Arema meraih poin absolut, baik manajemen ataupun Aremania akan memberikan acungan jempol. Apalagi, lawan yang dihadapinya merupakan tim tangguh sekelas PSM.

Namun, bila kembali gagal menorehkan catatan baik, bisa jadi tekanan akan diberikan oleh manajemen dan Aremania. Tentunya tekanan seberat yang diberikan kepada pelatih lama Bambang Nurdiansyah. Tekanan yang membuat Bambang mengambil putusan mundur dari kursi pelatih. "Saya sudah siap dengan tekanan apapun. Tapi, perlu diingat, saya ini bukan pesulap yang bisa mengubah semuanya hanya dalam sekejap," terang Gusnul.

Yang pasti, sebagai pelatih, dirinya berharap agar Arema bisa meraih poin maksimal saat menghadapi PSM. Agar ambisinya bisa terwujud, dia akan bekerjasama dengan Joko, asistenya. Joko dianggapnya sudah mengenal karakter dan kualitas masing-masing pemain Arema. "Tentu juga bekerja sama dengan pelatih lainnya seperti Benny (pelatih kiper Benny van Breukelen) dan Albert (pelatih fisik Albert Mangantar)," lanjut mantan pelatih Persiter Ternate tersebut.

Bisakah Arema mengalahkan PSM? Secara matematis, pekerjaan mengalahkan PSM merupakan pekerjaan sulit. Dari data statistik, Arema mempunyai catatan buruk ketika menjamu PSM. Dari empat kali pertemuannya di home base Singo Edan dalam kurun delapan tahun, tiga kali PSM berhasil mencuri poin (lihat di head to head). Arema hanya berhasil meraih poin penuh pada musim lalu.

Bukan hanya itu, saat ini PSM merupakan salah satu tim yang belum pernah tersentuh kekalahan di ISL. Dengan catatan itu, PSM tentunya tak datang ke Malang untuk menyerahkan "keperawanannya". "Arema tim tangguh, tapi kami akan berusaha untuk meraih kemenangan," kata Islah Idrus, manajer PSM.

Sama halnya dengan Arema, hanya dengan kemenangan PSM bisa bertahan di papan atas klasemen sementara (saat ini PSM berada di peringkat kelima). Keoptimisannya bertambah setelah melihat track record Arema di ISL yang belum sekalipun bisa meraih kemenangan di kandangnya sendiri. Tim berjuluk Juku Eja tersebut ingin meniru sukses Pelita Jaya. Kalaupun tak bisa, setidaknya mereka mampu mencuri poin seperti yang dilakukan PSIS. (JP)