Tim pelatih Arema tak menginginkan performa pemain Singo Edan mencapai 100 persen pada laga perdana Superliga 12 Juli nanti. Skuad Arema hanya diharapkan mencapai performa sekitar 70 hingga 75 persen.
Dengan persentase capaian performa yang tak maksimal, saat Arema melawan Persita 12 Juli nanti, penampilan Suroso dan kawan-kawan masih belum bisa optimal. "Jadwal kompetisi sangat panjang. Akan sangat rugi jika performa pada awal kompetisi sudah mencapai 100 persen," jelas Albert Mangantar, pelatih fisik Arema.
Menurut dia, bila pada awal kompetisi pemain sudah mencapai titik optimal performa, maka kondisi tim akan drop di tengah-tengah kompetisi. Dan, bila itu terjadi, maka Arema akan kesulitan untuk mendapatkan poin di saat krusial seperti pada saat putaran kedua.
Karena itu, dengan sistem kompetisi penuh dan jadwal yang panjang, dirinya mengusahakan agar performa pemain naik sedikit demi sedikit. "Untuk menjaga kondisi tim dan menentukan performa, program latihan kami saat ini adalah pemeliharaan fisik," tambahnya.
Untuk memelihara fisik pemain, program latihan mulai training centre (TC) di Madiun minggu ini porsinya dikurangi menjadi sekitar 15 persen. Itu berbeda dengan pada saat TC jilid pertama pada 10 sampai 16 Juli lalu. Saat itu, menu fisik untuk pemain cukup tinggi yakni sekitar 35 persen dari seluruh program latihan yang dilahap pemain.
Pada awal Maret hingga pertengahan Juli lalu, latihan fisik pemain masih tinggi karena iu merupakan masa pembentukan.
Pelatih Arema Bambang Nurdiansyah mengatakan, timnya akan meniru model yang digunakan Manchester United (MU) dalam mengarungi kompetisi. Pada awal-awal kompetisi, MU biasanya kesulitan untuk mendulang poin. Tim ini biasanya masih kalah bersaing dengan saingannya seperti Arsenal dan Chelsea. "Itu karena pemain MU memang dibentuk tak mencapai peak performance di laga-laga awal," papar Bambang.
Namun, kondisi akan berbalik pada saat putaran kedua. MU biasanya lebih mudah dalam mendapatkan poin pada saat krusial yakni di pertengahan kompetisi. "Itu karena pemain MU mencapai titik puncak peformanya, sedangkan tim lain justru mengalami kejenuhan," imbuh mantan pelatih Timnas U-23 2007 tersebut. [jawapos]