Arema tak ingin mengulangi dua hasil buruk di Stadion Kanjuruhan. Makanya, kemenangan di kandang sendiri menjadi target. Tentu saja, pembuktian pertamanya saat menghadapi PSM Makassar pada 18 Agustus mendatang.
Namun, bukan hal mudah bagi Arema untuk mengambil poin penuh dari PSM. Sebab, tim dari wilayah timur Indonesia tersebut terkenal tangguh. Bahkan, PSM masih bertengger kukuh di puncak klasemen sementara ISL.
Sebelumnya, Emile Bertrand Mbamba dan kawan-kawan gagal meraih kemenangan kala bertindak sebagai tuan rumah. Melawan Pelita Jaya, Arema bahkan dibekuk 0-2. Diharapkan bangkit melawan PSIS pada laga berikutnya, Arema ditahan imbang 0-0. Dua hasil buruk itu yang memicu mundurnya pelatih Bambang Nurdiansyah.
Pelatih sementara Arema Joko Susilo mengatakan, untuk mengalahkan PSM, Arema harus terlebih dahulu menemukan penyebab gagalnya meraih poin saat tampil di kandang. Jika tak menemukan penyebabnya, tim asuhannya sulit merebut kemenangan.
Menurut dia, tren permainan menurun justru ditunjukkan pemainnya ketika tampil di kandang. Buktinya, selain gagal mencetak poin sempurna pada dua laga kandang, tak satu pun gol tercipta. Sebaliknya, ketika tampil di luar kandang, pemainnya tampil trengginas. Hasilnya, tiga kali melakoni laga away, semuanya berakhir dengan nilai sempurna. Yakni mengalahkan Persita 0-2, melumat Persijap 1-2, dan menekuk Persitara 0-2. Rata-rata Arema bisa mencetak dua gol saat laga away. Catatan produktivitas yang cukup subur bagi sebuah tim yang tampil sebagai tim tamu.
"Ada sebuah problem yang dimiliki pemain saat tampil di kandang. Itu sedang kami cari. Salah satu cara untuk mencari problem sebenarnya adalah dengan mengajak bicara pemain dari hati ke hati," ujar pria yang akrab dipanggil Gethuk tersebut.
Jika sudah diketahui penyebabnya, baru dirinya bisa memutuskan resep apa yang harus digunakan. "Sebelum melawan PSM, penyebab dan resepnya harus sudah bisa diketahui. Sehingga Arema bisa mencetak poin absolutnya di kandang," kata mantan penyerang Arema itu. (JP)