PSMS Bakal Jadi Korban Perdana
MALANG - Resep bila ingin memenangkan satu pertandingan sebenarnya sederhana. Yakni lini belakang tak kebobolan dan lini depan bisa mengegolkan. Masalahnya, dalam dua pertandingan perdana Arema di putaran kedua Djarum Indonesia Super League (DISL), belum satupun pemain yang mampu menjebol gawang lawan.
Itu artinya, penyerang-penyerang Arema masih mandul. Kemandulan inilah yang akan diupayakan pelatih Arema Gusnul Yakin untuk segera dipecahkan. Hanya saja, untuk mencari penyerang yang haus gol, Gusnul mengaku cukup kesulitan. Dia tak ingin kemandulan saat menghadapi Persik Kediri dan Sriwijaya FC Palembang terulang lagi sore nanti. Yakni saat Arema menghadapi PSMS Medan di Stadion Siliwangi, Bandung.
Saat ini, Arema hanya memiliki empat striker. Dan hanya tiga yang bisa ditampilkan. Yakni Patricio Morales, Ranu Tri Sasongko, dan Dendi Santoso. Sedangkan satu striker yang tak bisa tampil adalah Emaleu Serge yang masih dililit cedera.
Tipisnya stok striker juga ditambah dengan kurang ditunjang kualitas. Dari tiga penyerang yang dimiliki, hanya Patricio yang bisa dibilang kualitasnya mumpuni. Sedangkan dua penyerang lainnya yakni Ranu dan Dendi masih dinilai kurang tajam. Keduanya masih sangat minim pengalaman.
Ranu misalnya, pemain asal Surabaya tersebut merupakan pemain coretan Persema. Selama di Persema, mantan pemain PSIM Jogjakarta tersebut lebih sering duduk di bangku cadangan. Demikian pula dengan Dendi, pemain jebolan Arema U-21 tersebut masih belum mempunyai pengalaman.
Terpaksa dalam dua laga melawan Persik dan Sriwijaya, Gusnul menjadikan gelandang serang asingnya asal Guinea Souleymane Traore diplot sebagai striker. Hanya saja, strategi itu masih belum membuahkan hasil. Arema masih tetap mandul. "Kebuntuan dalam mencetak gol harus segera dipecahkan. Saat ini saya fokus untuk membenahi finishing touch," ujar Gusnul.
Mantan pelatih persibo Bojonegoro berharap, melawan PSMS bisa menjadi titik balik untuk bangkit. "Pemain harus bisa mencetak gol. Kalau tak bisa mencetak gol, mana mungkin Arema bisa menang," tambahnya.
Tak produktifnya lini depan Arema pada putaran kedua sudah diprediksi sudah sejak jauh-jauh hari. Kebijakan manajemen yang lebih memilih mencoret Emile Bertrand Mbamba daripada memperjuamgkan banding dan grasi pemain asal Kamerun tersebut, merupakan salah satu biang penyebab. Mbamba diputus kontraknya oleh manajemen karena mendapatkan sanksi skorsing selama 5 tahun dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI akibat dianggap melakukan protes terlalu keras.
Itu ditambah lagi dengan keputusan manajemen yang ngotot mempertahankan Serge walau pemain asal Kamerun itu terlilit cedera. (fir/abm)