Wendit Didemo, Warga yang Rugi
MALANG - Dinas Pariwisata (Disparta) Kabupaten Malang tidak menampik jika Wisata Wendit terus didemo warga, maka akan mengalami kerugian. Karena aksi-aksi itu bisa membuat pengunjung merasa tidak nyaman sehingga enggan datang ke Wendit. Lebih-lebih jika sampai tutup, bukan pengelola saja yang rugi, tetapi juga warga.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Malang Purnadi berharap, warga di sekitar Wendit tidak terus-terusan melakukan aksi protes. Karena, saat ini sudah jelas, sejak dibangun, Wendit semakin besar dan pengunjungnya juga meningkat tajam. Selain itu, dampak perekonomian bagi warga sekitar juga besar. "Kami berharap warga ikut menjaga, bukan terus mendemo," pinta Purnadi.
Purnadi menjelaskan, jika terpaksa Wendit tutup, maka pemerintah tidak rugi. Karena yang digunakan untuk membangun bukan uang pribadi, tetapi uang rakyat. Menurut dia, meski tutup, karyawan akan tetap digaji, terutama yang sudah PNS. "Jadi, tutup pun kami tidak rugi," tandasnya.
Seperti diberitakan , Sabtu (27/12) sejumlah warga mendemo Wendit. Mereka menyampaikan beberapa tuntutan, mulai dari transparansi pengelolaan pemasukan Wendit, menuntut kompensasi serta meminta manajemen Wendit banyak melibatkan warga Mangliawan sebagai tenaga kerja.
Namun, tuntutan tersebut tidak semuanya bisa dipenuhi. Karena pengelola Wendit selama ini mengaku telah menjalankan tugas dan fungsinya sesuai aturan. Misalnya, untuk merekrut tenaga kerja melihat kebutuhan. Selain itu, dicari orang-orang yang memiliki kualitas. "Jadi tidak harus warga dari sekitar Wendit. Kalau mereka ingin menjadi tenaga kerja di Wendit juga harus mengikuti prosedur," ujar Purnadi.
Dia menambahkan, saat ini memang ada rencana menambah 60 tenaga kerja. Hanya saja dia masih belum tahu kapan pendaftaran karyawan itu dibuka. Karena setelah dihitung lagi, jika menambah 60 tenaga kerja, manajeman belum bisa untung. Karena pamasukan akan lebih banyak untuk gaji. "Tapi setelah wahana semua jadi, tentu akan dibuka pendaftaran karyawan baru," katanya. (lid/ziz)