Pemain PSIR yang Keroyok Wasit
JAKARTA - Aksi
pengeroyokan wasit di Gelora Ambang, Kotamobagu, Rabu lalu (12/11)
mendapat perhatian banyak pihak. Salah satu perhatian itu datang dari
Menpora Adhyaksa Dault.
Menpora mengecam keras aksi kekerasan
yang terjadi di pertandingan Persibom Bolaang Mongondow dengan PSIR
Rembang dalam laga Divisi Utama 2008/2009 Wilayah Timur tersebut.
Seperti
diberitakan kemarin, laga Persibom kontra PSIR diwarnai pengeroyokan
terhadap wasit. Para pemain PSIR yang tidak terima dengan kepemimpinan
wasit Muzair Usman menghujani pengadil lapangan itu dengan pukulan dan
tendangan. Wasit asal Kendari, Sulawesi Tenggara, itu pun tersungkur.
Dia
pun tidak bisa melanjutkan tugas dan digantikan Jusman R. Tapi, nasib
Jusman tak jauh berbeda dengan Muzair. Jusman juga dikeroyok para
pemain PSIR di tengah lapangan.
''Itu perbuatan yang
menjijikkan. Saya sudah menginstruksi PSSI untuk menindak tegas para
pelaku pengeroyokan tersebut. Kalau perlu, para pelakunya dilarang
bermain di kompetisi sepak bola nasional seumur hidup,'' ujar Adhyaksa
kemarin.
Adhyaksa menyatakan telah menyampaikan secara langsung
instruksinya ke PSSI. Menurut dia, instruksi tersebut telah diterima
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Nugraha Besoes.
Dalam
instruktinya, Adhyaksa tidak hanya meminta PSSI menghukum berat para
pelaku pengeroyokan. Menpora juga menginstruksi PSSI melaporkan kasus
tersebut ke kepolisian.
''Apa yang terjadi itu sudah termasuk
tindak kriminal. Jadi, pelakunya harus dipidanakan. Itu harus dilakukan
agar publik tidak kehilangan kepercayaan terhadap sepak bola
nasional,'' tegas Adhyaksa.
Selain menginstruksikan agar
pelakunya ditindak, Menpora meminta PSSI membenahi sistem perwasitan.
Sebab, tidak bisa dipungkiri, pasti ada yang salah dengan perwasitan di
sepak bola nasional. Apalagi, aksi kekerasan yang terjadi di Gelora
Ambang lalu bukan yang pertama di pentas sepak bola nasional.
Instruksi
itu ternyata langsung direspon PSSI. Melalui Komisi Disiplin (Komdis),
PSSI menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada para pelaku pengeroyokan
tersebut.
"Kami sudah melakukan sidang darurat. Sejauh ini
kami telah memutuskan menghukum tiga pemain PSIR tidak boleh bertanding
seumur hidup di sepak bola nasional," sebut Hinca Pandjaitan, ketua
Komdis PSSI, kepada Jawa Pos tadi malam.
Tiga pemain
yang dijatuhi sanksi itu adalah Tadis Suryanto, Yongki Rantung, dan
Stevi Kussoy. Meski telah memastikan tiga nama dihukum seumur hidup,
Hinca menegaskan bakal melakukan inventigasi selanjutnya.
Dari investigasi tersebut, bukan tidak mungkin komdis akan menjatuhkan hukuman serupa kepada beberapa pemain PSIR lainnya.
"Kami
masih mendalami pemain yang lainnya. Sebab, kami masih belum yakin.
Selasa (18/11) depan kami akan kami putuskan hasilnya," ucap Hinca.
Secara
terpisah, Badan Perwasitan Sepak Bola Indonesia (BWSI) menegaskan bahwa
PSSI bakal menanggung semua biaya perawatan Muzair Usman dan Jusman R.
Selain itu, BWSI akan memberikan hadiah kepada para aparatnya yang
bertugas di partai Persibom melawan PSIR.
''Mereka sudah
bertugas dengan baik. Hanya, para pemain yang bertindak terlalu naif.
Kami pun mendukung langkah Muzair dan Jusman yang telah mengajukan
laporan ke Polres Kotamobagu,'' tutur Bernhard Limbong, ketua BWSI.