Buang Trauma Main di Sidoarjo

Bermain di luar kandang tanpa penonton di masa-masa krusial seperti saat ini, sebenarnya sangat merugikan Arema. Sebab, setelah melakoni lima rangkaian away berturut-turut, dukungan penuh penonton fanatik sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan diri. Termasuk juga meningkatkan motivasi dan semangat tanding pemain.

Sayangnya, keinginan skuad Singo Edan tampil di hadapan ribuan pendukungnya bakal tak terpenuhi. Sebab, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sudah memberikan sanksi dua laga usiran home terdekat tanpa penonton. Dan Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) sudah menetapkan Stadion Gelora Delta Sidoarjo sebagai venue pengganti home base Arema di Stadion Kanjuruhan.

Itu artinya, saat menjamu PSMS Medan (23/10) dan Sriwijaya FC Palembang (27/10), skuad Arema tak akan mendapatkan dukungan pendukungnya. Bagi kedua tim asal Sumatera tersebut, laga usiran Arema itu sangat menguntungkan mereka. Sebab, dukungan penonton di Kanjuruhan, sedikit banyak mampu memberikan tekanan. "Bagaimanapun juga akan sangat menguntungkan jika Arema tampil di hadapan pendukungnya. Tapi mau bagaimana lagi," ujar Gusnul Yakin, arsitek Arema.

Dia mengakui, sedikit banyak keputusan komdis itu memberikan dampak yang cukup merugikan bagi pemainnya. Apalagi, saat ini Arema sedang berburu poin untuk bisa eksis dan kembali lagi ke jalurnya sebagai tim papan atas. "Tapi, bagaimana pun kondisinya, kami siap menghadapinya," lanjutnya.

Dia juga tak trauma dengan sejarah buruk Singo Edan kala berlaga di Gelora Delta. Menurutnya, catatan negatif Arema bukan karena mitos stadionnya, tapi karena masalah permainannya. Di empat pertandingan terakhir Arema di Sidoarjo, Arema menelan kekalahan tiga kali dan meraih kemenangan satu. Kemenangan dicatat saat Arema tampil di babak semifinal Liga Jatim 2008 saat menghadapi PSM Makassar pada 30 Mei lalu. "Saya kira Gelora Delta tak masalah. Lapangannya bagus, demikian pula dengan lampunya," terang mantan pemain tim galatama Warna Agung tersebut.

Sebenarnya, ungkap dia, Arema juga mengusulkan Stadion Tri Dharma Gresik. Namun, usulan itu ditolak BLI karena penerangan stadionnya masih kurang layak. "Gresik sudah diajukan, tapi ditolak. Ya, terpaksa kita harus kembali bermain di Sidoarjo," sambung Gusnul.

Laga usiran sebenarnya tak perlu dilakoni Arema jika kericuhan pascapertandingan PKT Bontang (13/9) lalu tak terjadi. Bila semua elemen Arema mampu menahan emosinya, Arema akan menjalani laga normal. Dan tentunya akan lebih mudah meraih poin di hadapan pendukungnya daripada tampil tanpa penonton. (JP)