Bukan Suporter saja yg bisa.....

SEMARANG, JUMAT - Ketua Umum PSIS Sukawi Sutarip memaklumi tindakan emosional Manajer Umum PSIS Yoyok Sukawi yang menyerang wasit Sunarjo Joko. Wali Kota Semarang yang juga ayah kandung Yoyok itu menilai tindakan Yoyok sebagai hal wajar.

"Itu sikap emosional yang wajar, namanya anak muda. Apalagi kepemimpinan wasit jelas-jelas memihak tim tamu. Bahkan, wasit tak memberi hukuman saat pemain PSMS terbukti hands ball di kotak terlarang," kata Sukawi di Semarang, Jumat (10/10).

Ia mengatakan, keberpihakan wasit terhadap pemain PSMS tidak hanya dilakukan sekali, namun sampai dua kali. "Saya melihat dengan mata dan kepala saya sendiri wasit merugikan PSIS," lanjutnya.

Selama ini, katanya, pemain dan manajer PSIS sudah bersabar dengan kondisi tim yang serba terbatas. PSIS bahkan tidak memprotes hadiah penalti yang diberikan PSMS Medan pada menit ke-27 yang akhirnya berbuah gol bagi tim tamu.

Sukawi menambahkan, manajemen PSIS akan melaporkan kasus ini ke Badan Liga Indonesia (BLI) dan PSSI. "Kita yakin dengan melihat kronologi kejadian, Yoyok Sukawi tidak akan terkena sanksi PSSI. Justru wasit yang mengotori pertandingan itulah yang akan terkena sanksi. Wasit semacam itu tidak layak memimpin pertandingan, saya akan protes," katanya.

Sebagai Ketua Pengurus Daerah (Pengda) PSSI Jateng, Sukawi akan berjuang sekuat tenaga agar PSSI menjatuhi sanksi wasit yang berbuat ulah.

Sumber : kompas, dll

kita liat hasilnya....podo gak ambek bos kita....

hem...meleset...sayang sekali....
sebenere sam YS kudu tepak nganteme.hehehehe

lek sampek hukuman PSIS g podo karo kita2 yo pancen ae PPSI, BLI, KOMDIS iku J*NC*K.....

kita diam dulu, lihat siapa yang DOBOL dalam hal ini ...

Terancam Seumur Hidup

Manajer Umum PSIS Yoyok Sukawi terancam tak boleh terlibat di sepak bola Indonesia seumur hidup pascainsiden penyerangan terhadap wasit Sunarjo Joko.

Wakil Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Bernhard Limbong menegaskan, apa yang dilakukan Yoyok masuk kategori luar biasa.Karena itu,secara kasatmata, putra Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip itu bisa terkena skorsing seumur hidup.

’’Sejak awal kami sudah berjanji bahwa siapa pun pelaku anarki akan ditindak. Apa yang terjadi di Semarang itu luar biasa. Idealnya, Pak Yoyok dilarang berkecimpung di sepak bola seumur hidup.Tindakan itu menyiratkan negara tidak lagi memiliki hukum.Wasit tetap diserang, meski sudah diamankan aparat kepolisian.

Sikap seperti itu sangat berani,” ungkap Limbong kepada SINDO kemarin. Komdis mengungkapkan, insiden di Stadion Jatidiri tersebut cenderung dilakukan perseorangan.Namun,bukan berarti klub dan panitia pelaksana (panel) PSIS tidak luput dari vonis Komdis. Karena itu,Komdis masih terus mengumpulkan bukti dan fakta di lapangan.

Menurut Limbong, sebagai lembaga yudikatif, Komdis mengaku tidak mau gegabah dalam memberikan sanksi. ’’Kami memang melihat kejadian itu dilakukan Pak Yoyok,tapi kami akan melihat rekaman pertandingannya. Siapatahuadaofisiallainyang terlibat. Artinya, hukuman juga berlaku bagi klub.Panpel juga harus bertanggung jawab lantaran dianggap lalai.

Yang pasti,hukuman bagi Pak Yoyok paling berat di antara mereka,”ujarnya. Selain menyelidiki tindakan Yoyok, Komdis akan mengkritisi keputusan penalti yang diberikan wasit Sunarjo Joko kepada PSMS Medan. Sebab, tindakan itulah yang memicu Yoyok melakukan tindakan agresif dengan menyerang wasit.

’’Keputusan wasit tidak bisa diubah,meski dia dibunuh sekalipun.Namun,bila masalah muncul dan ingin melakukan protes, kan sudah tersedia salurannya. Konfirmasi kepada mereka tetap dilakukan. Kami juga tidak bisa mengelak, beberapa wasit bertindak nakal. Bila Pak Sunarjo salah, dia bisa didegradasi bahkan dipecat.

Kami akan memublikasikan wasit bermasalah agar mereka jera.Semuanya akan dikaji, termasuk sebelum memutuskan hukuman itu kepada Pak Yoyok,”paparnya. Kecaman atas tindakan Yoyok juga disampaikan Wasit Jimmy Napitupulu.Jimmy mengingatkan sikap agresif klub kadang dipengaruhi faktor lain.

’’Seharusnya mereka bisa menahan diri dan bertindak sesuai kapasitasnya. Insiden ini akan terus berlanjut bila sikap mereka tidak berubah. Mereka harus sadar bahwa kualitas PSIS itu tidak layak bersaing di Liga Super. Mereka sepertinya belum bisa melupakan faktor politis lantaran gagal saat pilkada.

Komdis harus teliti,terutama mengecek orang-orang yang duduk di bench pemain. Mereka itu masuk dalam line upatau tidak,”ujarnya. Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes tak kalah gusar. Nugraha mengaku terkejut dengan sikap agresif Yoyok. ’’Surprise melihat Yoyok bersikap seperti itu.

Yoyok sebelumnya tidak pernah bersikap seperti itu.Namun, tindakan itu tetap tercela. Sikap wasit juga kadang bermasalah. Wasit bisa mengatur skor pertandingan. Mereka semua itu sebenarnya mau apa? Untuk wasit yang bersalah ada tiga hukuman, yaitu diturunkan levelnya, diskorsing, sampai pemecatan,” tandasnya.

Sementara itu,Yoyok siap menerima bentuk sanksi apa pun yang akan dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis ) PSSI menyusul upaya pemukulan yang dilakukannya terhadap wasit saat jeda pertandingan PSIS versus PSMS. ’’Saya siap menerima sanksi apa pun dari Komdis PSSI.Asalkan sanksi itu adil dan tak memihak siapa pun,” tandas Yoyok kepada wartawan kemarin.

’’Namun, saya menginginkan sanksi itu hanya dijatuhkan pada pribadi saya,bukan untuk panpel dan tim PSIS,”ucapnya. Yoyok beralasan, saat kejadian penyerangan, dia menilai panpel sudah bekerja sesuai tugas dan fungsinya. ’’Jadi, jika yang dihukum PSIS dan panpel, pasti saya akan melawan,” tutur pemilik nama lengkap Alamsyah Setyanegara Sukawijaya ini. (Sindo)

jeepunc wrote:

Terancam Seumur Hidup

Manajer Umum PSIS Yoyok Sukawi terancam tak boleh terlibat di sepak bola Indonesia seumur hidup pascainsiden penyerangan terhadap wasit Sunarjo Joko.

Wakil Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Bernhard Limbong menegaskan, apa yang dilakukan Yoyok masuk kategori luar biasa.Karena itu,secara kasatmata, putra Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip itu bisa terkena skorsing seumur hidup.

’’Sejak awal kami sudah berjanji bahwa siapa pun pelaku anarki akan ditindak. Apa yang terjadi di Semarang itu luar biasa. Idealnya, Pak Yoyok dilarang berkecimpung di sepak bola seumur hidup.Tindakan itu menyiratkan negara tidak lagi memiliki hukum.Wasit tetap diserang, meski sudah diamankan aparat kepolisian.

Sikap seperti itu sangat berani,” ungkap Limbong kepada SINDO kemarin. Komdis mengungkapkan, insiden di Stadion Jatidiri tersebut cenderung dilakukan perseorangan.Namun,bukan berarti klub dan panitia pelaksana (panel) PSIS tidak luput dari vonis Komdis. Karena itu,Komdis masih terus mengumpulkan bukti dan fakta di lapangan.

Menurut Limbong, sebagai lembaga yudikatif, Komdis mengaku tidak mau gegabah dalam memberikan sanksi. ’’Kami memang melihat kejadian itu dilakukan Pak Yoyok,tapi kami akan melihat rekaman pertandingannya. Siapatahuadaofisiallainyang terlibat. Artinya, hukuman juga berlaku bagi klub.Panpel juga harus bertanggung jawab lantaran dianggap lalai.

Yang pasti,hukuman bagi Pak Yoyok paling berat di antara mereka,”ujarnya. Selain menyelidiki tindakan Yoyok, Komdis akan mengkritisi keputusan penalti yang diberikan wasit Sunarjo Joko kepada PSMS Medan. Sebab, tindakan itulah yang memicu Yoyok melakukan tindakan agresif dengan menyerang wasit.

’’Keputusan wasit tidak bisa diubah,meski dia dibunuh sekalipun.Namun,bila masalah muncul dan ingin melakukan protes, kan sudah tersedia salurannya. Konfirmasi kepada mereka tetap dilakukan. Kami juga tidak bisa mengelak, beberapa wasit bertindak nakal. Bila Pak Sunarjo salah, dia bisa didegradasi bahkan dipecat.

Kami akan memublikasikan wasit bermasalah agar mereka jera.Semuanya akan dikaji, termasuk sebelum memutuskan hukuman itu kepada Pak Yoyok,”paparnya. Kecaman atas tindakan Yoyok juga disampaikan Wasit Jimmy Napitupulu.Jimmy mengingatkan sikap agresif klub kadang dipengaruhi faktor lain.

’’Seharusnya mereka bisa menahan diri dan bertindak sesuai kapasitasnya. Insiden ini akan terus berlanjut bila sikap mereka tidak berubah. Mereka harus sadar bahwa kualitas PSIS itu tidak layak bersaing di Liga Super. Mereka sepertinya belum bisa melupakan faktor politis lantaran gagal saat pilkada.

Komdis harus teliti,terutama mengecek orang-orang yang duduk di bench pemain. Mereka itu masuk dalam line upatau tidak,”ujarnya. Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes tak kalah gusar. Nugraha mengaku terkejut dengan sikap agresif Yoyok. ’’Surprise melihat Yoyok bersikap seperti itu.

Yoyok sebelumnya tidak pernah bersikap seperti itu.Namun, tindakan itu tetap tercela. Sikap wasit juga kadang bermasalah. Wasit bisa mengatur skor pertandingan. Mereka semua itu sebenarnya mau apa? Untuk wasit yang bersalah ada tiga hukuman, yaitu diturunkan levelnya, diskorsing, sampai pemecatan,” tandasnya.

Sementara itu,Yoyok siap menerima bentuk sanksi apa pun yang akan dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis ) PSSI menyusul upaya pemukulan yang dilakukannya terhadap wasit saat jeda pertandingan PSIS versus PSMS. ’’Saya siap menerima sanksi apa pun dari Komdis PSSI.Asalkan sanksi itu adil dan tak memihak siapa pun,” tandas Yoyok kepada wartawan kemarin.

’’Namun, saya menginginkan sanksi itu hanya dijatuhkan pada pribadi saya,bukan untuk panpel dan tim PSIS,”ucapnya. Yoyok beralasan, saat kejadian penyerangan, dia menilai panpel sudah bekerja sesuai tugas dan fungsinya. ’’Jadi, jika yang dihukum PSIS dan panpel, pasti saya akan melawan,” tutur pemilik nama lengkap Alamsyah Setyanegara Sukawijaya ini. (Sindo)

jangan hanya gusar doang, tapi internal PSSI gak dibenahi

Podo karo arek seng ndek jepang kapan hari

Kita lihat saja hukumane

TUNGGU KELANJUTAN AKSI PSSI TERHADAP PSIS

rey AremaniA Pandaan wrote:

Podo karo arek seng ndek jepang kapan hari

jogoen cangkemmu ...

jeepunc wrote:

kita diam dulu, lihat siapa yang DOBOL dalam hal ini ...

yo opo yo opo tetep ente sing dobol makbol ....

aremania samuraix wrote:

jeepunc wrote:

kita diam dulu, lihat siapa yang DOBOL dalam hal ini ...

yo opo yo opo tetep ente sing dobol makbol ....

ooo wong gendeng .. yokpo amunisine, tak enteni ...

wis tunggu aja keputusan bapak e..

tewur ga..??

iku manajer sing pingin koyok chris john

bener mbak ni...
pingin koyok cris jhon ancene..
pukulane YS wes meh podo antebe mbek Cris Jhon..
sayang sekali pukulane gak kenek...

Dikalahkan PSIS, PSM Serang Wasit di Semarang

Stadion Jatidiri Semarang masih menjadi momok bagi wasit. Jika sebelumnya Manajer Umum PSIS menyerang wasit, kini giliran PSM Makassar mencoba memukul wasit di kandang PSIS tersebut, Minggu (12/10).

Dalam pertandingan yang berakhir 1-0 untuk kemenangan PSIS itu, seorang ofisial "Juku Eja" berusaha memukul wasit Yandri dari DKI Jakarta. Aksi tersebut berlangsung setelah pertandingan kedua tim selesai. Ofisial PSM yang belum diketahui namanya itu berlari mendatangi wasit yang dinilai tidak adil dalam memimpin pertandingan.

Setelah dekat dengan wasit, ia langsung melayangkan pukulan ke arah Yandri yang sedang berjalan menuju ruang ganti. Yandri dapat menghindari bogem mentah dan berbalik memukul dengan tangan kiri sehingga mengenai mulut penyerangnya.

Akibatnya ofisial PSM itu tersebut terkapar di lapangan dan bersimbah darah segar. Korban langsung ditandu ke luar lapangan dan mendapat kawalan polisi. Sejumlah suporter melempari ofisial tersebut tapi polisi melindunginya dengan tameng.

Asisten Pelatih PSM, Hanafing mengatakan, aksi tersebut dilakukan karena banyak keputusan wasit yang dinilai merugikan timnya. "Seharusnya kita mendapat penalti karena pemain kita dilanggar di daerah terlarang tetapi wasit memutuskan itu bukan pelanggaran. Saya kira sistem perwasitan kita perlu dibenahi supaya kejadian ini tidak terulang pada pertandingan-pertandingan berikutnya," katanya.

Penyerangan seperti ini sudah dua kali terjadi di Stadion Jatidiri. Kamis (9/10) lalu, Manajer Umum PSIS, Yoyok Sukawi menyerang wasit Sunarjo Joko (Jember) saat PSIS menjamu PSMS Medan. Yoyok mengaku sengaja menyelewengkan pukulannya sehingga tidak mengenai wasit yang dianggapnya berlaku tidak adil.

Pertandingan antara PSIS dan PSM sendiri berlangsung tegang sejak awal. Pemain kedua tim terlibat aksi saling dorong. Hal itu terjadi saat bek kanan "Mahesa Jenar" Deni Rumba dipepet pemain lawan yang bersikap emosional.

Satu-satunya gol kemenangan PSIS dicetak oleh Onambele Jules Basile pada menit ke-43. Tendangan keras striker Gastan Castano ditepis kiper Samsidar tapi bola bergulir ke arah Basile. Tanpa buang waktu, Basile melepas tembakan keras dari jarak dekat. (Kompas)

tibakno aksine bos ekoyono ditiru karo wong endi2

waduh lek ngono tia[ pergerakane arema dan aremania selalu di contoh yo...
lek seng apik2ae di contoh gpp..awak e oleh pahala
tapi lha lek seng elek2 di contoh...
wduh..ayahab iki...

Goblok kabeh