Sebuah berita yang mencengangkan tampaknya terus mewarnai sanksi ‘cekal’ lima tahun terhadap Emile Bertrand Mbamba. Ternyata, striker Arema asal Kamerun ini, sudah diincar PSSI sejak Liga Indonesia XIII. Puncaknya, saat Arema dikerjai habis-habisan di babak delapan besar oleh wasit Jajat Sudrajat, yang berbuntut pada Tragedi Kediri Membara. Andai ketika itu Mbamba kena kartu merah, hampir pasti dia akan kena sanksi.
‘’Benar. Selesai kompetisi (Ligina XIII), Mbamba memang dikategorikan pemain not recommended. Dasar utama memberian predikat itu, karena kelakuan dia di lapangan,’’ tantas sumber Malang Post, kemarin.
Tak heran kalau selama Superliga bergulir, Mbamba terus mendapat sorotan dari Komisi Disiplin. Salah satunya, Wakil Ketua Komdis, Bernhard Limbong, sampai menganggap perlu datang ke Stadion Kanjuruhan.
Entah secara kebetulan, atau memang sudah ada skenario, pertandingan itu diwarnai kerusuhan. Meski pertandingan sendiri berjalan lancar sampai akhir.
Padahal biasanya anggota Komdis atau wakil dari PSSI, baru akan datang ke sebuah stadion, untuk menyaksikan langsung pertandingan, jika laga itu dianggap berpotensi rusuh. Misal laga derbi, atau yang mempertemukan dua tim musuh bebuyutan.
‘’Itu sudah bagian dari skenario untuk memberikan sanksi. Karena, kalau cuma protes wasit, banyak pemain melakukan. Yang juga aneh, biasanya keputusan komdis disampaikan langsung Ketua Komdis (Hinca Pandjaitan, Red.). Tapi khusus untuk Arema, disampaikan Bernhard, yang memang melihat langsung di lapangan,’’ tegas sumber yang dekat dengan PSSI ini.
Selain itu, sepanjang sejarah, tidak pernah Aremania sampai merusak di kandang mereka. Beberapa kali Arema kalah di Kanjuruhan. Tapi Aremania tetap santun dan tenang.
Berbeda saat lawan PKT. Sepertinya ada ‘sebuah tangan’ yang sengaja memprovokasi Aremania untuk berbuat anarkis. Dampaknya, Arema harus diusir saat menjamu PSMS dan Sriwijaya FC, plus denda Rp 20 juta.
Sementara itu terpisah, Eko Subekti, agen pemain yang membawa Emile Bertrand Mbamba, mengaku prihatin dengan nasib yang diterima pemainnya.
Padahal Eko sempat memanggil Mbamba sebelum Superliga digulirkan. Terutama mengingatkan striker keling ini, agar tidak emosional di lapangan.
‘’Ketika sekarang dia kena sanksi, tidak saja Arema yang rugi, tapi dia sendiri juga tidak bisa meneruskan kariernya di Indonesia. Ini pelajaran berharga untuk pemain asing semuanya,’’ kata Eko.
Sementara itu, pasca sanksi Mbamba turun, manajemen Arema langsung meminta dispensasi ke Badan Liga Indonesia (BLI) agar diberi kesempatan melakukan pergantian pemain asing. Kubu Singo Edan memiliki rencana mencari pengganti Mbamba.
Permohonan itu dibenarkan Joko Driono, Manajer Kompetisi PSSI. Dia menyebut, BLI akan memutuskan mengenai permohonan Arema, dalam satu dua hari ini.
BLI sendiri juga memahami Singo Edan hanya akan mampu memaksimalkan empat pemain asing buntut diskorsingnya Mbamba. Sementara, tim-tim peserta Superliga lainnya tetap dengan menggunakan lima pemain asing seperti yang diatur di Manual Liga.
‘’Dalam satu dua hari ini, BLI akan memutuskan mengenai permohonan Arema atau dispensasi untuk melakukan pergantian pemain asing. Tadi (kemarin, Red), manajemen Arema sudah menyampaikan permohonannya itu kepada kami,’’ terang Joko saat dihubungi Malang Post melalui ponselnya, petang kemarin.
Permohonan tersebut disampaikan kubu Arema setelah melihat Mbamba sangat sulit dapat terbebas dari hukuman skorsing tersebut. Meskipun Arema dan pemain asal Kamerun tersebut masih memiliki kesempatan untuk melakukan banding.
Pelatih Arema, Gusnul Yakin mengisyaratkan, pihaknya tidak akan gegabah menyangkut rekrutmen bomber asing. Pemain asing yang diidamkan tentunya memiliki kualitas bagus dan pekerja keras seperti yang dimiliki Mbamba. Selain itu, pemain tersebut mampu secepatnya beradaptasi dengan karakter permainan Arema dan Suroso dkk.
‘’Kondisi tim saat ini sangat tidak menguntungkan setelah Mbamba kena skorsing. Kalaupun banding, dia tidak akan bisa lepas dari skorsing itu. Kami memang ada rencana pergantian pemain asing, tetapi apakah itu bisa. Itupun, Arema juga harus hati-hati memilih striker asing, kalaupun dibutuhkan sebagai pengganti Mbamba,” terang Gusnul kepada Malang Post, sore kemarin. (mpost)