Manajemen Arema sangat terkejut mendengar tambahan sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dalam sidang di Jakarta kemarin (24/9). Tiga sanksi yang dijatuhkan kemarin dianggap terlalu berat bagi Arema.
Emile Bertrand Mbamba yang selama ini menjadi bomber Arema dikenai sanksi tak boleh beraktivitas di sepak bola Indonesia selama 5 tahun dan denda Rp 50 juta. Alexander Pulalo dikenai denda Rp 25 juta. Sedangkan panpel Arema dikenai sanksi dua laga usiran serta dikenai denda Rp 25 juta.
"Saya sangat terkejut mendengar sanksi tambahan bagi Arema. Saya tak bisa berkomentar banyak untuk saat ini. Termasuk juga langkah-langkah apa yang akan kami lakukan," terang Muhammad Taufan, asisten manajer Arema.
Untuk sementara, lanjutnya, manajemen tim berlogo kepala singa tersebut masih menunggu datangnya surat resmi atau surat tertulis dari komdis. Baru setelah SK komdis dikantongi Arema, manajemen baru bisa menentukan langkah apa yang dilakukannya. Misalnya melakukan banding atau tidak.
Bagi Arema, sanksi jilid kedua ini merupakan tamparan yang cukup keras. Apalagi sebelumnya tim yang didirikan pada 1987 tersebut sudah menerima sanksi yang cukup berat pada sidang komdis jilid satu pada 17 September lalu.
Pada jilid pertama lalu, manajer Ekoyono hartono dikenai skorsing 6 bulan dan denda Rp 30 juta. Selain itu, kiper Kurnia Meiga Hermansyah juga dikenai skorsing 12 tahun dan denda Rp 50 juta. Denda dan sanksi yang diberikan komdis, baik jilid satu ataupun dua tersebut merupakan buntut dari kerusuhan pasca pertandingan Arema versus Bontang PKT pada 13 September lalu.
Mbamba sendiri ketika dikonfirmasi mengenai sanksi hukuman yang diterimanya juga mengaku cukup terkejut. Mantan pemain Victoria Settubal -tim divisi utama Portugal- tersebut mengatakan, dirinya tak menyangka mendapatkan sanksi seberat itu. namun, dia masih belum tahu apakah kabar tersebut benar atau tidak. "Saya masih belum tahu jelas sanksinya. Tapi, dalam sidang komdis tadi (kemarin), saya sudah mengakui kesalahan saya. Dan sudah meminta maaf," aku Mbamba.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukannya ke depan, pemain kelahiran 1981 tersebut tak mau berkomentar banyak. Termasuk apakah dia akan melakukan banding atau lebih memilih untuk bergabung dengan klub di luar Indonesia. "Untuk sementara saya diam saja. Saya masih akan membicarakannya dengan manajemen Arema," ucap Mbamba.
Sedangkan Alex juga cukup kaget dengan denda yang diterimanya. Mantan pemain PSM Makassar tersebut tetap kepada putusannya bahwa dia merasa tak bersalah. "Saya turun ke lapangan karena saya ingin menyalami pemain. Tak ada maksud saya untuk memukul wasit," kata Alex.
Karenanya, dia merasa keberatan dengan denda yang diterimanya. "Waktu sidang, komdis juga tak punya bukti bahwa saya terlibat pemukulan. Tadi (kemarin) yang dibahas hanya Mbamba saja dalam sidang," paparnya.
Selain menajamen, arsitek Arema Gusnul Yakin juga cukup pusing dengan sanksi yang diterima Mbamba. Terutama untuk menghadapi sisa pertandingan Indonesia Super League (ISL) putaran pertama. Apalagi, dalam waktu dekat, Arema akan menghadapi Persela Lamongan pada Sabtu (27/9) lusa. "Mbamba kena skorsing, Komang (I Komang Mariawan) juga terkena akumulasi kartu," keluh Gusnul.
Tak hanya itu, striker asing lainnya yakni Emaleu Serge juga masih belum pada kondisi puncak setelah mengalami operasi pengangkatan lempeng platina pada 21 Agustus lalu.
Pernyataan keberatan juga dilontarkan ketua panpel Arema Muhammad Muklis. Menurutnya, dua laga usiran itu tak adil bagi Arema. Apalagi, panpel sudah berusaha maksimal. Sehingga pertandingan bisa digelar dengan lancar selama 90 menit. (JP)