larangan pakai jilbab

jilbab bisa mencegah dari perbuatan maksiat....

manchunia_Aremania wrote:

chiw wrote:

PERTAMAX ah...

Koyok kaskuser ae

koyok kikiler pisan

marckabanth wrote:

manchunia_Aremania wrote:

chiw wrote:

PERTAMAX ah...

Koyok kaskuser ae

koyok kikiler pisan

opo iku kikiler ??

ngiler ta??

Gag jeLaz!!!

ngemeng epe seh rek...

Ono-ono ae kera-kera iki.....

sijine ngombe avtur sijine henam kera nganal ewag jilbab....




Iki Bhumi AREMA ker, panggone arek2 penuh kreatifitas yang positif....

ian_se wrote:

Ono-ono ae kera-kera iki.....

sijine ngombe avtur sijine henam kera nganal ewag jilbab....




Iki Bhumi AREMA ker, panggone arek2 penuh kreatifitas yang positif....

AREK IKI WES ABSEN DURUNG

.JENENGMU SOPO ALAMAT NDEK ENDI

KARO ID YM

NDANG NGISI NANG THREAT PERKENALAN

ket maeng dikongkon absen,kok gak absen sih....

calie wrote:

ian_se wrote:

Ono-ono ae kera-kera iki.....

sijine ngombe avtur sijine henam kera nganal ewag jilbab....




Iki Bhumi AREMA ker, panggone arek2 penuh kreatifitas yang positif....

AREK IKI WES ABSEN DURUNG

.JENENGMU SOPO ALAMAT NDEK ENDI

KARO ID YM

NDANG NGISI NANG THREAT PERKENALAN

chalie iki ojok kereng2 talah....
delo'en malih kabur are'e

fly_with_me_please wrote:

Ada seorang teman saya, suatu hari terpanggil untuk memakai jilbab. Karena hatinya sudah tetap, dia pun pergilah ke toko muslim di kidulpasar untuk membeli jilbab.

Setelah membeli beberapa pakaian muslim lengkap bersama jilbab dengan berbagai model (maklum teman saya itu stylish sekali), dia pun pulang ke rumah dengan hati suka cita.
Sesampainya di rumah, dengan bangga dia mengenakan jilbabnya. Ketika dia ke luar dari kamarnya, ebes dan memesnya langsung menjerit.Mereka murka bukan main dan meminta agar anaknya segera melepaskan jilbabnya.
Anak itu tentu merasa terpukul sekali...bayangkan : ebes memesnya sendiri menentangnya untuk mengenakan jilbab.Si anak mencoba berpegang teguh pada keputusannya akan tetapi ebes memesnya mengancam akan memutuskan hubungan orang- tua dan anak bila ia berkeras.
Dia tidak akan diaku anak selamanya bila tetap mau menggunakan jilbab. Anak itu menggerung-gerung sejadi-jadinya.Dia merasa menjadi anak yang malang sekali nasibnya.
Tidak berputus asa, dia meminta guru tempatnya bersekolah untuk berbicara dengan orang tuanya. apa yang terjadi ,sang guru pun menolak.
Dia mencoba lagi berbicara dengan ustad dekat rumahnya untuk membujuk orang tuanya agar diizinkan memakai jilbab... hasilnya? Nol besar! Sang ustad juga menolak mentah-mentah.
Belum pernah rasanya anak ini dirundung duka seperti itu. Dia merasa betul2 sendirian di dunia ini. Tak ada seorang pun yang mau mendukung keputusannya untuk memakai jilbab.
Akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan truf terakhir. Dia berkata pada orang tuanya,"ebes dan emes yang saya cintai. Saya tetap akan memakai jilbab ini. Kalau tidak diizinkan juga ayas akan bunuh diri."
Sejenak suasana menjadi hening. Ketegangan mencapai puncaknya dalam keluarga itu. Akhirnya sambil menghela napas panjang, ebesnya berkata dengan lirih,
" Yanto, Yanto ! nek ente kodew yo ga popo gawe 2 o jilbab , lha ente nganal eee yo ora oleh ?"

diwoco temenan dadakno ngateli.

glemboh wrote:

fly_with_me_please wrote:

Ada seorang teman saya, suatu hari terpanggil untuk memakai jilbab. Karena hatinya sudah tetap, dia pun pergilah ke toko muslim di kidulpasar untuk membeli jilbab.

Setelah membeli beberapa pakaian muslim lengkap bersama jilbab dengan berbagai model (maklum teman saya itu stylish sekali), dia pun pulang ke rumah dengan hati suka cita.
Sesampainya di rumah, dengan bangga dia mengenakan jilbabnya. Ketika dia ke luar dari kamarnya, ebes dan memesnya langsung menjerit.Mereka murka bukan main dan meminta agar anaknya segera melepaskan jilbabnya.
Anak itu tentu merasa terpukul sekali...bayangkan : ebes memesnya sendiri menentangnya untuk mengenakan jilbab.Si anak mencoba berpegang teguh pada keputusannya akan tetapi ebes memesnya mengancam akan memutuskan hubungan orang- tua dan anak bila ia berkeras.
Dia tidak akan diaku anak selamanya bila tetap mau menggunakan jilbab. Anak itu menggerung-gerung sejadi-jadinya.Dia merasa menjadi anak yang malang sekali nasibnya.
Tidak berputus asa, dia meminta guru tempatnya bersekolah untuk berbicara dengan orang tuanya. apa yang terjadi ,sang guru pun menolak.
Dia mencoba lagi berbicara dengan ustad dekat rumahnya untuk membujuk orang tuanya agar diizinkan memakai jilbab... hasilnya? Nol besar! Sang ustad juga menolak mentah-mentah.
Belum pernah rasanya anak ini dirundung duka seperti itu. Dia merasa betul2 sendirian di dunia ini. Tak ada seorang pun yang mau mendukung keputusannya untuk memakai jilbab.
Akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan truf terakhir. Dia berkata pada orang tuanya,"ebes dan emes yang saya cintai. Saya tetap akan memakai jilbab ini. Kalau tidak diizinkan juga ayas akan bunuh diri."
Sejenak suasana menjadi hening. Ketegangan mencapai puncaknya dalam keluarga itu. Akhirnya sambil menghela napas panjang, ebesnya berkata dengan lirih,
" Yanto, Yanto ! nek ente kodew yo ga popo gawe 2 o jilbab , lha ente nganal eee yo ora oleh ?"

diwoco temenan dadakno ngateli.

tiwas glemboh terangsang

yanu_aremaniajombang wrote:

glemboh wrote:

fly_with_me_please wrote:

Ada seorang teman saya, suatu hari terpanggil untuk memakai jilbab. Karena hatinya sudah tetap, dia pun pergilah ke toko muslim di kidulpasar untuk membeli jilbab.

Setelah membeli beberapa pakaian muslim lengkap bersama jilbab dengan berbagai model (maklum teman saya itu stylish sekali), dia pun pulang ke rumah dengan hati suka cita.
Sesampainya di rumah, dengan bangga dia mengenakan jilbabnya. Ketika dia ke luar dari kamarnya, ebes dan memesnya langsung menjerit.Mereka murka bukan main dan meminta agar anaknya segera melepaskan jilbabnya.
Anak itu tentu merasa terpukul sekali...bayangkan : ebes memesnya sendiri menentangnya untuk mengenakan jilbab.Si anak mencoba berpegang teguh pada keputusannya akan tetapi ebes memesnya mengancam akan memutuskan hubungan orang- tua dan anak bila ia berkeras.
Dia tidak akan diaku anak selamanya bila tetap mau menggunakan jilbab. Anak itu menggerung-gerung sejadi-jadinya.Dia merasa menjadi anak yang malang sekali nasibnya.
Tidak berputus asa, dia meminta guru tempatnya bersekolah untuk berbicara dengan orang tuanya. apa yang terjadi ,sang guru pun menolak.
Dia mencoba lagi berbicara dengan ustad dekat rumahnya untuk membujuk orang tuanya agar diizinkan memakai jilbab... hasilnya? Nol besar! Sang ustad juga menolak mentah-mentah.
Belum pernah rasanya anak ini dirundung duka seperti itu. Dia merasa betul2 sendirian di dunia ini. Tak ada seorang pun yang mau mendukung keputusannya untuk memakai jilbab.
Akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan truf terakhir. Dia berkata pada orang tuanya,"ebes dan emes yang saya cintai. Saya tetap akan memakai jilbab ini. Kalau tidak diizinkan juga ayas akan bunuh diri."
Sejenak suasana menjadi hening. Ketegangan mencapai puncaknya dalam keluarga itu. Akhirnya sambil menghela napas panjang, ebesnya berkata dengan lirih,
" Yanto, Yanto ! nek ente kodew yo ga popo gawe 2 o jilbab , lha ente nganal eee yo ora oleh ?"

diwoco temenan dadakno ngateli.

tiwas glemboh terangsang

emboh yan.........