Kalaupun dalam pertandingan kemarin, Arema hanya mampu meraih satu poin, pelatih Bambang ‘Banur’ Nurdiansah, sudah mengaku bersyukur. Meski akhirnya Arema menang 2-1 (1-0) atas Persijap di Gelora Bumi Kartini, Jepara.
Bagaimana tidak, pemainnya benar-benar tidak mampu menghilangkan faktor kelelahan akibat perjalanan jauh Malang - Jepara, Rabu (16/7) kemarin.
Mereka harus naik bus selama 10 jam nonstop. Tak heran kalau Arema bermain under performance. Terutama di lini tengah yang dihuni duet keling, Esaia Pello Benson dan Souleymane Traore. Dari sisi stamina, keduanya tidak fit. Benson kena flu dan Souley kelelahan.
‘’Sebenarnya dari sisi strategi, anak-anak sudah bias menjalankan instruksi. Hanya saja, saat kita mau lakukan counter attack, mereka sudah tidak memiliki stamina lagi, karena sudah habis untuk meredam serangan,’’ ujar Bambang ‘Banur’ Nurdiansah, pelatih Arema, usai pertandingan kemarin.
Hanya saja, lantaran mereka bermain dengan jiwa Arema, yang tak kenal menyerah, termasuk sudah bekerja keras untuk meredam seluruh serangan, Arema mampu memenangkan pertandingan. Soal strategi itu sendiri, Banur mengaku jika Arema lebih banyak menunggu. Terutama sampai pemain-pemain Persijap keluar dari daerah pertahanan.
Ketika itulah, Arema seharusnya melakukan counter attack dengan long pass ataupun ke target man. Tapi saat serangan Persijap mampu diredam dan ball position berada di Arema, justru pemain Arema yang tidak punya kekuatan penuh untuk melakukan serangan baik.
‘’Ibarat mesin, mereka sudah kehilangan bensin. Karena itu, saya tidak bisa paksakan anak-anak bermain seperti saat mengalahkan Persita,’’ imbuh pria yang juga penggemar otomotif ini.
Banur juga memberikan sorotan tersendiri terhadap duet stopper Aaron Nguimbat dan Ahmad Jufrianto. Keduanya masih harus meningkatkan lagi komunikasi di lapangan.
Karena beberapa kali benteng pertahanan Arema, dengan mudah ditembus pemain lawan. Beruntung kiper M Yasir, tampil cukup prima.
Tercatat dia lima kali melakukan penyelamatan gemilang. Bola yang seharusnya 99 persen menjadi gol, mampu dimentahkan. Hanya saja, Banur menyangkal jika kemenangan Arema kemarin karena faktor kebetulan. Kemenangan itu, kata pemain yang memulai karier bersama Indonesia Muda ini, dihasilkan dari kerja keras dan strategi permainan.
‘’Gol Zulkifli, meski berbau bunuh diri, tapi sejak awal memang kita setting seperti itu. Setiap pemain sayap memberikan umpang crossing, harus benar-benar keras. Dengan bola keras, kalau tidak terjadi pantulan ke dalam, bias juga justru masuk ke gawang. (Gol) Itu dihasilkan dari sebuah latihan,’’ tandasnya.
Termasuk gol kedua yang dicetak Souleymane Traore. Dalam sebuah umpan set piece, targetman harus bisa memanfaatkan umpan lambung. ‘’Itulah sepak bola. Segalanya bisa saja terjadi. Kami benar-benar bersyukur dan berterima kasih terhadap kerja keras pemain. Inilah Arema. Semoga keberhasilan ini terus berlanjut,’’ demikian Banur, sambil tersenyum. (Mpost)