Stadion Kanjuruhan Dipilih BLI
MALANG - Mania bola Malang tidak perlu resah dulu karena tidak bisa menyaksikan kompetisi selama masa kampanye (16 Maret-5 April). Karena peluang even Indonesia Super League (ISL) dilaksanakan di tengah masa kampanye masih terbuka. Belum ada keputusan final jika kepolisian melarang pertandingan.
Hasil itu tersibak usai digelar manager meeting seluruh pengelola klub dengan Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) di Hotel Sheraton, Surabaya yang berakhir Minggu (15/3) dini hari. Dalam pertemuan tersebut, BLI mengeluarkan solusi agar tidak sampai kompetisi mandek dan berakhir molor. Yakni menempatkan pertandingan di tempat yang tersentral.
Ada tiga zona yang ditunjuk BLI untuk menjadi tempat digelarnya pertandingan selama masa kampanye. Stadion Kanjuruhan termasuk salah satu venue yang dipercaya menggelar laga tersebut. Stadion Kanjuruhan masuk zona A bersama dengan Gelora Delta Sidoarjo, Stadion Brawijaya Kediri, dan Stadion Surajaya Lamongan.
Sedangkan Zona B meliputi Balikpapan, Samarinda, Bontang, Tenggarong. Sedangkan zona C terdiri dari Jepara, Semarang, Bandung dan Jakarta.
"Kalau masalah pertandingan sentralisasi kapan digelar, kita masih menunggu. Karena pihak BLI masih melakukan koordinasi untuk mendapatkan izin dari kepolisian. Tapi yang jelas minggu-minggu ini pasti sudah keluar," kata Muhammad Taufan, asisten manajer Arema siang kemarin.
Sentralisasi pertandingan ini sendiri hanya berlaku pada pertandingan yang mengalami penundaan ketika jadwal kampanye. Sedangkan jadwal kembali normal usai pemilihan legislatif (9/4).
Dengan sistem sentraslisasi ini, imbuh Taufan, semisal di masa kampanye itu jadwalnya Arema berhadapan dengan tuan PSM Makassar, maka laga digelar di Stadion Kanjuruhan. Sebab home base PSM di Stadion Andi Mattalata tidak termasuk kawasan yang ditunjuk BLI. Tetap meskipun bertanding di Stadion Kanjuruhan, tuan rumah tetap PSM dan panpel PSM berhak mendapat kompensasi sebesar Rp 75 juta. Dan BLI juga menanggung seluruh biaya pertandingan.
Dipilihnya sistem sentrasilasi ini merupakan opsi kedua yang disetujui seluruh klub. Sedang opsi pertama adalah kompetisi harus berhenti. Namun jika dipilih opsi pertama, maka kompetisi dipastikan molor dari jadwal yang sudah ditetapkan pada 13 Juni. Dan untuk menentukan juara langsung dipilih puncak klasemen.
Tapi Ketua Umum PSSI Nurdin Halid tidak menghendaki hal itu. Nurdin tidak ingin dengan opsi pertama itu bisa mencoreng muka PSSI di mata Internasional. Sehingga opsi kedua yang dipilih. Tapi dengan catatan para pengurus meminta pertandingan juga harus berhenti sesuai jadwal 13 Juni. Karena itu dilakukan pemadatan jadwal dengan cara sentralisasi pertandingan tersebut. "Saat sentralisasi inilah banyak klub yang menyetujuinya. Karena ada kompensasi bagi klub yang menjadi tuan rumah," ucap Taufan. (yon/abm)